Sabtu, 08 Agustus 2009

Akhir Drama Warga Malaysia Noordin M.Top


Sekitar 5-6 jam yang lalu saya telah menyampaikan selamat kepada segenap aparat keamanan Indonesian, khususnya Kepolisian dan Densus 88. Sejak awal penyergapan kelompok teroris warga Malaysia Noordin M.Top sekitar 18 jam yang lalu, telah terlihat jelas pola penyergapan yang merupakan eksekusi di tempat karena resiko aksi meledakan diri sendiri dengan bom yang akan dilakukan Noordin M.Top dengan tujuan menjadi contoh martir ataupun tetap menghidupkan semangat pembenaran aksi bom bunuh diri.

Suatu hal yang membanggakan adalah bahwa sukses besar Densus 88 terletak pada pendadakan penyergapan yang mampu meminimalkan resiko korban dari masyarakat sipil di sekitar lokasi penyergapan. Hal ini besar kemungkinan juga tidak terdeteksi oleh Noordin M.Top sendiri, sehingga Noordin tidak siap dengan pertunjukan bom bunuh diri. Lain ceritanya apabila ternyata Noordin tidak memiliki nyali untuk meledakan diri sendiri seperti pelaku bom Marriot dan Ritz Carlton (Dani dan Nana). Faktor pendadakan yang begitu cepat paska penyelidikan kasus bom Marriot dan Ritz Kuningan dan waktu penyergapan yang tepat merupakan faktor penting yang menyebabkan penyergapan berjalan relatif dibawah kendali operasi lapangan Densus 88.


Ketidaksiapan Noordin M.Top yang hanya membawa senjata genggam dan kemungkinan seperangkat sistem peledak karena sedang dalam posisi koordinasi dan kunjungan sekaligus dalam rangka pelarian dan mencari perlindungan, membuat Noordin terpojok sedemikian rupa dan tertembak beberapa kali saat bersembunyi di kamar mandi. Tidak terjadinya aksi heroik/atraktif berupa peledakan diri sendiri diperkirakan karena memang tidak ada rencana tersebut dan Noordin sudah terpojok.

Beberapa jam awal penyergapan, kekhawatiran saya adalah sama dengan aparat kepolisian yaitu terdapatnya bahan peledak dalam jumlah besar yang dapat membahayakan masyarakat sipil. Paska berhentinya tembakan dari lokasi rumah penyergapan, ketegangan tidak menurun meskipun perkiraan amunisi senjata genggam Noordin sudah habis. Hal ini disebabkan perhitungan adanya bahan peledak yang selalu dibawa-bawa Noordin. Namun semuanya menjadi semakin dalam kendali Densus 88 setelah masa penyergapan mencapai 12 jam serta tidak ada lagi sama sekali reaksi dari dalam rumah setelah dilakukan beberapa kali peledakan skala kecil dalam rangka pendobrakan rumah dan pembukaan akses dengan menghancurkan beberapa bagian rumah seperti atap dan pintu.

Akhir drama perjalanan warga Malaysia Noordin M.Top semakin memperjelas bahwa para pelaku teror adalah manusia-manusia pengecut bahkan tidak sempat memperlihatkan sedikitpun keberanian berupa menyerahkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatan, ataupun aksi heroik/atraktif berupa perlawanan total dengan meledakan diri keluar dari rumah.

Tidak ada sama sekali simpati pada akhir perjalanan warga Malaysia Noordin M.Top hari ini. Hal ini tentunya perlu disadari oleh siapapun umat Muslim Indonesia yang tergoda untuk bersikap radikal dan menempuh jalur terorisme untuk berpikir ribuan kali dalam menjalani kehidupan sebagai pengecut yang membunuhi orang-orang tidak bersenjata (masyarakat sipil) dengan aksi bom bunuh diri.

Sama sekali tidak ada artinya baik di dunia maupun di akhirat nanti, pada akhirnys do'a keprihatinan mayoritas umat Islam dan bangsa Indonesia yang didengar Tuhan. Pada akhirnya perjalanan warga Malaysia Noordin M.Top begitu memalukan dan tidak mencerminkan jiwa ksatria.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa meskipun konsolidasi jaringan kelompok teroris di Indonesia sementara waktu terganggu dan hubungan teroris lokal Indonesia dengan jaringan teroris internasional yang terhubung dengan Al Qaeda dan CIA juga terganggu, namun hal itu jangan sampai membuat kita terlena mengawal perjalanan bangsa Indonesia. Setidaknya untuk sementara waktu kekuatan sel-sel teroris di Indonesia secara nyata menjadi lemah. (Mohon rekan-rekan Blog I-I melakukan penelitian dan mengkoreksi hal ini karena bernada prasangka yang dipengaruhi teori konspirasi)

Sinyalemen dari Kapolri mengenai kemungkinan ancaman terhadap keselamatan Presiden SBY karena lokasi pembuatan bom di Jatiasih Bekasi yang hanya 5-7 km dari kediaman Presiden di Cikeas juga perlu diperhatikan. Pertama hal ini merupakan perkembangan baru yang harus diwaspadai karena apabila benar demikian, telah terjadi interaksi aksi teroris anti Barat (AS) yang merupakan turunan dari faham Wahabiyah radikal versi Salafy Jihadis dan aksi teroris anti pemerintah yang merupakan turunan dari politik harokah Islamiyah model Ikhwanul Muslimin jalur kekerasan yang mencita-citakan negara Islam dengan mengganggu stabilitas suatu negara.

Sekali lagi saya mengucapkan semangat kepada segenap aparat keamanan Indonesia dan khususnya Polisi Densus 88 atas penyergapan yang bukan saja mengakhiri perjalanan Noordin M.Top melainkan juga membongkar jaringan Jatiasih dan Solo.

Akhir kata, upaya umat Muslim Indonesia...upaya seluruh komponen bangsa Indonesia melawan terorisme belum berakhir. Kita dapat bernafas lega bahwa ancaman terorisme semakin berkurang. Namun sebagaimana rekan-rekan pernah membaca tulisan-tulisan Blog I-I sebelumnya, masih ada sejumlah daftar nama di Kepolisian yang masih berkeliaran seperti Umar Patek di Filipina Selatan dan Zulkarnain yang pernah saya ramalkan menggantikan posisi Abu Dujana.

Sukhoi Tetap Berpatroli di Ambalat


LOMBOK - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Soebandrio mengatakan, pesawat tempur jenis Sukhoi tetap dioperasionalkan untuk memantau perkembangan di blok Ambalat.

"Patroli rutin terus dilakukan dan pesawat tempur Shukoi selalu disiagakan di Makassar," kata Subandrio usai menghadiri puncak peringatan Hari Bhakti ke-62 TNI AU yang digelar Detasemen Rambang, di Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (6/8).

Subandrio mengaku tidak akan terburu-buru untuk menerapkan kebijakan tegas ketika menyikapi konflik antara Indonesia dan Malaysia dalam memperebutkan blok Ambalat dan East Ambalat di Laut Sulawesi.

"Belum ada seperti itu, masalah Ambalat itu ranah politik, cukup patroli rutin Sukhoi yang ada di Makassar, karena dengan mudah digerakkan ke sana," ujarnya ketika ditanya kemungkinan TNI AU akan menempuh kebijakan tegas jika kapal perang Malaysia terus melakukan aksi provokasi di sekitar blok Ambalat.

Pesawat-pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia itu disiagakan di Markas TNI AU di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin Makassar.

Kini, empat dari 16 pesawat tempur Sukhoi yang direncanakan, terdiri dari dua jenis SU-27 (satu awak) dan dua SU-30 (dua awak) telah dilengkapi persenjataan canggih yang dibeli dari Rusia tahun 2003 seperti peralatan bombing (pembom), roket dan stroffing (peluru tajam).

Seperti diketahui, konflik di Ambalat ini terjadi menyusul klaim Malaysia atas wilayah itu.

Malaysia melalui perusahaan migasnya, Petronas, bahkan pada 16 Februari lalu telah memberikan konsesi blok kaya migas itu kepada The Royal Dutch/Shell Group (perusahaan patungan Inggris-Belanda).

Berdasarkan data Ditjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, kawasan Ambalat itu mempunyai kandungan minyak yang sangat besar, diperkirakan mencapai 700 juta hingga satu miliar barel, sementara kandungan gasnya diperkirakan lebih dari 40 triliun kaki kubik (TCF).

Klaim pihak Malaysia itu tentu ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Indonesia yang merasa lebih dulu menguasai wilayah itu, apalagi sebelumnya Indonesia juga telah memberikan konsesi pengelolaan migas blok Ambalat kepada perusahaan Italia, ENI, serta Blok East Ambalat bagi perusahaan Amerika Serikat (AS), Unocal.

Berbagai kalangan mengkhawatirkan konflik itu makin meruncing karena kedua belah pihak kini telah mengerahkan kekuatan angkatan bersenjatanya di kawasan sengketa.

Korps Marinir Indonesia Terbaik ke-3 di Dunia


JAKARTA - Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika Serikat (US Marine Corps/USMC) sepakat untuk meningkatkan kerja sama, terutama dalam peningkatan kemampuan antiteror.

"Kita semua menyadari ancaman terorisme akan tetap ada dan bahkan mengalami peningkatan. Karenanya kami akan terus bekerja sama," kata Komandan Korps Marinir AS Jenderal James T Conway usai menerima penghargaan "Baret Korps Marinir" TNI AL di Jakarta, Jumat (7/8).

James Conway mengatakan, peningkatan kemampuan personel marinir kedua negara telah lama dilakukan dalam berbagai bentuk seperti pendidikan dan latihan bersama.

"Terkait dengan kontra terorisme, kita akan bekerja sama untuk saling meningkatkan kemampuan antiteror. Yang selama ini sudah berjalan baik, namun ke depan akan kita sempurnakan lagi," ujar Conway.

Conway menambahkan, kerja sama korps marinir kedua negara telah banyak mengalami peningkatan positif dan banyak hal yang masih dapat dikerjasamakan kedua pihak di waktu mendatang.

"Korps Marinir Indonesia adalah terbaik ketiga di dunia, dan telah banyak yang kami lakukan bersama dan akan dilakukan di masa datang dengan lebih baik bagi peningkatan profesionalisme kami sebagai marinir," katanya.

Sementara itu, Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri mengatakan, pihaknya akan terus membina kerja sama dengan korps marinir negara lain."Selain untuk membina hubungan baik, latihan bersama ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel marinir," ujarnya.

Beberapa latihan bersama telah dilakukan antara marinir RI dan AS dan akan terus ditingkatkan dengan cakupan kerja sama yang lebih luas tak hanya kemampuan di bidang perencanaan, kegiatan staf, prosedur operasi pemeliharaan, komando pengendalian, pengambilan keputusan dan pengawasan.

Akan tetapi juga pertukaran keilmuan antara marinir kedua negara seperti sistem kerja simulator counter insurgency line of operation, militery decision making process dan marine corps planning process.

"Kami juga telah mengadakan latihan bersama untuk operasi pemelihara perdamaian PBB .Operasi bertujuan meningkatkan stabilitas keamanan untuk mengembalikan dan memelihara kebebasan bergerak serta memberikan bantuan kemanusiaan di sejumlah wilayah konflik di dunia," kata Djunaidi.

Diawali Penangkapan Mozahri

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Penggerebekan yang berujung kematian Noordin M Top ternyata diawali dari penangkapan terhadap Mozahri dan dua keponakannya, yakni Arif (38) dan Hendra (34). Dengan demikian, saat penggerebekan hanya ada Noordin seorang diri di rumah Mozahri di Kampung Beji, Desa dan Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Informasi yang didapat dari petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror di lokasi penggerebekan menyebutkan, kecurigaan terhadap Mozahri sebenarnya sudah lama. Hari Selasa (4/8) lalu, ia diketahui pulang bersama seseorang yang diduga kuat sebagai Noordin M Top. Mozahri menjemput Noordin dari Jepara.

Sejak itu, Noordin tinggal di rumah Mozahri, dan tidak keluar-keluar lagi. Petugas Densus pun mencari celah untuk bisa melakukan penyergapan. Diperoleh informasi, Mozahri mengenal Noordin lewat anaknya yang bernama Tatak, yang saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Jumat (7/8) sore kemarin, polisi menangkap Arif dan Hendra, dua keponakan Mozahri di luar rumah. Penangkapan dilanjutkan terhadap Mozahri. Ketika itu, Mozahri baru pulang dari sawah.

Jumat petang hingga malam dan berlanjut pada Sabtu pagi inilah polisi terus mengepung dan berkali-kali meledakkan bom serta menghujani rumah Mozahri dengan rentetan tembakan, sampai akhirnya buronan kakap itu benar-benar tewas.

Saat penggerebekan, Arif dan Hendra diamankan dalam sebuah Toyota Innova yang diparkir sekitar 50 meter dari rumah Mozahri. Di dalam mobil, Arif sempat berteriak-teriak tidak takut mati dan bom. Karena itu, polisi kemudian membekap mulut Arif menggunakan plakban.

Kronologi Pelumpuhan Teroris di Puri Nusapala Jatiasih

Jakarta - Rangkaian penggerebekan teroris dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri hampir secara serempak di tiga tempat. Di komplek perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, polisi melumpuhkan 2 pelaku, Air Setyawan dan Eko Peyang, yang diduga sebagai jaringan Noordin M Top.

Sementara satu pelaku lainnya, Ahmad Fery, berhasil ditangkap. Fery diringkus di saat mobil berisi bom yang dikendarainya melintas di Jl Kranggan, Bekasi.

Dari keterangan Fery itulah awal mula jaringan teroris di Jatiasih terbongkar. Menurut sumber detikcom, petugas telah membututi mobil Xenia yang dikendarai Fery sejak berangkat dari Solo, Jawa Tengah.

Sekitar pukul 00.00 WIB, Sabtu (8/8/2009), Fery disergap tanpa ada perlawanan. Dari keterangan tersangka, diketahui pelaku lainnya berada di sebuah rumah di Perumahan Puri Nusapala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih.

Petugas lantas meluncur ke target. Namun, ketika hendak ditangkap, Air Setyawan dan Eko Peyang melakukan perlawanan dengan menggengam bom tangan siap ledak.

Tak ingin terlambat, petugas langsung menembakkan pelor ke arah pelaku. Kedua tersangka tewas seketika. Mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Dr Sukanto, Kramajati, Jakarta Timur.

Di TKP, petugas menemukan sejumlah bom yang masih aktif, baik bom yang dipasang di mobil Fery maupun yang disimpan di dalam rumah. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) menyatakan bom itu rencananya akan diledakkan pada target khusus.

Kuat dugaan bom seberat 100-500 kg tersebut akan diledakkan di Istana Negara dan kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor. Cikeas hanya berjarak 5 km dari Puri Nusapala.

Tim Jihandak telah meledakkan satu bom dengan menggunakan alat khusus sekitar pukul 06.45. Kini, tim masih berupaya untuk menjinakkan bom lainnya di lokasi.

Jumat, 07 Agustus 2009

Pemicu Bom Ditemukan di Setiap Pintu Rumah Fery

Jakarta - Pemicu bom dipasang di setiap pintu rumah Ahmad Fery di Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi. Pemicu bom itu diduga untuk mengecoh aparat kepolisian.

"Kekuatan bom luar biasa. Tetapi antara low dan high explosive. Ditemukan juga pemicu di setiap pintu. Bahannya salah satunya florat," kata Kepala Departemen Balistik Metalurgi Forensik, Kombes Pol Amri Kamil.

Hal ini disampaikan dia di TKP, Perumahan Puri Nusapala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2009).

Pemicu bom untuk mengecoh polisi? "Iya," sahut Amri.

Dikatakan dia, ada 2 kamar di dalam rumah itu. Bahan bom ditemukan di kamar depan. Bahan bom yang ditemukan dalam bentuk rangkaian. "Iya (siap meledak)," ujarnya.

Amri mengatakan, dua tersangka teroris Air Setiawan dan Eko Peyang ditembak sekitar 50 meter dari rumah saat mau kabur naik mobil Xenia.

Air dan Eko tewas dalam penggerebekan di rumah itu sekitar pukul 00.00 WIB tadi. Air merupakan buron bom Kedubes Australia (2003) sementara Eko adalah pembuat bom.

Polisi juga sebelumnya menemukan 5 drum bahan peledak dari rumah itu. Selain itu, 1 bom mobil dan 3 bom bunuh diri. Bom itu mirip bom JW Marriott.

Sabtu, 04 Juli 2009

Dephan : Ujicoba Rudal Untuk Mengukur Alutsista Alternatif


JAKARTA - Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhan) RI Juwono Sudarsono mengatakan ujicoba rudal terbesar buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merupakan langkah untuk mengukur kemampuan sebagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) alternatif.

"Ujicoba roket tersebut untuk mengajukan salah satu alternatif bagi persenjataan Indonesia," kata Juwono Sudarsono di Jakarta, Kamis (2/7).

Juwono menuturkan pihaknya masih mempertimbangkan apakah roket RX-420 bisa menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga Departemen Pertahanan (Dephan) tidak perlu armada kapal atau senjata perang lainnya.

Menhan juga mengungkapkan rudal yang berpangkal di darat itu, berpotensi menjadi pengembangan alutsista Indonesia pada masa depan dengan mempertimbangkan faktor biaya.

"Apakah pengembangan rudal berpangkal di darat lebih murah dibanding dengan membeli alutsista seperti kapal atau pesawat," ujarnya seraya menambahkan biaya untuk pengembangan rudal akan dianggarkan dari Dephan.

Sebelumnya, Lapan bekerja sama dengan Menteri Riset dan Teknologi menguji coba peluncuran rudal RX-420 di Garut, Jawa Barat pada Kamis pagi, dengan daya jelajah sekitar 100 kilometer dan empat kali kecepatan suara.

Selain itu, Juwono menyebutkan pihaknya akan mengkalkulasikan kekuatan rudal berpangkal di darat tersebut bisa menjadi pengkal yang efektif dan efisiensi atau masih diperlukan patroli laut dan udara.

Sumber : ANTARA

Jumat, 03 Juli 2009

Malaysia Tutup Mata Soal Tapas Batas

PONTIANAK - Komandan Korem 121//Alambhana Wanawwai, Kolonel (Inf) Nukman Kosadi, menilai Pemerintah Malaysia menutup mata dalam penyelesaian lima tapal batas Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.

"Dari beberapa pertemuan pihak Malaysia selalu berdiam diri dan tidak ada niat baik menyelesaikan permasalahan patok batas negara antara Indonesia - Malaysia," kata Nukman Kosadi di Pontianak, Kamis (2/7).

Lima patok tapal batas negara yang bermasalah itu adalah Camar Bulan di Kabupaten Sambas, titik D 400 di Kabupaten Bengkayang, Gunung Raya di Bengkayang, Sungai Buan Bengkayang dan Batu Aum Kabupaten Bengkayang.

"Lima titik batas negara itu bermasalah sejak tahun 1980-an tetapi hingga kini tidak ada titik temu karena Malaysia selalu ngotot," kata Nukman.

Nukman menilai Malaysia telah berlaku licik dalam perluasan wilayahnya di Semunying, Kabupaten Bengkayang, tahun 2008 dimana ada sekitar dua hektare lahan Indonesia dicaplok Malaysia guna ditanami sawit.

"Kita tidak perlu kompromi untuk masalah itu, lahan sawit itu langsung kita bersihkan karena memang wilayah Indonesia," katanya.

Korem 121/ABW juga menemukan sekitar 50 patok tapal batas negara di wilayah Kalbar - Sarawak, hilang dan ada di sepanjang dua kilometer.

"Patok tapal batas negara yang hilang itu sebagian besar tipe B, dugaan kita sementara hilangnya karena aktifitas pembukaan jalan untuk perkebunan sawit dari Malaysia," katanya.

Korem 121/ABW telah menyampaikan temuan hilangnya patok tapal batas negara itu ke tentara Malaysia. "Mereka menyebutkan hilangnya patok itu karena aktivitas perkebunan, bukan oleh Pemerintah Malaysia," katanya.

Diperkirakan lebih banyak lagi patok tapal batas yang hilang mengingat panjang perbatasan darat Indonesia - Malaysia di Kalimantan mencapai 2.004 kilometer, terdiri dari 857 kilometer di Kalbar dan 1.147 kilometer di Kaltim.

Perbatasan Kalbar sangat rawan oleh tindakan ilegal, seperti eksploitasi kekayaan alam, pembalakan hutan liar, pedagangan gelap, penyelundupan, perdagangan manusia, infiltrasi, sabotase, dan kegiatan intelijen asing, demikian Nukman.

Sumber : ANTARA

Renumerasi Gaji PNS (2004- 2010)


RENCANA PERBAIKAN STRUKTUR
REMUNERASI PEGAWAI NEGERI

Mengacu pada sistem remunerasi yang telah pernah diterapkan di Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah nomor 200 tahun 1961 (PGPN- 1961) yang menetapkan gaji berdasarkan “harga jabatan” maka struktur gaji Pegawai Negeri akan didesain berdasarkan jabatan. Didalam struktur Remunerasi Pegawai Negeri tidak ada tunjangan jabatan tetapi sebenarnya sudah termasuk didalam gaji (karena setiap jabatan mempunyai harga jabatan).

STRUKTUR REMUNERASI YANG DIUSULKAN
1. GAJI
• Gaji ditetapkan dengan memperhatikan peranan masing-masing PNS dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan;
• Dalam struktur remunerasi tidak digunakan istilah gaji pokok tetapi gaji untuk menghindari dampak keuangan negara terhadap perubahan uang pensiun Pegawai Negeri yang telah pensiun sebelum peraturan tentang gaji ini berlaku dan terhadap penerapan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 16 ayat (2) tentang tunjangan profesi diberikan setara dengan 1 kali gaji pokok guru)
• Peranan setiap jabatan tersebut diukur dengan bobot jabatan yang dihasilkan melalui evaluasi jabatan;
• Evaluasi jabatan dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
• Pengetahuan
• Kebutuhan akan kontrol dan supervisi
• Jenis dan kebutuhan akan pedoman
• Kompleksitas
• Ruang lingkup dan dampak
• Hubungan interpersonal
• Lingkungan kerja
• Penetapan besaran gaji berdasarkan klasifikasi jabatan dan peringkat jabatan
• Golongan /pangkat yang berlaku sementara waktu masih digunakan namun untuk eselonisasi kemungkinan tidak kita gunakan lagi tetapi diganti dengan peringkat jabatan manajerial

2. TUNJANGAN BIAYA HIDUP (kemahalan)
– Tunjangan ini diberikan untuk kebutuhan pangan,
perumahan dan transport yang berbeda nilainya
dari setiap daerah.
– Besarnya tunjangan dihitung dengan
memperhatikan kebutuhan tingkat biaya hidup di
masing-masing daerah;
– Tunjangan biaya hidup untuk daerah
dibebankan pada APBD masing-masing

3. TUNJANGAN KINERJA (Insentif):
• Tunjangan prestasi diberikan pada akhir tahun;
• Jumlahnya tergantung pada tingkat prestasi dan pencapaian target/output yang dicapai pegawai berdasarkan hasil penilaian kinerja tahunan;
• Jumlah maksimum adalah 3 kali gaji.

4. TUNJANGAN HARI RAYA
– Tunjangan diberikan setahun sekali dan besarnya adalah sama dengan gaji.
– Tunjangan diberikan kepada PNS dan CPNS yang masa kerjanya minimal 6 bulan;
– Tunjangan diberikan menjelang hari besar keagamaan.

5. TUNJANGAN KOMPENSASI
Tunjangan kompensasi diberikan kepada:
– PNS yang ditugaskan di daerah terpencil, daerah yang bergolak;
– PNS yang bekerja di lingkungan yang tidak nyaman, berbahaya atau beresiko tinggi ;
– Besarnya tunjangan ditetapkan dengan memperhatikan tingkat ketidaknyamanan atau resiko yang dihadapi pegawai;

6. Iuran bagi pemeliharaan kesehatan PNS dan keluarganya diberikan dalam jumlah yang minimal sama dengan yang dibayar PNS;

7. Iuran bagi dana pensiun PNS dan THT dengan jumlah yang minimal sama dengan yang dibayar pegawai.

PELAKSANAAN

1. KEGIATAN PENGUMPULAN INFORMASI JABATAN DILAKUKAN OLEH SELURUH INSTANSI PUSAT DAN DAERAH
2. PELAKSANAAN DISETIAP INSTANSI DILAKUKAN OLEH TIM YANG DITUNJUK PIMPINAN INSTANSI SELAKU PEMBINA KEPEGAWAIAN (KOORDINASI DENGAN TIM MENPAN)
3. PELAKSANAAN PENGUMPULAN INFORMASI JABATAN DILAKUKAN SELAMA 3 BULAN (AGUSTUS – AKHIR OKTOBER 2007)
4. PEMBIAYAAN DIBEBANKAN PADA INSTANSI MASING-MASING (SOFTCOPY DISIAPKAN DARI PUSAT/MENPAN)
5. HASIL/ OUTPUT YANG DIHARAPKAN DARI HASIL PENGUMPULAN INFORMASI JABATAN ADALAH SEMUA JABATAN YANG ADA DISETIAP INSTANSI :
6. SEMUA JABATAN STRUKTURAL
7. SETIAP JENJANG JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU (MASING-MASING JABATAN 2 SAMPEL)
8. JABATAN FUNGSIONAL UMUM (MASING-MASING JABATAN 2 SAMPEL)

TINDAK LANJUT (2010)
- Meningkatkan perbandingan besaran gaji secara bertahap sehingga mencapai 1:20 antara gaji terendah dan tertinggi;
- Mengevaluasi hasil peningkatan disiplin dan kinerja pegawai negeri setelah ditingkatkan kesejahteraannya
- Menyempurnakan semua peraturan perundangan yang berkaitan dengan sistem kepegawaian ( al sistem penggajian, pembinaan karier, pensiun, penghargaan, disiplin, kinerja pegawai atau reward and punishment)

PENUTUP

• Penyempurnaan sistem penggajian merupakan bagian dari upaya penerapan manajemen kepegawaian berbasis kinerja dan pencegahan KKN;
• Penerapan sistem penggajian yang berdasarkan sistem merit seyogyanya didahului oleh:
– Penyusunan visi dan misi
– Penyempurnaan struktur organisasi
– Penataan pegawai
– Penyempurnaan sistem pensiun
– Penerapan sistem perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja.
• Dalam rangka mempersiapkan penerapan sistem remunerasi baru, Pemerintah perlu membentuk Tim Remunerasi Nasional yang beranggotakan wakil-wakil dari Kementerian PAN, Dep.Keu,Depdagri,BKN, LAN, Setneg, Setkab,Polri dan TNI dan Bappenas.
• Penerapan sistem remunerasi baru dapat dilaksanakan apabila sudah ada perbaikan gaji pejabat negara

Suara Luar Jawa

Meskipun terkait dengan masalah suara, namun tulisan kali bukan mengenai pemilu yang sedang ramai kita jalani dan dukung bersama demi kemajuan bersama.

Tetapi terkait dengan kritik membangun dari rekan Mathias Wenda yang mengeluhkan soal dominasi orang Jawa dan ketidakadilan yang menimpa suku-suku di luar Jawa. Namun kita juga tidak dapat mendekati persoalan ini secara sembrono sebelum mayoritas bangsa Indonesia mencapai pemahaman yang utuh tentang hakikat kebhinnekaan dalam satu kesatuan kebangsaan.

Mengapa demikian ?
Intelijen telah lama menggarisbawahi perlunya pembangunan karakter bangsa yang tidak membeda-bedakan berdasarkan etnis, ras, golongan maupun agama. Diperlukan suatu....

kesungguhan untuk secara terus-menerus membangun ikatan persaudaraan yang kuat serta adil dalam kerangka pembangunan nasional.

Kita telah mengalami begitu banyak luka-luka dan kematian sebagai akibat dari arogansi etnisitas maupun golongan. Kita juga telah berkali-kali dituduh sebagai bangsa yang "kurang beradab" karena kasus-kasus pelanggaran HAM dan diskriminasi ras. Kita bahkan mulai kehilangan sifat-sifat luhur nan mulia yang tercatat dalam tinta emas sejarah bangsa di Nusantara baik dari Aceh sampai Papua, yakni sifat ksatria dan menjunjung tinggi harkat martabat sesama umat manusia dalam kerangka persahabatan.

Kita telah melalui ribuan perang sejak zaman kerajaan, telah banyak kematian dan telah banyak dendam maupun sakit hati yang tak terobati. Namun kita juga sering lupa bahwa kita telah melalui begitu banyak rintangan dalam perjalanan sebagai sebuah bangsa yang besar. Akibatnya kita merasa kecil, kemudian kehilangan sifat ksatria, bahkan mulai pengecut dan hidup dalam ketidakamanan (insecurity) dimana kecurigaan terbesar justru sesama anak bangsa Indonesia.

Rekan Mathias Wenda saya duga berasal dari Propinsi Papua atau Papua Barat, tentunya paham bila saya membahas masalah perang suku yang masih sering terjadi di tanah damai Papua. Tentunya juga paham bahwa integrasi Papua ke dalam Indonesia Raya secara legal dalam hukum internasional masih dihantui masalah. Pada satu sisi, saya juga melihat adanya perilaku yang korup dari pemerintahan Indonesia Raya yang mana hal itu disebabkan terbukanya kesempatan yang terlalu besar sebagai akibat lemahnya sistem hukum dan pengawasan. Pada sisi lain, perilaku perlawanan sebagian saudara kita di Papua, Aceh, Ambon, dan dahulu Timor-Timur ternyata tidak sungguh-sungguh diselesaikan secara segera karena sikap meremehkan pentingnya dialog.

Suasana tersebut merupakan warisan perjalanan revolusioner Indonesia pada era kemerdekaan, ditambah model militerisme era Orde Baru, dan sekarang sedang dicari formula yang terbaik untuk terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia , ingat itu untuk seluruh rakyat Indonesia dan bukan secara khusus untuk orang Jawa.

Di tanah Jawa sendiri, masih tersimpan dendam masa lalu dari ujung Timur hingga Barat. Masih terasa adanya arogansi "rasa lebih tinggi" yang mana hal itu merupakan racun yang dahsyat bagi persaudaraan dan persatuan yang kuat. Saya telah melakukan perjalanan yang cukup jauh dari berbagai peradaban, tampak jelas bahwa terjadi kemandegan atau minimal kelambatan perkembangan sosial di Indonesia dan khususnya di Jawa.

Sebagai keturunan Jawa, saya sendiri sungguh merasa malu (wirang) karena sangat jarang bertemu dengan satria tanah Jawa yang mampu mengayomi Nusantara. Tetapi sangat sering bertemu penipu sombong yang mengaku-aku sebagai satria, padahal merusak persatuan bangsa Indonesia karena kesombongannya. Hal ini tidak berarti satria tanah Jawa sudah punah, tetapi yang saya lihat adalah lunturnya budaya dan etika yang dijunjung tinggi dengan sumpah lahir dan bathin. Namun sejujurnya perlu juga kita berkaca dan menyadari, bahwa masalah ini bukan khas ada di dalam suku Jawa melainkan merupakan penyakit di Nusantara yang karena kebetulan terbanyak diwarnai suku Jawa maka kelihatan sebagai pelaku dimana-mana.

Warna kebangsaan Indonesia sudah semakin dominan ketika sistem pendidikan nasional semakin mantap sejak keberhasilan pembanguna era 70-80an. Namun hal itu tidak mendalam karena tidak disertai proses pemahaman dan sisi praktis dari manfaat berperilaku sebagai orang Indonesia yang baik. Ketidakadilan dan penindasan menyebabkan kita sesama orang Indonesia tidak merasa sebagai orang Indonesia, akibatnya lahirlah kembali semangat etnisitas (kesukuan).

Tidak ada yang salah dengan semangat kesukuan sepanjang itu tidak disertai semangat untuk bermusuhan atau merasa yang paling tinggi/hebat/berkuasa. Adalah fitrahnya setiap insan untuk berafiliasi kepada salah satu suku yang merupakan bawaan lahir dari orang tua kita.

Saling menghormati dan persaudaraan tidak dapat dipaksakan dengan kekerasan atau penindasan, tetapi harus lahir dari kesadaran bahwa ada aturan main yang jelas dalam menciptakan masyarakat yang adil.

Dalam cita-citanya, Indonesia Raya setiap pagi berdoa untuk keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan seluruh rakyat Indonesia. Lalu mengapa ketidakadilan, ketidaksejahteraan, dan unsur kurang manusiawi justru lebih dominan?

Ketika kita berhadapan langsung dengan sesama anak bangsa Indonesia yang sangat berbeda secara etnis, mengapa prasangka yang lebih dominan? Mengapa stereotipe yang lebih bekerja di otak kita? Mengapa bukan saling percaya? Mengapa pula bukan keyakinan akan adanya perasaan keIndonesiaan yang kuat sesama kita?

Ketika kita dalam pergaulan sosial yang berbeda agama, mengapa kita lebih mempersoalkan perbedaan daripada kerjasama? mengapa kita menjadi was-was satu sama lain? mengapa kita merasa tidak aman? mengapa saling percaya sangatlah lemah?

Diperlukan suatu transformasi sosial secara massal di seluruh wilayah Indonesia untuk menciptakan keadilan. Marilah kita koreksi sikap-sikap kita dalam prasangka etnis/suku, dan stereotipe. Marilah kita mulai lagi persaudaraan Indonesia dalam kesetaraan dan marilah kita buat aturan main yang mengawasi perilaku-perilaku sembrono yang dapat memecah-belah Indonesia Raya.

Semoga siapapun rekan-rekan dari suku manapun dan kepercayaan apapun rela bersedia menyebarluaskan pemikiran ini sehingga kita bersama-sama dapat membawa perubahan nyata untuk Indonesia Raya.

Indonesia sebelumnya tidak pernah ada, tetapi berkat mimpi keadilan sosial bagi seluruh penghuni nusantara kita membangun persaudaraan Indonesia. Apakah ide Indonesia Raya tersebut harus terkubur karena kita tidak waspada dengan kelemahan kita sendiri? Lalu bagaimana kita akan mampu bersaing di dunia internasional apabila sesama anak bangsa Indonesia berkelahi tanpa ada akhirnya?
http://intelindonesia.blogspot.com/2009/04/suara-luar-jawa.html

Pernyataan Andi Mallarangeng Bertentangan dengan UUD 1945


MAKASSAR, KOMPAS.com — Forum Rektor Indonesia Simpul Sulawesi Selatan (FRIS-Sulsel) menilai pernyataan anggota tim kampanye nasional capres SBY-Boediono, Andi Mallarangeng, sangat bertentangan dengan amanah UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika karena Indonesia masyarakat majemuk.

Pernyataan kontroversial Andi Mallarangeng itu diucapkan saat kampanye SBY-Boediono di GOR Andi Mattalatta, Rabu, mengandung unsur SARA, yang menyatakan: "Belum saatnya orang Sulsel memimpin bangsa Indonesia."

Ketua FRIS-Sulsel, Prof Dr dr Idrus A Paturusi, di Makassar, Kamis (2/7), mengatakan, UUD 1945 dan BTI memberi kesempatan kepada setiap warganya untuk menggunakan haknya, termasuk siapa saja yang mencalonkan diri untuk memimpin bangsa ini.

"UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika saja mensyaratkan seperti itu, kok ada orang yang ngomong ngelantur di depan massa kampanye bahwa belum saatnya orang Sulsel menjadi presiden," ungkapnya.

"Alifian yang juga juru bicara Presiden SBY seharusnya tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu sebab akan memicu keresahan warga Indonesia, khususnya yang ada di provinsi ini," tambahnya.

FRIS-Sulsel juga menilai bahwa pernyataan Andi saat berorasi kampanye SBY-Boediono di GOR Andi Mattalatta mengandung unsur SARA, bahkan telah melecehkan etnis serta SDM masyarakat Sulsel sehingga dapat mengganggu persatuan dan kebersamaan warga di daerah ini.

"Dia harus minta maaf kepada warga Sulsel serta yang bersangkutan diminta untuk tidak mengulangi pernyataan seperti itu lagi sebab akan memicu konflik," katanya dan menambahkan, janganlah suasana yang cukup kondusif menjelang Pilpres 8 Juli 2009 berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan.

Idrus juga mengajak masyarakat Sulsel untuk berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS-TPS serta mampu menjaga ketertiban, kedamaian, dan kebersamaan dalam menghadapi pesta demokrasi tersebut.

Budayawan Sulsel, Ishak Ngeljaratan, secara terpisah menilai, pernyataan Andi bahwa orang Sulsel belum waktunya menjadi presiden, sangat "mengerikan" dan itu merampas hak orang lain untuk menggunakan haknya sesuai UU tersebut.

"Biarlah setiap warga Indonesia yang majemuk ini menggunakan haknya, bukan dihambat hanya karena ingin mempertahankan pemimpin bangsa yang sekarang ini," ungkapnya.

Terkait dengan majunya Jusuf Kalla (JK) yang mencalonkan diri sebagai calon presiden bersama pendampingnya Wiranto, menurut Ishak, wajar-wajar saja karena beliau ini juga sudah banyak memoles bangsa ini, baik sebagai mantan menteri maupun wakil presiden yang masa jabatannya bersama Presiden SBY berakhir Oktober 2009.

"Orang Sulsel memiliki dua rasa malu, yakni malu karena berbuat kejahatan dan malu jika tidak berbuat kebaikan bagi daerah dan bangsa ini," ujarnya seraya menyatakan, janganlah menghalangi orang dalam berbuat baik pada bangsa ini.

Kepemimpinan Bermoral




Jakarta - Sebuah artikel yang berjudul Jatuh dan Bangkitnya Kekaisaran Romawi secara gamblang menjelaskan bahwa bangkit dan jatuhnya peradaban Romawi adalah karena persoalan moral. Bangsa Romawi mampu menjadi bangsa besar karena dorongan moral untuk menjadi bangsa yang besar. Pada sisi lain kejayaan Bangsa romawi juga runtuh karena persoalan ambruknya moral bangsa romawi kala itu.

Sebenarnya masalah kebangsaan kita dimulai dari persoalan moral anak-anak bangsa yang umumnya berpikir semua tidak ingin menjadi pekerja. Semua mengagungkan kuasa dan kekuasaan. Jarang sekali perjuangan ditempuh dengan jalan normal. Semua ingin instan. Para politisi ingin menjadi mashur dengan jalan yang instan dan yang tejadi kemudian etika politik tidak lagi dilibatkan dalam hatinya ketika berkuasa.

Begitu pun para birokrat yang meniadakan lagi logika Merit System sehingga istilah lawas ABS (Asal Bapak Senang) menjadi senandung harian dalam wajah kompetisi para birokrat tersebut. Cermin lain terlihat dari bagaimana para politisi dan birokrat tersebut menggunakan fasilitas publik.

Jalan raya misalkan. Ketika para pejabat tersebut berkendaraan semua jalan mesti steril. Sirine mobil pengawal membahana ke udara. Kendaraan rakyat jelata mesti menepi menunggu kendaraan para pejabat tersebut lewat.

Sebenarnya ini bukti bahwa bangsa ini sedang dalam krisis moral. Para wakil rakyat tidak menyadari fungsi mereka sebagai agen yang mewakili suara rakyat. Para birokrat tidak menyadari fungsi mereka sebagai pelayan masyarakat.

Dalam pandangan dan sejarah keagamaan Islam pun melahirkan antitesa seperti itu, kejayaan umat Islam secara naluriah, juga disebabkan oleh keingian kuat pendahulu-pendahulu Islam untuk maju dan berbuat kebajikan bagi umat yang lain.

Khalifah Umar bin Khatab misalkan memberikan sebuah contoh bagaimana menjadi seorang Amirul Mukminin yang amanah. Beliau rela untuk mengangkat sendiri gandum hanya untuk diberikan kepada rakyatnya yang kelaparan.

Contoh lain misalkan bagaimana seorang Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, yang
memberikan penghasilannya sebagai presiden kepada rakyat. Rela tidak menggunakan jas bermerk karena turut berempati dengan kondisi rakyat Iran. Memiliki rumah yang tidak lebih seukuran rumah sangat sederhana. Bahkan, berpikir efisien ketika mengadakan kunjungan ke luar negeri dengan tidak mengikutsertakan para pejabat yang tidak bersinggungan secara langsung dengan rencana kerja kenegaraannya.

Tradisi di Jepang dan Cina juga patut ditiru. Beberapa waktu yang lalu misalkan seorang pejabat tinggi Jepang mengundurkan diri karena ketahuan lalai dalam menjalankan tugas kenegaraannya. Seorang Gubernur di Cina misalkan mengundurkan diri bahkan dihukum berat ketika ketahuan melakukan pidana korupsi.

Dari negara tetangga jiran Malaysia misalkan. Sudah menjadi kebiasaan di Malaysia seorang Menteri Besar (Gubernur-red) berkendaraan sendiri dan terkadang menghampiri kedai-kedai kopi untuk berdiskusi dan berbincang dengan rakyatnya mengenai berbagai hal bagi kemajuan negerinya.

Bahkan, seorang Mahathir Mohammad yang kala itu masih menjabat sebagai Perdana
Menteri dapat berjalan santai di pusat perbelanjaan KLCC (Kuala Lumpur City Center) tanpa menggunakan pengawalan yang super ketat ala VVIP (Very-Very Important Person).

Di Inggris misalkan. Sudah menjadi kebiasaan para anggota parlemen menggunakan transportasi umum untuk pergi ngantor. Perilaku yang sama juga ditunjukkan para anggota parlemen di Singapura. Bahkan, di Singapura ada sebuah program yang merupakan sebuah tradisi dan harus dilakukan oleh para anggota parlemen.

Program tersebut disebut sebagai meet the people. Ada hari-hari khusus bagi konstituen untuk dapat menemui secara langsung anggota parlemen yang mewakili distriknya berdialog mengenai berbagai hal sampai dengan hal yang sifatnya private.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan perilaku para pemegang kekuasaan di negara ini. Ilustrasi diatas mengenai sosok Umar bin Khatab, Mahmoud Ahmadinejad, Mahathir Mohammad, Anggota Parlemen di Inggris dan Singapura adalah sebuah ilustrasi kesederhanaan yang hakiki. Sebuah tanggung jawab yang lahir dari moral yang teruji dan keinginan moral yang kuat untuk menjadikan bangsa mereka berdiri tegak dan berwibawa di mata dunia.

Padahal jika hura-hura pejabat sebuah negara tersebut diukur dari GNP (Gross
National Product) yang diakui oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menjadi sebagai salah satu ukuran kesejahteraan sebuah negara, maka Indonesia sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Jangankan dengan Inggris, Singapura misalkan, GNP yang mencapai lebih dari US$ 23.000 tidaklah membuat perilaku pejabatnya lupa akan keharusan menjadi pelayan rakyat.

Pada akhirnya itulah yang tergambar dari pandangan seorang Indonesianis Benedict Anderson, Is Asian Nationalism Unique? Apakah Nasionalisme Asia Unik? jawabnya tidak, yang unik adalah perilaku elit politik bangsa yang terkadang lupa kacang atas kulitnya.

Arizka Warganegara MA
Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung
Jl Soemantri Brodjonegoro No 1 Bandar Lampung
arizka@unila.ac.id
081279290888

Sabtu, 14 Maret 2009

Perasaan Ibu Saja

KapanLagi.com - Suatu hari ada seorang ibu sedang nunggu angkutan kota, ketika angkot tersebut datang, ibu itu langsung duduk di depan samping pak sopir. Tidak berapa lama ibu tersebut merasakan kalau dia ingin buang air besar.

Ibu: Pak, tolong berhenti sebentar, saya ingin buang air besar!
Sopir: Ah.. paling cuma perasaan ibu saja!

Ibu tadi terdiam dan menahan rasa ingin beolnya yang tidak bisa tertahan untuk beberapa lama.

Ibu: Pak, berhentilah dulu, saya mau buang air besar.
Sopir: Ah.. perasaan ibu saja!!

Ibu itu mulai pasrah dan menunggu. Kemudian sopir angkot tersebut mencium bau busuk yang menyebar di ruang kemudinya.

Sopir: He! Ibu beol ya!
Ibu: Ah.. perasaan bapak saja!

Mencontreng


Putu Setia

Ada kursus mencontreng di kampung saya. Penyelenggaranya calon legislator. Komisi Pemilihan Umum sama sekali tak terlibat dalam urusan ini. Justru kursus ini diadakan setelah Komisi membuat sosialisasi yang hasilnya: 70 persen suara tidak sah.

Peserta kursus lebih banyak ibu-ibu, usianya sekitar 50 tahun ke atas. Mereka umumnya tak begitu lancar membaca dan menulis. Ketika sosialisasi diselenggarakan, mereka kebingungan. Padahal kertas suara hanya berisi lima partai, tapi ukurannya sama besar dengan yang dipakai pada pemilu nanti.

Membuka dan melipat surat suara yang sebesar koran itu saja sudah bikin pusing karena bilik pencontrengan kurang luas. Ada yang sampai bersimpuh, ada yang menempelkannya dulu ke dinding. Jika lipatan kurang bagus, tak bisa masuk ke kotak suara, lubang kotak kekecilan. Kalau dipaksakan, surat suara robek, jadi tak sah.

KPU mendapat masukan bagaimana ukuran ideal bilik suara, termasuk lebar lubang kotak suara. Namun, Komisi merasa tak perlu bertanggung jawab jika masih terjadi salah contreng. Alasannya, masyarakat sudah tahu.

Tahu apa yang dicontreng, namun tak tahu "teknik" mencontreng. Orang kampung itu asing dengan pulpen dan alat tulis sejenis. Untuk memegang saja perlu latihan berkali-kali. "Saya sehari-hari pegang pisau, sekarang pegang pulpen, ya, tak bisa," kata seseorang. Pemilu sebelumnya sangat gampang karena mencoblos. Bagaimanapun cara memegang paku pencoblos, yang penting kan ada lubangnya. Sekarang, kalau memegang pulpen tidak benar, contrengan jadi tak pas dan kebanyakan melewati garis pemisah nomor. Ini tak sah karena contrengan mengenai dua nama calon.

"Kenapa tak mencontreng gambar partai saja, kan lebih mudah karena ruangnya lebih besar," tanya saya kepada penyelenggara kursus. Jawabnya: "Saya bisa rugi, itu kan suara mengambang, ini tarung bebas, saya harus mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya."

Saya jadi maklum, karena dari tiga "kursus mencontreng" itu, dua penyelenggara dari partai yang sama tapi dengan caleg berbeda. Satu untuk nomor 4, satu lagi nomor 7. Peserta memang sudah diarahkan untuk mencontreng nomor urut itu. Mereka juga dibekali kartu sebesar kartu nama yang mengingatkan perihal kolom partai dan nomor yang dicontreng. Ketika latihan, ibu-ibu desa itu asyik menghafal angka yang akan dicontreng.

Kenapa, sih, ibu-ibu? Konon, pemilih muda tak mudah "dipegang". Mereka kesannya "antipemilu". Baliho caleg dicorat-coret, wajah manis perempuan diberi kumis dan cambang, wajah-wajah ganteng ditulisi kata: gombal, penipu, pemeras. Mereka mengaku akan jadi golput, terpengaruh oleh media massa yang menyoroti betapa buruknya perilaku anggota Dewan. Sedangkan mereka yang lebih dewasa dan keluarga mapan mengaku lebih baik sembahyang ke Pura Besakih daripada mencontreng. Maklum, 9 April nanti adalah puncak upacara Panca Wali Krama, ritual sepuluhtahunan.

Kursus ini ada daya tariknya. Selama tiga hari kursus, mereka mendapat sebungkus kue dan sebungkus nasi. Lalu, ada janji, jika saat pemilu nanti pelajaran di "kursus" itu benar, mereka mendapat "upah" Rp 50 ribu. Variasi upah berbeda di setiap tempat kursus, Rp 50 ribu itu angka terendah.

Saya semakin yakin, pemilu nanti adalah pemilu yang paling rumit di dunia: sistem yang cerdas untuk masyarakat yang bodoh. Partai politik yang terbesar di Bali (contoh yang hampir nyata) tetap akan mendapat urutan ketiga, karena pemenang pertama adalah suara tak sah, dan pemenang kedua golput. Tolonglah ada yang bergerak, supaya keyakinan saya tak terbukti, mumpung masih ada waktu.

Praktek 2 Jam, Ponari Kumpulkan Rp 50 Juta


Mojokerto - Dalam sehari saja, praktek dukun cilik Ponari bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 50 juta. Uang itu berasal dari penjualan kartu identitas dan amal pasien yang dikumpulkan panitia di kotak amal.

"Uangnya sekitar Rp 50 juta. Asumsinya, dari kupon saja sekitar Rp 20 juta. Belum dari setiap pasien yang memberi uang paling sedikit Rp 10 ribu hingga tak terbatas," kata seorang panitia kepada detiksurabaya.com, Sabtu (14/3/2009) sore.

Panitia yang memakai kaos bergambar Ponari itu, meminta identitasnya dirahasiakan. Menurutnya, keberadaan Ponari sangat membantu perekonomian warga sekitar. "Kalau Ponari tidak praktek lagi, kami kerja apa," kata pria tersebut.

Rata-rata warga di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, bekerja sebagai buruh tani atau pencari pasir di Sungai Brantas. Sejak Ponari buka praktek, warga beralih berjualan atau menjadi tenaga keamanan di lokasi praktek.

Terkait dengan uang yang dikumpulkan, kuasa hukum Ponari, Ahmad Rifai menyatakan tidak mengetahui. Dituding ada faktor ekonomi di balik praktek dukun Ponari, Rifai menyatakan tidak melihat fakta itu. "Ini masalah� kemanusiaan," kata Rifai kepada wartawan.

Menurut Rifai, praktek dukun Ponari dibuka lagi, karena masih banyak orang yang ingin mendapat obat dari Ponari. "Ini kan membantu orang yang ingin mendapat obat dan ingin sembuh," kata Rifai di rumah Ponari.

Menhan : DCA Dihentikan


Lokasi latihan militer Singapura dalam DCA

JAKARTA - Singapura memutuskan tidak lagi membahas Perjanjian Pertahanan (Defence Cooperation Agreement) dengan Indonesia. "Tidak ada lagi (pembahasan perjanjian pertahanan)," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di kantor Departemen Pertahanan, Jakarta, Rabu (11/3).

Karena saking terkait dan tak terpisahkan, perjanjian ekstradisi otomatis ikut gagal. Padahal, kesepakatan telah ditandatangani kedua kepala negara di Tampak Siring, Bali, 27 April 2007 lalu. Juwono mengaku tidak mengetahui alasan penghentian dua kesepakatan strategis itu.

"Tanya mereka (Singapura)," kata mantan duta besar RI untuk Inggris itu. Ditanya kemungkinan lanjutan pembahasan, Juwono menjawab singkat "Tidak ada," katanya. Sebelumnya, Juwono mengungkapkan, kemandekan pembahasan terjadi karena Singapura melalui Menteri Mentornya Lee Kuan Yew menganggap perjanjian ekstradisi tidak masuk akal.

Presiden Resmikan Universitas Pertahanan Indonesia


JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (11/3), di Istana Negara Jakarta meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia (UPI) yang diprakarsai Departemen Pertahanan RI.

Peresmian ditandai dengan penyerahan bendera UPI dari Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kepada Presiden, yang kemudian diikuti penyampaian kuliah perdana oleh Presiden.

Peresmian lembaga pendidikan setingkat pascasarjana itu dilanjutkan dengan seminar internasional bertajuk "Indonesia 2025: Geopolitical and Security Challenges" yang diselenggarakan di Kantor Dephan.

Dalam sambutannya Menhan mengatakan Indonesia sudah saatnya memiliki lembaga pendidikan pertahanan yang sesuai dengan tingkat kepentingan dan peran Indonesia di wilayah Asia Pasifik dan negara-negara G-20.

UPI diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di bidang pertahanan yang sudah ada serta menjadi sumber penyiapan calon-calon pemimpin masa depan baik dari kalangan militer maupun sipil, khususnya yang akan menduduki sejumlah posisi penentu kebijakan strategis nasional di bidang pertahanan dan keamanan.



"Kita ingin agar lembaga ini ikut menyumbangkan pikiran tentang ke mana negara ini akan dibawa dalam konteks perubahan-perubahan nasional, regional, dan global," kata Menhan.

Alumni UPI juga diharapkan dalam 10 - 15 tahun ke depan bakal menjadi calon-calon pemimpin bangsa yang mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih memiliki kepercayaan diri, kompetitif dan lebih beradab di mata negara-negara di dunia.

UPI menyelenggarakan tiga program utama pascasarjana yang dioperasikan di bawah Sekolah Strategi Perang Semesta (SSPS), Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI) dan Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategis (SKPS).

UPI berwenang untuk memberikan gelar "Master of Defense Studies" kepada lulusan dari salah satu program-program di atas.

Sejumlah menteri dan duta besar beberapa negara sahabat hadir dalam acara itu.

Jumat, 20 Februari 2009

Menyembuhkan Penyakit Gatal



Suatu hari hiduplah seorang ratu yang sangat cantik dengan dada besar.

Nick si Pemburu Naga terobsesi dengan ratu itu.Dia tau resikonya bisa jadi hukuman mati kalo berani menyentuh dada sang ratu, tapi tetap saja nick ingin mencobanya.

Suatu hari Nick menceritakan rahasia itu ke temannya, dokter Horatio, kepala staff dokter Raja. Horatio bilang, dia bisa bantu bahkan lebih dari yang Nick
inginkan, tapi dengan syarat Nick bersedia membayar 1000 koin emas.

Gak pakai lama, Nick langsung menerima tawaran Horatio. Keesokan harinya Horatio meramu sejumlah bubuk gatal dan menaburi sedikit ke bra ratu saat ratu sedang mandi. Segera setelah ratu selesai mandi , rasa gatal timbul dan berkembang dengan cepat.

Horatio lalu dipanggil. Setelah melihat kejadian dia berkata kepada raja bahwa penyakit ratu hanya dapat disembuhkan dengan air ludah dalam waktu empat
jam, dan dari hasil test, hanya air ludah Nick yang dapat menyembuhkan penyakit ratu.

Raja yang ingin sekali ratunya sembuh, segera memanggil Nick. Horatio kemudian menyelipkan antidote (obat penangkal) ke lidah Nick. Lalu selama 4 jam nick melakukan penyembuhannya kepada sang Ratu.

Setelah itu penyakit ratu sembuh. Nick sangat puas dan disalami sebagai pahlawan. Setelah pulang ketempatnya, Horatio menagih 1000 koin emas yang Nick janjikan.

Nick tidak peduli dengan tagihan Horatio karena dia tau Horatio juga tidak mungkin menceritakan semua ke raja. Dia tertawa lalu mengusir Horatio keluar.

Keesokan harinya Horatio menyelipkan bubuk gatal yang sama ke celana dalam raja , bahkan dengan dosis lebih.

Raja lalu segera memanggil Nick...

Calon Independen Lebih Baik daripada Calon Parpol?


Perdebatan seru terjadi antara pengamat politik UI, Boni Hargens, dan anggota Komisi II Ferry Mursyidan Baldan, pada diskusi "Calon Independen Dilarang Masuk", Sabtu (21/2) di Jakarta.

Boni menilai, kehadiran calon presiden independen bisa menjadi jawaban atas ketidakpercayaan publik atas partai politik (parpol). Parpol, dikatakan Boni, tidak menjadi solusi melainkan sumber masalah. Ferry mengonter perdebatan calon independen tidak bisa dibawa ke ranah perbandingan bahwa calon independen lebih baik dibandingkan calon yang diusung parpol.

"Perdebatannya bukan orang luar partai lebih baik dari orang partai. Itu tidak akan selesai untuk membangun sistem politik. Tunjukkan pada saya, siapa calon independen yang selama ini memberikan pendidikan politik? Tidak ada!" ujar mantan Ketua Pansus RUU Pilpres ini.

"Parpol itu selama ini kebanyakan menimbulkan masalah daripada memecahkan masalah," kata Boni.

Ferry mengatakan, putusan MK sudah menjadi jawaban atas perdebatan calon independen. Parpol, menurutnya, hanya institusi yang diberikan hak untuk mengusulkan pasangan calon. Lanjut dia, tak ada keharusan parpol untuk mengajukan calon adalah anggota atau pengurus parpol. "Ayo saya tantang, kita bertarung. Jangan hanya menilai orang parpol lebih buruk dari orang nonparpol," kata Ferry.

Namun, Boni melihat, putusan MK yang menolak judicial review UU Pilpres dinilai keputusan yang tepat jika dilihat dari pertimbangan waktu pelaksanaan pemilu yang semakin dekat. "Sekarang aja KPU bingung, apalagi kalau ada aturan baru," ujarnya.

Sedangkan pakar HTN, Irman Putra Sidin, berpandangan, wacana calon independen tidak sepenuhnya ditolak. Perbedaan pendapat tiga hakim konstitusi menunjukkan bahwa masih ada ruang yang bisa diperjuangkan untuk memberikan kesempatan pada calon independen.

Heritage Intelligence



Artikel Bung Fajarwala ini sangat menarik untuk kita baca dan cermati bersama, kepedulian terhadap indentitas Indonesia dari Aceh hingga Papua seharusnya hadir di hati kita semua. Ada suatu perasaan yang tidak terlukiskan dalam menyelami ruang waktu sejarah kehadiran kita di nusantara ini. Siapa kita saat ini tidak terlepas begitu saja dari peninggalan pendahulu-pendahulu kita. Intelijen dari sisi ini merupakan sumbangan besar kepada identitas dan jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia. Silahkan membaca....


Heritage Intelligence

Mendengar intelijen ingatan langsung tertuju kepada James Bond 007, CIA, KGB, dan Mossad. Institusi intelijen Negara yang bekerja dalam ketertutupan dan menyeramkan seperti kisah Victor Ostrovsky atau novel Body of Lies karya David Ignatius. Intelijen Benda Cagar Budaya (Heritage Intelligence) bukan merupakan pengenjawantahan dari Lembaga Intelijen Negara, melainkan pekerjaan penelitian dan pendokumentasian tentang keberadaan benda cagar budaya yang ada di Indonesia. Banyaknya peninggalan kekayaan artefak sejarah yang telah lenyap atau musnah, sehingga menciptakan kerugian besar hampir disetiap sektor baik dari Ilmu pengetahuan, sosial-budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan Negara.
Ketidak berdayaan pembuktian kekayaan dan kerugian Negara tentang peninggalan sejarah, yang telah hilang maupun masih ada merupakan 'titik lemah' untuk dapat menjelaskan dan mempertanggung jawabkan kepada publik.

Sebagaimana contoh hancurnya bangunan di proklamasi, dimana potret nyata detik-detik bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Pertanyaan kerugian apa saja yang diciptakan dari kehancuran bangunan proklamasi tersebut? Ternyata ketika di 'bedah' anatominya sungguh membuat kepala cekot-cekot, dari sisi Ilmu pengetahuan bukti nyata keberadaan fisik bangunan sudah tidak ada. Di dalam ranah berbeda seperti contoh ketika pulau Sipadan dan Ligitan diakui oleh Mahkamah Internasional di Belanda, fisik bangunan yang terdapat dikedua pulau tersebut adalah milik Malaysia. Pada akhirnya secara de jure maupun de fakto pulau Sipadan dan Ligitan milik sah Malaysia.


Terperanjat bahwa eksistensi fisik bangunan bukan persoalan sederhana, cara pandang melihat fisik bangunan selama ini hanya dilihat dari 'kaca mata kuda' yang melulu diukur dari perspektif estetika dan ekonomis semata. Padahal sebuah bangunan diciptakan melampaui tapal batas estetika dan ekonomi, sebagaimana masyarakat Jawa membangun rumah Panggang pe Ceregancet mirip dengan jasad hidup yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan penghuninya.

Database Benda Cagar Budaya

Film petualangan Indiana Jones, National Treasure, dan Da Vinci Code, membuat adrenalin penonton terpacu. Kecerdasan mengumpulkan serpihan informasi yang tercecer, sehingga teka-teki dapat terpecahkan dan disusun ulang. Sungguh sebuah inspirasi. Tersebar dan terseraknya artefak benda cagar budaya dari berbagai wujud, baik dari sisa-sisa peninggalan kerajaan Nusantara sampai peninggalan kolonial. Sampai saat ini masih dalam 'terawangan' sebagai analogi berjalan dikegelapan tanpa cahaya. Keberadaan UU.No.5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan UU.No.26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang masih dalam tahap konsepsional, belum memasuki 'ranah' operasional di dalam pelestarian benda cagar budaya. Inventarisasi pendokumentasiaan sebagai database keberadaan benda cagar budaya dari berbagai ragam bentuk, sampai saat ini masih belum dapat direalisasikan. Padahal database tersebut merupakan 'peta hidup' sebagai alat deteksi dini, perihal kelangsungan pelestarian benda cagar budaya di Indonesia. Karena bila terwujud pendokumentasian tersebut, publik dapat mengetahui dan menjaga pelestarian dari benda cagar budaya yang dilindungi oleh Negara. Fungsi database dapat memberikan suguhan informasi, berapa jumlah benda cagar budaya yang dimiliki seperti Gedung, Benteng, Rumah, Masjid, Gereja, Vihara, Pusaka dan lain sebagainya. Dengan adanya informasi keberadaan artefak sejarah ini, penghancuran dan pencurian dapat maksimal dihindari.
Pendokumentasian mempunyai peran ganda di satu sisi dapat menjadi alat kontrol, disisi lain merupakan alat sosialisasi dari Undang-Undang tentang Benda Cagar Budaya yang murah dan efektif kepada warga Negara.

Benda Cagar Budaya dan Keamanan Nasional

Perjuangan panjang Vasco da Gama (1497-1499) mencapai India melalui Tanjung Harapan telah berhasil gilang gemilang, dari keberhasilan ini maka terbuka lebar pintu masuk pelayaran bangsa Eropa ke Asia. Setelah Tanjung Harapan ditundukkan, kini giliran Melaka dikuasai Portugal (1511).
Di dalam kurun waktu 11 tahun tepatnya pada tahun 1522 ekspedisi Ferdinand Magellan dari Spanyol berhasil mencapai Maluku, selisih waktu 57 tahun (1522-1579) Francis Drake dari Inggris datang menyusul ke kewilayah 'surga rempah-rempah' Maluku. Berawal dari rempah-rempah nafsu serakah untuk menguasai dalam wajah kolonialisme tertancap di bumi Maluku, gesekan kepentingan untuk saling menguasai antara Portugal dan Spanyol di Maluku pada abad XVI tidak dapat terhindarkan. Maka keluar perjanjian Tordesillas (1494) dan menyusul perjanjian Saragossa (1527) antara Spanyol dan Portugal. Hal hasil dari perjanjian tersebut Portugal dapat menguasai Maluku.
Kilasan sejarah tersebut merupakan 'rekam jejak' kolonialisme pertama kali hadir di bumi jamrud khatulistiwa, taktik dan strategi kolonial di dalam melakukan infiltrasi sampai menuju invasi dapat ketahui. Fakta penjajahan dapat ditelusuri melalui artefak seperti Benteng Victoria (1605) yang dibangun Portugal di Maluku, berfungsi sebagai benteng pertahanan. Juga Benteng Oranje (1607) di Ternate yang dibangun oleh Cornelis Matelief de Jonge (Belanda). Benteng ini pernah dijadikan pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda (Gubernur Jenderal) Pieter Both, Herald Reynst, Laurenz Reaal, dan Jan Pieterszoon Coen.
Dari Benteng pertahanan sampai rute perjalanan alur laut kolonial memasuki Nusantara, sebagaimana diketemukannya beberapa artefak kapal laut kolonial yang karam di dasar laut. Dan legitimasi Mahkamah Internasional tentang batas kedaulatan wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI), mengacu pada peninggalan tanah jajahan Belanda. Dengan demikian 'patok batas' secara fisik peninggalan Belanda, kedepan menjadi sesuatu yang vital di dalam pembuktian wilayah kedaulatan Negara.
Walaupun bukan konteks benda cagar budaya, tetapi masih dalam 'satu tarikan nafas' peristiwa dikuasainya Pulau Sipadan dan Ligitan oleh Malaysia, karena lemahnya bukti otentik di Mahkamah Internasional. Merupakan pertanda urgensinya fisik bangunan dalam wilayah hukum Internasional. Serta perluasan pembangunan fisik didaratan Singapura melalui 'pasir laut', hampir saja mencaplok kedaulatan Indonesia khususnya pulau Nipa dan pulau lainnya disekitar wilayah propinsi kepulauan Riau. Satu lagi peristiwa penghancuran taman didepan stasiun Beos kota, dimana wilayah itu merupakan 'ring satu' zona benda cagar budaya. Kepentingan bisnis lebih penting daripada keamanan. Pembangunan shelter busway dan terowongan untuk pedestrian mengakibatkan dampak buruk bagi bangunan tua disekitarnya. Tercatat sedikitnya empat bangunan tua yang langsung terkena dampak negative yang diakibatkan dewatering saat pembangunan terowongan tersebut, keseimbangan air tanah disekitar lokasi terganggu. Dan keempat bangunan tua mengalami penurunan pondasi, dan dampak negatif apa yang akan tercipta kedepan? Tidak ada yang dapat mengatahui dan diperlukan kajian mendalam. Sampai saat ini kejelasan tentang barang sitaan Negara dari hasil penangkapan eksplorasi kapal VOC yang karam secara illegal, berapa jumlah dan nilai harta karun tersebut dan disimpan dimana masih dalam misteri.
Saksi bisu benda cagar budaya ternyata faktual dapat 'berbunyi' dan berkata jujur tanpa ada rekayasa maupun kebohongan.

Intelijen Benda Cagar Budaya (Heritage Intelligence)

Cegah tangkal di dalam pelestarian benda cagar budaya sudah waktunya diperkuat, perhitungan secara matematis tentang kekayaan 'adi luhung' bangsa Indonesia belum dapat direalisasikan. Kemampuan IPTEK di dalam kalkulasi sumber daya alam (SDA) kekayaan laut sudah dapat dihandalkan di negri kepulauan ini, padahal dahulu sebelum teori tersebut ada masih merupakan sesuatu yang 'ghaib' diwilayah alam bawah sadar. Sosok manusia dapat terbang Gatot Kaca yang hanya ada dalam cerita pewayangan, tersentak bahwa cerita itu bukan mitos melainkan teknos dengan kemampuan di dalam rekayasa teknologi kapal terbang (Dirgantara Indonesia).
Eksistensi heritage intelligence di dalam melakukan penelitian dan pendokumentasian, serta dapat juga melakukan 'audit' benda cagar budaya, merupakan pemecah dari kebekuan dan kerapuhan mengatasi permasalahan benda cagar budaya. Generasi kedepan perlu diberikan 'menu' visualitas bukan virtualitas. Melalaui intelijen benda cagar budaya sesuatu yang absurd menjadi rasional, investigasi tapak tilas untuk dapat mengumpulkan kembali serpihan sejarah yang tercecer dan hilang. Seperti analogi menjahit pakaian yang sudah usang termakan jaman, memerlukan sentuhan ketekunan penjahit handal. Semoga.***

Pamulang, 18 Januari 2009

TNI Masih Tunggu Hasil Penelitian



Jakarta - Spekulasi mengenai insiden alarm dua pesawat Sukhoi yang menyala saat latihan di Makassar terus merebak. Namun TNI belum dapat menyimpulkan penyebab kejadian hingga proses penelitian selesai.

"Ada dua kemungkinan, apa di locked lawan atau kerusakan. Yang jelas tidak mudah menyimpulkan itu," kata Kapuspen Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/2/2009) pagi.

Sagom meminta agar masyarakat bersabar menunggu hasil analisa pihak terkait. Menurut Sagom, kedua pilot pesawat tersebut yang saat penerbangan ditemani instruktur dari Rusia, saat ini telah menceritakan kejadian detailnya.

"Biarlah kita tunggu analisa mereka, karena awak penerbang yang paling tahu masalah itu," jelasnya.

Bagi Sagom, yang terpenting tidak ada korban jiwa dan kerugian yang didapat dari insiden tersebut. Kedua pilot kembali dengan selamat, begitu juga dengan kondisi pesawat.

"Kita bersyukur tidak ada apa-apa," pungkasnya.

Seperti diketahui, dua pesawat Sukhoi milik TNI AU diduga menjadi sasaran tembak pesawat asing saat menggelar latihan terbang sekitar pukul 09.00 Wita. Alarm kedua pesawat tersebut berbunyi saat berada di ketinggian 20 ribu kaki.

Pernyataan Hillary Clinton Soal HAM China Mengejutkan!



Seoul - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton melontarkan pernyataan mengejutkan mengenai isu HAM China. Setidaknya mengejutkan bagi organisasi HAM Amnesty International dan kelompok pro-Tibet.

Gara-garanya, Hillary berjanji tidak akan membiarkan keprihatinan AS soal HAM di China menghalangi kerjasama dengan negara besar Asia tersebut.

Dikatakan mantan ibu negara AS itu, pemerintah AS akan terus menekan China soal keprihatinan AS sejak lama atas isu HAM termasuk kebijakan keras Beijing mengenai Tibet.

"Namun tekanan kami pada isu itu tidak bisa mengganggu soal krisis ekonomi global, krisis perubahan iklim global dan krisis keamanan," kata Hillary kepada wartawan di Seoul, Korsel sebelum bertolak menuju Beijing, China seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (21/2/2009).

T. Kumar dari Amnesty International mengatakan, pihaknya "terkejut dan sangat kecewa" dengan pernyataan Hillary tersebut.

"AS merupakan satu dari sedikit negara yang bisa melawan China soal isu HAM," tuturnya. "Namun dengan mengatakan bahwa HAM tidak akan mengganggu prioritas lain, Menteri Clinton merusak masa depan inisiatif AS untuk melindungi hak-hak itu di China," pungkasnya.

Para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Free Tibet menyampaikan pernyataan senada. Menurut mereka, komentar Hillary memberikan sinyal keliru bagi China di waktu sensitif ini.

Dua organisasi HAM, Amnesty International dan Human Rights Watch telah mengirim surat ke Hillary sebelum dia memulai kunjungannya ke Asia, termasuk Indonesia. Isi surat mendesak istri mantan Presiden Bill Clinton itu membahas keprihatinan HAM dengan para pemimpin China.

Sebelum Hillary memulai tur Asia, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Wood mengatakan, HAM akan menjadi isu penting bagi Hillary dan dia akan membahas isu itu jika waktunya tepat. (ita/ita)

Minggu, 15 Februari 2009

Garin Nugroho Dilempar Sandal di Timor Leste

YOGYAKARTA, MINGGU - Ternyata bukan hanya George W Bush, mantan presiden AS, yang kena lemparan alas kaki. Sutradara Garin Nugroho juga mengalami hal serupa. Saat sedang asyik melakukan pengambilan gambar dialam salah satu konser Slank di Timor Leste untuk film Generasi Biru, sepasang sandal melayang ke arahnya.

Tentu saja, Garin tak sempat menghindar seperti Bush, karena fokus perhatiannya kepada aksi kelompok musik Slank yang sedang manggung di hadapan ribuan Slanker fanatik dari negara sempalan Indonesia itu. Sadar posisi, Garin mengalah, karena tidak ingin terjadi keributan dalam konser tersebut. "Ya kan nanti kita akan repot sendiri, kalau rusuh gara-gara saya. Entar filmnya ganti judul jadi Generasi Rusuh," canda Garin kepada para wartawan seraya tertawa dalam jumpa pers pemutaran perdana film Generasi Biru di Yogyakarta, Minggu (15/2).

Garin maklum bahwa para Slanker di Timor Leste maupun wilayah Indonesia Timur merasa sangat tergangu dengan situasi pengambilan gambar yang menghadirkan banyak kru. Padahal, kehadiran Slank di kota mereka, Dili, sangat jarang, sehingga kerinduan mereka meledak-ledak untuk dapat melihat bintang pujaan mereka.

Mengenai film yang baru saja disutradarainya itu, Garin mengaku bahwa Generasi Biru merupakan usahanya yang sangat maksimal untuk dapat menerjemahkan jiwa Slanker yang penuh warna dan ekspresi. "Saya sadar, film ini belum mampu memotret secara keseluruhan. Tapi, paling tidak, ini usaha saya. Saya bahkan menantang, kalau memang ada yang mampu membuat lebih sempurna, ya silakan bikin film Slank yang lain. Setahu saya, sampai saat ini belum ada film musikal yang mampu memotret secara keseluruhan tentang sosok suatu kelompok musik, di luar negeri sekalipun, " tandas Garin.

Diungkapkan Garin, beberapa orang mungkin kebingungan ketika menonton film tersebut. Sebab, lanjutnya, banyak animasi dan gerakan teaterikal yang ditampilkan. Menurutnya, animasi dihadirkan untuk mewakili graffiti yang banyak dilakukan oleh para Slanker yang tersebar di Indonesia, sementara gerakan-gerakan teaterikal ditampilkan untuk mewakili sosok generasi yang penuh olok-olok.

"Karena film ini dibuat dalam rangka 25 tahun Slank, maka saya harus berusaha agar film ini sangat dekat dengan jiwa para Slanker. Dan, saya lihat, generasi slanker ini sangat penuh dengan olok-olokan. Mereka bahkan sangat santai mengolok-olok kondisi sosial politik dan lingkungan dengan bahasa-bahasa yang sangat kasar. Tetapi, karena ini film yang dintonton oleh semua lapisan masyarakat, beberapa gambar memang tak dapat ditampilkan secara vulgar," ujar Garin. (sulistyawan)

Jumat, 16 Januari 2009

H U M O R

Kisah di Balik Suksesnya Pembuatan Kapal Perang KRI Krait


Awal Desember 2008 lalu, Indonesia mencatat sejarah baru berhasil meluncurkan satu KRI bebahan alumunium yang dikerjakan anak-anak Indonesia di Tanjunguncang. Seperti apa kisah di balik suksesnya pembuatan kapal perang tersebut?

Membuat kapal perang (KRI) berbahan dasar aluminium yang sukses dilakukan di Batam bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Selain dikejar waktu, KRI itu haruslah sesuai dengan standar sekelas kapal patroli TNI AL.

Bukan hanya persoalan waktu dan biaya yang diploting dari Mabes TNI-AL, proses awalnya pun banyak menemukan kendala. Buktinya, dalam proses pembuatan design sudah tiga kali gambar kapal tersebut diganti, hanya untuk suatu alasan yang lumrah, yakni anggaran tak mencukupi.

Desain awal, seharusnya kapal perang itu berkecepatan 32 knot. Itu berarti mesin yang dibutuhkan haruslah mesin 2.700 HP (horse power) x 2. Namun, harga mesin sebesar itu kurang lebih mencapai 8 hingga 10 miliar Rupiah untuk satu buah mesinnya.

Desain yang telah susah payah dibuat, kemudian diganti dengan merancang kapal berkecepatan di bawahnya, yakni ukuran 1,250 HP x 3 dengan kecepatan 28 knot. Lagi-lagi tersandung pendanaan. Karena selisih harganya tak sedemikian signifikan. Rancangan kapal kembali dirubah terutama pada hull (bawah air) kapal tersebut. ”Dengan perubahan itu, para desainer kapal harus bekerja ekstra berhati-hati,” kata perwira pengawas (pawas) pembangunan Fasharkan Mentigi Kapten Gatot Arijanto ketika ditemui Batam Pos, belum lama ini.
Akibat terkendala dana tersebut, ia bersama jajarannya kembali mengajukan proposal ulang dengan desain berkapasitas lebih kecil, yakni kecepatan kapal mencapai 20 knot, dengan desain mesin 1250 HP x 2, yakni mesin MAN buatan Jerman berstandar marine class. Setelah mendapat persetujuan Mabes TNI-AL dengan rancangan yang ada, kendala lain terus muncul, yakni mencari shipyard (galangan kapal) berpengalaman yang mampu menyelesaikan pengerjaan kapal tersebut.

Dilakukanlah survei keliling di seluruh shipyard yang ada di Batam. Dari keseluruhan yang dikunjungi, hanya sekitar empat hingga enam shipyard yang sanggup mengerjakan kapal tersebut, namun tak semunya memiliki lisensi seperti yang diharapkan. Alumni teknik perkapalan Universitas Hang Tuah Surabaya itu, mengaku nekat menggandeng PT Batam Express Shipyard (BES) yang nota bene perusahaan galangan milik anak bangsa.

Bersama pimpinan tertinggi Fasharkan Mentigi Uban, yakni Kolonel Sugeng dan dua anak buahnya masing-masing Lettu Syahrul dan Agus Santoso, memutuskan untuk tetap menyelesaikan pekerjaan tersebut. ”Ditetapkannya PT BES sebagai pelaksana pekerjaan itu bukanlah tanpa kendala,” kata dia. Pasalnya, PT BES belum pernah membuat kapal perang (KRI) terutama kapal yang memiliki linggi (haluan) yang agak ekstrim serta memiliki spesifikasi khusus.

Sumber daya manusia (SDM) lokal yakni putra-putri Indonesia yang berada di shipyard PT BES yang diawasi Fasharkan Mentigi selama 14 bulan secara bahu-membahu melaksanakan proyek itu. KRI made in Indonesia berbahan aluminium itu adalah kapal pertama yang mampu dikerjakan anak bangsa. Walau buatan dalam negeri, material pembuat kapal itu umumnya didatangkan dari luar negeri. ”Untuk plat aluminium ukuran 4 milimeter sampai 30 milimeter harus dibeli dari Italia, Yunani, bahkan Afrika Selatan. Sedangkan jaringan elektrikal (Schendier) dari Prancis,” ujar Gatot.

KRI Krait sendiri memiliki sistem pendukung pengamanan untuk peluncuran rudal ke permukaan (SSM), radar marking (penandaan) yang bisa membaca nama kapal musuh.

Program alih teknologi antara PT BES dan Fasharkan Mentigi untuk menyelesaikan KRI tersebut akhirnya tercapai. ”Hanya satu tujuan, yakni menunjukkan pada negara lain bahwa Indonesia juga mampu mendesain, membuat, dan memiliki kapal perang berbahan aluminium,” imbuh Djuhairi.

Gerindra tidak Percaya Lembaga Survei

JAKARTA--MI: Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyatakan, tidak memercayai hasil jajak pendapat yang dilakukan banyak lembaga survei, terutama lembaga survei yang jelas-jelas dibayar.

"Jangan terlalu percaya dengan hasil lembaga survei yang menyatakan Gerindra begini, Gerindra begitu. Kita tidak pernah takut dengan ramalan yang bisa dibeli. Kalau mau Pak Hasyim (Hasyim Djojohadikusumo, kakak kandung Prabowo) bisa membayar lembaga survei untuk membesarkan nama Gerindra. Tetapi kami tidak mau," katanya, dalam pidato politiknya pada Perayaan Natal 2008 dan Tahun Baru 2009 Partai Gerindra di Jakarta, Jumat (16/1) malam.

Prabowo menegaskan, Gerindra ingin menjadi garda terdepan perubahan bagi bangsa Indonesia yang masih dihadapkan pada tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan berbagai persoalan sosial ekonomi lainnya.

Mantan Komandan Danjen Kopassus itu mengatakan, Indonesia saat ini

masih menghadapi tingginya angka kemiskinan, pengangguran, meningkatnya kasus gizi buruk, banyak anak usia sekolah tidak dapat menempuh pendidikan dan puluhan ribu orang akan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak lesunya ekonomi nasional akibat krisis finansial global.

"Padahal, Indonesia sebagai negara besar yang dikarunia kekayaan alam melimpah tidak seharusnya mengalami itu semua. Karena itu, kita harus mengadakan perubahan, dan Gerindra ingin menjadi pemimpin dalam proses perubahan itu," ujar Prabowo menegaskan.

Pada kesempatan itu pula, mantan Panglima Kostrad itu mengatakan, demokrasi yang telah disepakati bersama harus dapat dijalankan secara bijaksana dan arif. Demokratisasi merupakan sistem yang berat dan penuh risiko dalam menjalaninya, apalagi bagi Indonesia dengan beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan bahasa.

"Karena itu, kita harus bersatu padu. Tanpa melihat latar belakang agama, ras, suku bangsa, budaya dan bahasa kita maju bersama mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya lantang.

Gerindra, lanjut Prabowo, merupakan partai 'wong cilik', partai orang miskin dan partai bagi orang-orang yang tidak terwakili, namun akan memimpin perubahan bagi bangsa ini menjadi lebih baik di masa datang. (Ant/OL-03)

Kopaska & US Navy Seal Latihan Menembak Bersama


SURABAYA - Dua Satuan Pasukan Khusus masing-masing Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan US Navy Seal saling mengasah kemampuan menembaknya baik dalam penggunaan senjata laras pendek maupun senjata laras panjang di Lapangan Tembak Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Jumat (16/1).

Dalam latihan dengan sandi “Flash Iron 09-01” itu, senjata yang digunakan adalah pistol jenis Sig Sauer 226 serta SMG jenis MP-5. Kedua senjata tersebut merupakan salah satu senjata standar yang digunakan oleh satuan pasukan elite TNI AL tersebut.

Sedangkan jarak tembak yang dilakukan cukup berpariasi, seperti 5 meter, 10 meter dan 15 meter serta beberapa kombinasinya.

Dalam latihan kali ini Pasukan Katak TNI AL mengerahkan 4 tim (masing-masing tim 7 orang), atau 28 personel pada latihan ini sedangkan dari US Navy Seal menyertakan 15 personelnya. Selain sniper, mereka juga akan berlatih tentang Maritime Interdiction Operation (peperangan ruang tertutup), Jungle Welfare (perang hutan) berikut Jungle Survival, Fast Roping, Over the Beach serta Tactical Combat Casualty Care.

Koarmatim mengerahkan satu unit kapal perang, sebuah helikopter Bell, 2 Sea Rider, serta 5 perahu karet untuk latihan yang berlangsung mulai 12 Januari hingga 06 Februari 2009 dengan lokasi di Markas Koarmatim, selat Madura, Pantai Banongan serta Selogiri Banyuwangi ini.

Menurut Komandan Satuan Katak Koarmatim Kolonel Laut (T) Yulius Bustami, latihan ini selain dapat meningkatkan kemampuan taktis dan teknis perorangan maupun satuan prajuritnya juga dapat menciptakan hubungan emosional yang harmonis dan saling pengertian antara prajurit Pasukan Katak Indonesia dan Amerika Serikat.

Ribuan Penduduk Gaza Makamkan Said Siam


GAZA--MI: Ribuan warga Gaza memadati jalan untuk mengikuti pemakaman Said Siam, menteri dalam negeri Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Jumat (16/1).

Said Siam menjadi korban tewas akibat serangan udara Israel. Siam tewas bersama saudara laki-lakinya, serta seorang anaknya. Tewasnya Siam membuat sayap militer Hamas menyerukan pembalasan terhadap Israel.

Said Siam dikenal sebagai tokoh garis keras dan menjadi pembentuk milisi Executive Force semenjak Hamas menguasai Gaza pada Juni 2007.

Said Siam menjadi pemimpin tertinggi Hamas yang terbunuh semenjak Israel membombardir Jalur Gaza, wilayah otoritas Palestina, sejak 27 Desember lalu.