Sabtu, 08 November 2008

Ralat Undangan.



Assalamu'alaikum Wr.Wbr.

Dengan permintaan ma'af yang sebesar-besarnya undangan Reuni Ikatan Keluarga 872 yang semula akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 16 Nopember 2008,pukul 09.00,kita ralat menjadi hari Minggu,tanggal 11 Januari 2009, pukul 08.00,tempat Kesatrian Grup " C " Paspampres Lawang Gintung Bogor.
Atas pengertian dan perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wbr.

Amrozi Kecewa Masuk Sorga


Setelah benar-benar dieksekusi ternyata Amrozi betul-betul masuk sorga. Betapa girang hatinya karena membayangkan akan segera bertemu para bidadari. Namun, ketika berada di dalam sorga keadaan begitu sepi, lengang, tak ada siapapun. Ia juga berusaha mencari-cari di mana para bidadari yang dijanjikan ada di dalam sorga itu. Setelah berputar-putar mengelilingi semua sudut sorga, akhirnya Amrozi kelelahan dan putus asa. Akhirnya ia putuskan untuk bertanya kepada malaikat.

Amrozi: Siang Om Malaikat, di mana ya penduduk sorga yang lain? Dimana para bidadari?

Malaikat: Wah, Anda telat Bang Amrozi, mereka semua sudah pada berpesta, di sana tuh, di ruangan yang tertutup. Anda sih telat matinya, mau dieksekusi aja pakai mbulet-mbulet segala. Kalau mau gabung langsung aja masuk ruangan itu.

Maka masuklah amrozi ke ruangan tertutup itu. Musik menghentak dan lampu berkedap-kedip warna-warni, seperti di sebuah diskotek di dunia. Amrozi tersenyum-senyum riang melihat para bidadari itu menari. Tapi, Amrozi juga heran dia tak menemui teman-teman seperjuangannya sesama teroris. Dr. Azhari juga tak ada. Malah ia melihat orang-orang gila seperti Marx, Lenin, Stalin, Hitler, Mao. Di sana juga tampak Pramoedya Ananta Toer, Tan malaka, Juga Soekarno. Wah, pasti ada yang salah, pikirnya.

Maka buru-buru ia keluar mencari malaikat penjaga. Ia mau protes!

Amrozi: Wah, Om Malaikat. Ini pasti ada yang salah. Kenapa di dalam sorga malah ada orang-orang kafir quraisy, para komunis gila. Teman-teman jihad saya malah nggak ada. Gimana ini, pasti Tuhan salah memasukkan orang-orang ini!

Malaikat: Hush! Jaga mulutmu Amrozi. Jangan menyalahkan Tuhan. Sorga ini milik Tuhan, suka-suka Dia-lah mau memasukkan siapa. Emang siapa sih lu nyalah-nyalahkan Tuhan. Sudah untung kamu dimasukkan Tuhan ke sorga. Sebenarnya Tuhan nggak mau masukkan kamu ke sini. Karena kasihan saja kamu dimasukkan ke sini, nggak tega lihat kamu cengar-cengir di Nusakambangan.

Amrozi: Wah, kalau begini caranya nggak mau saya masuk sorga. Untuk apa saya di sorga sama orang-orang gila ini. Saya mau kumpul bersama teman-teman saya saja. Saya juga kecewa sudah capek-capek jihad, hanya begini dapatnya. Di mana teman-temanku.

Malaikat: Ya sudah, kalau maumu itu, sana keluar. Teman-temanmu ada di neraka, mereka lagi ngursusin penduduk neraka merakit bom. Katanya meraka mau bikin bom yang belum pernah ada di dunia. Mereka akan mengebom sorga, katanya.

Maka sambil nyengir Amrozi ngeloyor pergi. "Awas, jika nanti bomku jadi. Kamu yang pertama kali aku bom!" ancamnya kepada malaikat.

Tapi malaikat hanya tersenyum mengejek: "Emang gue pikirin."

Barack Obama Tak Sabar Atasi Krisis Amerika


CHICAGO - Barack Hussein Obama baru resmi menjabat presiden AS delapan minggu mendatang. Meski demikian, alumnus SDN Menteng 01, Jakarta Pusat, itu sudah tak sabar dan ingin segera bertindak untuk mengatasi krisis ekonomi yang tengah melanda negaranya. Obama juga mengungkapkan ketidaksabarannya untuk segera memenuhi ''janji kampanye paling penting", yakni anjing buat dua putrinya, Sasha, 7, dan Malia, 10.

Dalam konferensi pers pertama sejak perayaan kemenangannya kemarin (8/11), Obama menegaskan dirinya berupaya mendapatkan stimulus ekonomi dari Kongres, bahkan sebelum dirinya secara resmi menempati kantornya. ''Kita tengah menghadapi tantangan ekonomi terbesar seumur hidup kita. Kita harus bertindak sesegera mungkin untuk menyelesaikannya,'' tegas Obama yang didampingi wakil presiden terpilih Joseph Biden serta tim penasihat ekonomi, antara lain, mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers dan mantan Gubernur Bank Sentral AS Paul Volcker.

Acara jumpa pers Obama kemarin dilaksanakan di Hilton Chicago di kawasan Michigan Avenue. Hotel tersebut berseberangan dengan Grant Park, tempat pidato kemenangan Obama pada 4 November lalu. Jawa Pos yang hadir dalam acara tersebut menyaksikan, Obama mendapat pengawalan superketat. Aparat, baik yang berseragam atau tidak, memeriksa taman kota di seberang gedung beberapa jam sebelum Obama datang. Mereka membawa anjing pelacak.

Sebagian besar polisi berjaga di blok Hotel Hilton. Mereka menghentikan pejalan kaki yang lewat. Siang itu, pejalan kaki tak bisa langsung berjalan di blok hotel. Mereka harus memutari blok itu. Sedangkan di sudut-sudut jalan tak jauh dari hotel itu, warga berkerumun. Sebagian besar membawa kamera. ''Siapa tahu, Presiden Obama muncul dan melambai,'' ujar Shane, salah seorang warga.

Obama yang kemarin mengenakan jas resmi dan dasi bintik-bintik biru muda tidak banyak mengungkapkan poin-poin strategis. Selama kurang lebih 20 menit jumpa pers, dia tidak mengumumkan kebijakan baru atau mengungkapkan siapa saja yang bakal menempati kabinetnya. Obama memilih menyampaikan pidato untuk menenangkan rakyat Amerika. ''Kita telah kehilangan hampir 1,2 juta lapangan pekerjaan pada tahun ini dan lebih dari 10 juta warga Amerika kini menjadi pengangguran. Puluhan juta keluarga kini berjuang menemukan cara bagaimana membayar tagihan-tagihan dan agar dapat tetap bertahan di rumah-rumah mereka. Kisah-kisah mereka adalah peringatan yang mendesak bahwa kita tengah menghadapi tantangan ekonomi terbesar seumur hidup kita,'' ujarnya.

Di luar tema ekonomi, Obama menolak mengungkapkan responsnya atas surat ucapan selamat Presiden Iran Ahmadinejad. "Saya ingin berhati-hati dan memberikan sinyal yang tepat kepada dunia bahwa saya belum menjadi presiden hingga 20 Januari," tegasnya. Selama Bush masih menjadi presiden, Obama menegaskan masih akan berdiri di belakang.

Putra seorang ilmuwan muslim Kenya itu mengawali konferensi persnya dengan membicarakan hal-hal ringan. Senator Illinois itu sempat berkelakar soal sulitnya mencarikan anjing untuk putrinya. "Kami memiliki isu tertinggi dalam masa transisi ini, yaitu jenis anjing peliharaan apa yang akan saya dan istri saya berikan kepada putri-putri kami saat pindah ke Gedung Putih nanti," ujarnya sambil tersenyum. Obama mengaku sangat peduli terhadap masalah itu karena putri sulungnya, Malia, menderita alergi. . "Kami mulai berpikir untuk memilih (anjing) Mutt seperti saya," katanya.

Anjing jenis mutt adalah jenis anjing yang dikembangbiakkan dari banyak keturunan, sama seperti Obama yang latar belakang kehidupan pribadinya beragam. Lahir dari perkawinan campur Kenya-Amerika, Obama yang berkulit hitam sempat merasakan kehidupan di beberapa negara. Salah satunya Indonesia, saat dia masih sekolah dasar. Pencarian anjing itu menjadi lebih sulit, karena keluarga Obama menghendaki anjing yang berasal dari tempat penampungan hewan.

Topik tentang anjing ini menjadi menarik untuk dibicarakan. Berpijak dari topik itu, sebagian analis politik AS yakin, Gedung Putih akan lebih banyak membicarakan ras. Bahkan, jauh lebih banyak dibanding pemerintahan presiden-presiden sebelumnya. Tapi, tentunya, bukan pembicaraan yang negatif, karena selama hidupnya, Obama kental bersahabat dengan banyak ras dan suku bangsa.

Melanjutkan guyonnya, untuk persiapan tugasnya sebagai presiden, Obama mengaku telah berbicara dengan seluruh mantan presiden AS, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Dia juga membaca-baca kembali beberapa tulisan pahlawan politik yang dikaguminya, mantan Presiden AS Abraham Lincoln. Namun sore harinya, Obama segera meralat pernyataan itu karena terkesan menyinggung Nancy Reagan, istri Presiden Ronald Reagan.

Obama memulai hari ketiga sebagai presiden terpilih dengan menghadiri pertemuan guru dan orang tua murid di sekolah dua putrinya bersama istrinya, Michelle. Aktivitas tersebut memperlihatkan betapa first family tersebut akan menjadi yang termuda sepanjang beberapa dekade ini.

DPR Minta KPU Benahi Koordinasi Internal

JAKARTA - Carut-marut kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga saat ini menyebabkan komisi bidang pemerintahan dalam negeri DPR prihatin. Wakil Ketua Komisi II Ida Fauziah menganggap koordinasi internal antaranggota KPU-lah yang menjadi pangkal masalah.

"Masih ada waktu, perbaiki dulu kondisi internal," kata Ida saat dihubungi di Bandung kemarin (8/11). Dia menilai, ada koordinasi yang terputus antaranggota KPU sehingga kinerja para penyelenggara pemilu itu secara kelembagaan tak efektif.

Indikasi terakhir yang sangat mencolok, menurut Ida, adalah kekosongan Kantor KPU yang ditinggal para anggotanya. "Itu tidak boleh terjadi lagi," tegas politisi perempuan asal PKB itu. Sebab, tantangan yang dihadapi KPU makin hari makin berat.

Pada 4 November lalu, Kantor KPU memang sempat melompong. Selain tiga anggotanya -Andi Nurpati, Abdul Aziz, dan Sri Nuryanti- ke Amerika Serikat, Ketua KPU Abdul Hafiz juga ada di luar negeri selama 10 hari sejak awal bulan. Pokja Pencalonan Legislatif Endang Sulastri pun hingga kemarin tidak berada di tempat karena melakukan sosialisasi di Den Haag, Belanda.

Pada hari itu, dua anggota yang tersisa, Syamsul Bahri dan I Gusti Putu Artha, juga berada di luar kota. Meski kini sudah berada di Jakarta, keduanya hampir dipastikan tak akan bisa berbuat banyak menyelesaikan masalah yang makin menumpuk di KPU. Sebab, setiap keputusan yang diambil harus bersifat kolegial.

Ida berharap, kode etik KPU yang diresmikan Jumat lalu (7/11) dapat menjadi solusi atas masalah yang terjadi di KPU. "Meski telat, aturan main itu dapat dijadikan landasan menindak anggota yang dianggap melanggar kode etik," ujarnya.

Dalam kode etik KPU diatur pembentukan dewan kehormatan yang bisa diusulkan apabila terjadi pelanggaran. Lembaga ad hoc yang beranggota tiga orang KPU dan dua orang dari luar itulah yang memiliki kewenangan memberikan sanksi. Mulai peringatan lisan, peringatan tertulis, hingga pemberhentian.

Secara terpisah, pengamat pemilu Ray Rangkuti menilai pengesahan kode etik KPU dan Bawaslu itu sudah sangat terlambat. Sesuai ketentuan UU Penyelenggara Pemilu, seharusnya kode etik dibuat selambat-lambatnya tiga bulan setelah Bawaslu terbentuk. Karena Bawaslu dilantik April, seharusnya Juli kode etik sudah diselesaikan. "Keterlambatan itu sendiri merupakan pelanggaran KPU dan Bawaslu," kata Ray.

Sudah terlambat, isinya pun mengecewakan. Menurut Ray, Bawaslu tidak mampu memberikan kontrol yang ketat atas pelanggaran yang dilakukan KPU. Di dalamnya, sama sekali tidak ditetapkan mekanisme sanksi atau tata cara pengunduran diri anggota KPU yang bermasalah. "Pada akhirnya, kode etik ini memang didesain untuk tidak efektif," tandasnya.

Amnesti Internasional Sesalkan Eksekusi Amrozi Cs


London, CyberNews. Amnesti Internasional berharap eksekusi mati terhadap ketiga pengikut Islam garis keras yang telah dihukum karena terlibat dalam Bom Bali 2002 menjadi yang terakhir kali bagi Indonesia.

Amnesti Internasional, kelompok hak asasi manusia internasional yang bermarkas di London, mengutuk kejahatan ketiga orang itu tetapi menyebut eksekusi mati mereka merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Para pembom, Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudra, telah dieksekusi oleh satu regu tembak pada Minggu sekitar 00.15 WIB (Sabtu 17.15) karena serangan yang ditargetkan pada klab malam di pulau Bali yang menewaskan 160 lebih orang asing dan juga 38 warga Indonesia.

Amnesti mengatakan, eksekusi terhadap tiga orang yang dikenal secara kolektif sebagai pelaku Bom Bali hendaknya menjadi terakhir kali pemerintah Indonesia menggunakan hukuman mati.

Direktur Asia-Pasifik Amnesti Internasion Sam Zarifi, mengatakan ketiga orang itu memang "telah melakukan kekejaman yang mengerikan" tetapi "dengan meneruskan putaran kekerasan melalui pembunuhan yang disetujui negara adalah membalas pelanggaran hak asasi manusia dengan pelanggaran (HAM) lagi.

Amnesti Internasional menyampaikan simpatinya pada korban kekerasan itu dan orang-orang yang mereka cintai yang menderita kehilangan besar.

Organisasi ini mengakui perlunya semua orang yang melakukan kejahatan untuk dibawa ke pengadilan tapi menunjukkan bahwa tidak ada bukti jelas bahwa hukuman mati merupakan alat pencegahan yang efektif.

Kubu McCain dan Palin Ribut


BOSTON, KOMPAS - Ribut merebak antara kubu John McCain dan Sarah Palin. Media AS, termasuk televisi Fox dan CNN, hari Kamis (6/11) memberitakan, penyebab pertikaian antara kubu calon presiden dan wakil presiden dari Partai Republik ini antara lain Palin tidak paham bahwa Afrika adalah sebuah benua.

Palin bereaksi atas semua itu. ”Saya kecewa dengan media-media besar AS. Begitu gampang memunculkan berita, yang seharusnya dikonfirmasikan lebih dulu,” kata Palin saat mendarat di Anchorage, Alaska, Rabu malam.

Menurut The Canadian Press, Palin tidak tahu bahwa Afrika itu sebuah benua. Palin bahkan mengira Afrika adalah sebuah negara dan Afrika Selatan adalah bagian dari satu negara Afrika. Isu ini beredar di televisi Fox.

”Itu benar-benar merupakan ulah dari orang yang berpikiran sempit. Saya tidak mau berkomentar soal itu, hingga saya tahu siapa yang membocorkannya,” kata Palin kepada Fox.

Juga disebutkan, Palin tidak tahu negara mana saja yang menjadi anggota Area Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). NAFTA adalah area perdagangan bebas yang beranggotakan Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

Kubu McCain menuduh The New York Times sebagai sumber dari semua informasi itu.

Setelah kalah dalam pemilu 4 November, tak satu pun pihak McCain yang mau berhubungan lagi dengan kubu Palin. Ketika sudah mengetahui kekalahan, muncul ketegangan antara kubu McCain dan Palin. Palin ingin berpidato sebelum giliran McCain mengaku kalah sekaligus menghibur para pendukung. Namun itu ditolak oleh kubu McCain, dengan alasan tidak tepat.

Hari-hari terakhir kampanye, hubungan kubu McCain dan Palin makin tegang. Kejengkelan makin memuncak ketika Palin tertipu dan menerima telepon dari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Minggu. Ternyata si penelepon adalah Sarkozy palsu alias pelawak Kanada bernama Sebastian Trudel Audette. ”Istri saya (Carla Bruni) mengagumi Anda,” kata Audette, yang dijawab Sarah Palin dengan mengatakan, ”Kirim peluk cium saya untuknya.”

Steve Schmidt, ahli strategi McCain, langsung mengadakan pertemuan dan menegaskan, ”Tidak boleh ada yang menyetujui percakapan telepon dari pihak luar dengan Palin tanpa sepengetahuan kubu McCain.”

Orang kepercayaan Palin, Steve Biegun, menyatakan sangat bersalah karena dia menyetujui percakapan itu tanpa memeriksa lebih dalam siapa si penelepon.

Kubu McCain juga jengkel setelah wawancara yang menghebohkan antara Palin dan Katie Couric dari televisi CBS pada 24 September. Pada wawancara itu, Palin mengatakan paham soal kebijakan luar negeri. Alasannya, dia bertetangga dengan Kanada, bahkan Rusia bisa dia lihat dari rumahnya di Alaska. Wawancara ini membuat pamor McCain-Palin hancur.

Setelah wawancara itu, kubu McCain mengatakan jengkel karena Palin tidak mau diberi saran sebelum wawancara dengan CBS berlangsung. Padahal, pemberian saran itu penting karena kubu McCain sudah kecewa karena Palin tidak tahu Afrika. Setelah terpukul dengan wawancara itu, Palin dikabarkan malah melempar kesalahan dengan menuduh kubu McCain tidak memberi masukan yang memadai.

Tuduhan boros

Tuduhan lain yang menyebar adalah Palin sangat boros menghabiskan uang milik Komite Kampanye Partai Republik. Di sebuah toko terkenal di AS, Palin pernah menghabiskan 150.000 dollar AS dalam sehari untuk membeli baju. Padahal, untuk urusan pakaian dan penampilan, kubu McCain sudah mempersiapkan segalanya. Namun, Palin dikabarkan tidak suka diatur soal pakaian dan penampilan.

The Los Angeles Times memberitakan, suami dan anak-anak Palin juga memanfaatkan uang Republik untuk membeli tas merek Louis Vuitton dan sepatu bermerek serta berharga mahal untuk suaminya. Kepada Newsweek, kubu McCain mengatakan barang-barang keperluan pribadi untuk keluarga Palin itu dibelikan donor pengagum Palin.

Atas ulahnya itu, Palin dijadikan kambing hitam sebagai salah satu penyebab kekalahan Republik. ”Saya mengagumi McCain, hubungan kami tetap baik. Namun, jika saya telah menyebabkan kekalahan, saya meminta maaf,” kata Palin.

Dia mengatakan, ”Saya baik- baik saja. Tidak ada rasa sakit hati dan kecewa. Ini politik, ada hal- hal sulit sekaligus menyenangkan, tetapi semuanya baik-baik saja,” kata Palin kepada wartawan di Anchorage.

Amrozi Dieksekusi, Australia Rilis Travel Warning Baru


Sydney - Australia mengeluarkan travel warning baru menyusul eksekusi Amrozi Cs. Australia mengatakan eksekusi ini tidak dirayakan secara berlebihan.

"Ini bukan hari yang bisa kita isi dengan kegembiraan dan perayaan," ujar Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith seperti dilansir Reuters, Minggu (9/11/2008).

"Kita melanjutkan dari informasi yang kredibel bahwa mungkin saja teroris merencanakan serangan di Indonesia," kata Smith.

Travel warning itu dikeluarkan karena siswa sekolah menengah (schoolies) yang sedang berlibur mungkin berpikir untuk berwisata ke Indonesia selama enam minggu. Dia menyarankan WN Australia menghindari pantai, bar, dan pusat-pusat perbelanjaan.

"Kita khawatir para pendukung pelaku bom Bali itu mengadakan demonstrasi atau balas dendam," ujar dia seperti dilansir dari Sydney Morning Herald.

Smith menambahkan secara personal dia merasa jijik dengan apa yang dilakukan Amrozi Cs, namun pemerintah Australia cukup legawa bahwa akhirnya ketiga pengebom Bali I itu menghadapi eksekusi mati.

Sementara Perdana Menteri (PM) Australia Kevin Rudd memikirkan nasib korban.

"Hidup mereka telah hancur. Kehidupan mereka telah berubah total oleh pembunuhan itu," ujar Rudd.

Australia sebelumnya telah mengeluarkan travel warning menjelang eksekusi Amrozi cs pada 24 Oktober 2008 lalu.

Amrozi cs dieksekusi karena melakukan serangan bom Bali I 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga negara Australia

Jumat, 07 November 2008

Ekskusi Amrozi Cs Tinggal Masalah Teknis

JAKARTA, JUMAT - Tiga orang tersangka kasus Bom Bali I telah lama divonis mati. Eksekusi Amrozi cs pun telah diumumkan bakal dilakukan awal November ini. Namun hingga, Jumat (7/11) ini mereka belum juga dihadapkan pada regu tembak.
"Kita masih ada masalah teknis," kata Wakil Jaksa Agung, Muchtar Arifin, Jumat (7/1), di Jakarta. Muchtar Arifin mengatakan, masih ada masalah terkait dengan belum dilaksanakannya ekskusi.
Sayang, Muchtar tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai masalah teknis apa yang menyebabkan waktu eksekusi mereka itu menjadi tak jelas. Namun, yang jelas masalah teknis tidak terkait dengan masalah hukum terhadap vonis tersebut.
"Kalau kasusnya sudah closed (ditutup), Kalau ada usaha-usaha lainnya tidak akan berpengaruh," tegas Muchtar. Masalah hukum mengenai Amrozi, Ali Gufron dan Imam Samudra terkait dengan vonis mati tersebut sudah ditutup.
Tidak ada lagi upaya-upaya untuk menyelamatkan mereka dari vonis tersebut. Jadi, tunggu saja eksekusi tersebut dilakukan apakah lusa, besok, atau malam ini.

Ralat Undangan.


Assalamu'alaikum Wr.Wbr.

Dengan permintaan ma'af yang sebesar-besarnya undangan Reuni Ikatan Keluarga 872 yang semula akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 16 Nopember 2008,pukul 09.00,kita ralat menjadi hari Minggu,tanggal 11 Januari 2009, pukul 08.00,tempat Kesatrian Grup " C " Paspampres Lawang Gintung Bogor.
Atas pengertian dan perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wbr.