Jumat, 11 April 2008

Israel Adakan Latihan Pertahanan Sipil Terbesar

Jerusalem (ANTARA News) - Israel Kamis menyelesaikan latihan pertahanan sipil terbesar dengan mensimulasikan serangan senjata kimia terhadap sebuah rumah sakit dan mengaku latihan yang berlangsung lima hari itu berjalan baik.

Dalam latihan terakhir, sebuah rumah sakit di kota utara Afula diungsikan selama mensimulasikan serangan senjata kimia, kata seorang jurubicara militer seperti dikutip AFP.

Tindakan itu dimaksudkan sebagai persiapan Israel untuk menghadapi kemungkinan serangan yang melibatkan senjata-senjata konvensional di samping rudal-rudal yang diperlengkapi dengan kimia atau berhulu perang bakteri.

Latihan, yang dimulai sejak Ahad berjalan sangat baik, dan segala sesuatunya berjalan menurut apa yang kami rencanakan. Kami rasa kami akan mendapat banyak masalah," kata jurubicara kementerian pertahanan Shlomo Dror.

Latihan-latihan itu juga ditujukan sebagai persiapan negara Yahudi itu menghadapi kemungkinan serangan-serangan dari Suriah, sekutu milisi Hizbullah Lebanon dari utara, dan gerakan Islam Palestina Hamas dari selatan.

Latihan yang berlangsung di seluruh negeri itu meningkatkan ketegangan-ketegangan dengan negara-negara tetangga Israel seperti Suriah dan Lebanon, namun Israel menegaskan bahwa latihan tersebut hanya dirancang untuk menguji pertahanan sipil mereka.

"Obyek latihan adalah mengecek semua jenis situasi," kata Dror. "Kami mengatakan sebelumnya bahwa jika segala sesuatunya berjalan dengan baik (dalam perang Lebanon 2006) kami tidak akan mengadakan latihan demikian."

Komandan garis depan utara negara Yahudi itu mengatakan, bahwa Israel saat ini telah mempersiapkan dengan lebih baik untuk menghadapi serangan-serangan rudal ketimbang pada saat perang 2006 menghadapi milisi Hizbullah Syi`ah, ketika lebih dari 4.000 roket menghantam wilayah Israel utara.

"Kami saat ini benar-benar berbeda. Tingkat kesiapan mencapai tingkat tertinggi dan setiap orang memahami apa yang akan mereka lakukan," kata Kolonel Yossi Luchy kepada AFP.

Satu penyelidikan resmi mengecam keras kepemimpinan Israel berkaitan gagalnya perlindungan terhadap penduduk sipil selama konflik 34 hari yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang Lebanon. Sebagian besar dari korban adalah warga sipil yang tidak bersalah, dan 160 orang Israel, yang sebagian besar adalah tentara. (*)

China Tolak Permohonan Ketua HAM PBB Kunjungi Tibet

Jenewa (ANTARA News) - China telah menolak permohonan pejabat hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa Bangsa untuk berkunjung ke Tibet, kata jurubicaranya Kamis.

Pada akhir Maret, Komisi Tinggi untuk HAM PBB, Louise Arbour meminta penguasa China untuk mengijinkannya mengunjungi Tibet setelah aksi penumpasan Beijing terhadap para pemrotes di wilayah otonomi itu pada awal bulan ini.

Namun China mengirimkan balasan menolak permintaan tersebut, seraya mengatakan bahwa waktunya tidak tepat, kata jurubicara itu.

Arbour telah mengatakan kepada China bahwa dia ingin mengunjungi Tibet secepat mungkin dalam rangka menyaksikan situasi HAM di sana, kata jurubicara itu sebagaimana dilaporkan Kyodo.(*)

Perjalanan Berat Obor Olimpiade

Oleh Ahmad Wijaya, Kepala Biro ANTARA di Beijing, China

Beijing (ANTARA News) - Kekhawatiran China akan terjadinya gangguan terhadap lari berantai keliling dunia obor Olimpiade 2008, terbukti benar.

Belum juga menempuh separuh perjalanan, obor Olimpiade sudah beberapa kali mendapat gangguan demonstran pro-Tibet. Ketika tiba di London pada 6 April dan di Paris (7/4) obor Olimpiade langsung didera unjuk rasa.

London dan Paris merupakan kota persinggahan obor Olimpiade keempat dan kelima, setelah sebelumnya melintasi Almaty (Kazahktan), Istanbul (Turki) dan St. Petersburg (Rusia) pada 2-5 April.

Perjalanan di tiga kota pertama tersebut aman dari gangguan para demonstran pendukung Dalai Lama dan pro-Tibet, namun ketika obor tiba di London, sejumlah demonstran pro-Tibet telah menunggu yang berupaya ingin menggagalkan perjalanan obor tersebut.

Aksi itu membuat aparat keamanan setempat harus bekerja keras untuk mengamankan perjalanan simbol semangat dan sportivitas olimpiade itu.

Demikian pula ketika obor tiba di Paris, sejumlah demonstran telah menunggu kedatangan obor itu. Mereka tak menyambut suka cita obor Olimpiade, sebaliknya menghalangi perjalanan obor Olimpiade.

Lolos dari sergapan para demosntran di London dan Paris, obor Olimpiade 2008 selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju San Fransico pada 9 April 2008.

Alih-alih mendapat sambutan meriah dari masyarakat San Fransisco, kedatangan obor di Amerika Serikat disambut "caci-maki" pendukung Dalai Lama.

Para demonstran pro-Tibet pun juga melakukan penolakan keras terhadap kedatangan obor itu dan bahkan sejumlah demonstran mencoba memanjat jembatan "Golden Gate" untuk membentangkan spanduk berisikan pembebasan Tibet dari China.

Entah sampai kapan dan dimana obor Olimpiade itu tidak mendapat tentangan dari para demonstran pro-Dalai Lama dan pro-Tibet, padahal perjalanannya masih sangat jauh hingga dimulainya pembukaan Olimpiade 2008 di Beijing tanggal 8 Agustus 2008.

Obor Olimpiade 2008 masih harus singgah di Buenos Aires (Argentina) pada 11 April, Dar es Salaam (Tanzania) pada 13 April, 14 April singgah di Muscat (Oman), di Islamabad (Pakistan) pada 16 April, 17 April melewati New Delh (India), 19 April melewati Bangkok (Thailand), 21 April melewati Kuala Lumpur (Malaysia), 22 April melewati Jakarta (Indonesia), 24 April melewati Canberra (Australia), 26 April melewati Nagano (Jepang), 27 April melewati Seoul (Korsel), 28 April melewati Pyongyang (Korut), 29 April -melewati Ho Chi Minh City (Vietnam).

Pada awal Mei, lentera yang menyimpan api Olimpiade dijadwalkan dibawa ke puncak Mount Everest, jika cuaca memungkinkan. Selanjutnya 2 Mei melewati Hong Kong dan 3 Mei melewati Makao.

Usai dari Makao, pada tanggal 5 Mei-7 Agustus 2008, obor akan mengelilingi sejumlah provinsi, kotamadya, dan wilayah otonomi di China, termasuk Tibet, dan pada tanggal 8 Agustus dijadwalkan tiba di Stadion Sarang Burung, tempat upacara pembukaan Olimpiade Beijing.

Kementrian Luar Negeri (Kemlu) China mengutuk upaya menggagalkan pelaksanaan lari berantai obor Olimpiade 2008 oleh sekelompok separatisme pro-Tibet ketika berada di Inggris dan Prancis.

"Tindakan tercela tersebut melanggar semangat Olimpiade dan menantang seluruh masyarakat dunia yang mencintai Olimpiade," kata Juru Bicara Kemlu China Jiang Yu.

Menurutnya, Olimpiade 2008 di Beijing adalah merupakan kegiatan olahraga bersama bagi masyarakat dan atlet dunia.

Demikian pula obor Olimpiade yang diarak keliling ke sejumlah negara adalah diperuntukkan bagi masyarakat yang ada di dunia.

Meskipun mendapat tekanan saat obor tiba di London dan Inggris, ia mengatakan menyatakan terima kasih atas sambutan sebagian besar masyarakat di kedua kota itu, sehingga obor yang dibawa lari berantai bisa menyelesaikan dengan aman.

"Sambutan hangat disampaikan oleh publik Inggris dan Perancis, sehingga obor Olimpiade dapat selesai sesuai rencana di kedua kota itu dengan aman," kata Jiang Yu.

Meskipun mendapat tekanan dan protes bertubi-tubi dari para demonstran pro-Tibet, ia yakin bahwa tak ada seorangpun mampu menghalangi semangat Olimpiade.

Selain itu juga tidak ada yang mampu menghalangi konsep "perdamaian, persahabatan dan kemajuan" yang dibawakan oleh misi obor Olimpiade.

Jamin Aman

Kekhawatiran paling memuncak apakah obor Olimpiade tidak mendapat gangguan berat dari demonstran adalah ketika tiba di Lhasa, ibukota Tibet.

Sejumlah pihak memperkirakan obor akan mendapat "gelombang protes berat" dari demonstran pro-Dalai Lama ketika obor singgah di Tibet.

Namun demikian Pemerintah Wilayah Otonomi Tibet menjamin dan memastikan obor Olimpiade akan melewati Lhasa dengan aman, bebas dari gangguan para demonstran.

"Jalur yang telah disiapkan juga tidak berubah berubah, sekalipun kemungkinan akan banyak demonstran yang akan mengganggu," kata Kepala Pemerintahan Wilayah Otonomi Tibet Qianba Puncog.

Ia menyadari bahwa perjalanan obor Olimpiade di Tibet akan banyak mendapat tekanan dari masyarakat yang pro-Dalai Lama seperti halnya yang telah terjadi di Inggris dan Prancis.

Namun, ia yakin sebagian besar masyarakat Tibet akan menyambut dengan baik kedatangan obor Olimpiade ketika tiba di Lhasa.

"Saya tidak ragu kalau obor Olimpiade yang akan melintasi Lhasa nanti akan berjalan dengan aman dan sukses," kata Puncog.

Seandainya nanti terjadi unjuk rasa yang mengarah anarki, Puncog tidak segan-segan akan melakukan perlawanan demi menjamin kelancaran perjalanan obor.

"Kita tidak akan ragu untuk melawan siapapun yang ingin menghalangi perjalanan obor Olimpiade. Tapi saya berharap agar masyarakat Tibet bisa menyambut kedatangan obor dengan baik dan suka cita," katanya.

Pemerintah China juga optimis masalah Tibet akan dapat diselesaikan secara damai.

"Upaya dialog antara pemerintah pusat dengan Dalai Lama tetap diupayakan. Kita tetap membuka pintu dialog," kata Wakil Menteri Persatuan Bidang Kerja Komite Sentral Partai Komunis China Si Ta.

Perdana Menteri Wen Jiabao pun dalam beberapa kesempatan mengemukakan pemerintah pusat tetap membuka pintu dialog dengan Dalai Lama.

"Kita tetap berupaya menjaga hubungan dengan Dalai Lama dan berupaya mencari penyelesaian terbaik soal Tibet," katanya.

Meskipun demikian, katanya, upaya dialog membangun tidak akan berhasil bila Dalai Lama belum mau mengubah keinginannya selama ini.

"Dalai harus menghentikan dahulu segala bentuk kekerasan dan upaya pemisahan diri dari China daratan. Ini adalah prasyarat utama untuk melakukan dialog. Ia juga harus menghentikan unjuk rasa menentang Olimpiade," kata Si Ta.

Hal senada juga diungkapkan Jurubicara Kementerian Luar Negeri Cina Jiang Yu. JIan Yu mengatakan, "Pemerintah pusat selalu terbuka untuk melakukan dialog dengan Dalai Lama, asalkan ia bersedia menghentikan kegiatannya selama ini, termasuk dalam upaya menggagalkan Olimpiade."

Ia mengatakan, sejak dahulu, pemerintah pusat selalu terbuka dan ingin bertemu untuk membahas dan membicarakan berbagai upaya membangun Tibet.

Sikap pemerintah, katanya, sudah sangat jelas bahwa Tibet merupakan bagian tak terpisahkan dari China.

Amien Rais : Pemerintahan SBY, Broken Government


JAKARTA, JUMAT - Kritikan kembali disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Mantan Ketua MPR Amien Rais terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam orasi kebangsaannya di hadapan peserta Temu Wicara Mahkamah Konstitusi (MK)-PAN, di Hotel Sulthan, Jakarta, Jumat (11/4), Amien menyebut pemerintahan SBY sebagai broken government atau pemerintahan yang rapuh. "Pemerintahan SBY sudah sampai ke tahapan broken givernment. Ibaratnya broken home itu'kan suami, istri, anak, cucu atau mungkin ponakan yang ada di satu rumah sudah tidak ada koordinasi, carut marut, kacau balau. Tidak ada yang menyantuni anaknya, sekolah anaknya terlantar, bapak ibunya nggak pernah ketemu. Itulah kondisi negara kita. Lihat yang kasat mata saja, infrakstruktur ekonomi hancur, jalan rusak, lintas Sumatera terputus," paparnya.

Banyaknya masalah yang menerpa bangsa, seperti masalah kelangkaan bahan bakar dan kenaikan harga bahan pokok, membuat pimpinan bangsa kehilangan fokus dan tidak tahu apa yang akan dilakukan. Kata Amien, yang terparah adalah hilangnya jati diri bangsa. "Saya bertanya-tanya kenapa yang dilakukan untuk memperbaiki bangsa selalu gagal dengan cara yang sama? Saya tanya ke Menteri Pendidikan Nasional dari PAN Bambang Soedibyo, kenapa pemerintah terutama departemenmu setiap tahun konsisten melanggar konstitusi? Anggaran pendidikan yang seharusnya 20 persen dari APBN, tahun ini saja hanya 8,5 persen. Jawabannya, karena nggak ada uang. Tanya ke Menkes Siti Fadilah Supari, menanggulang flu burung kok dananya kecil, kaya main-main. Jawabannya, karena nggak ada uang. Coba Anda tanya juga ke SBY-JK, jawabannya pasti tidak ada uang," ujar Amien lagi.

Melihat kondisi negara saat ini, Amien mengakui emosi. Dalam orasinya, ia beberapa kali menyebut kata "tolol" dan "goblok". Menurutnya, bangsa Indonesia sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. (ING)