Jumat, 16 Januari 2009

H U M O R

Kisah di Balik Suksesnya Pembuatan Kapal Perang KRI Krait


Awal Desember 2008 lalu, Indonesia mencatat sejarah baru berhasil meluncurkan satu KRI bebahan alumunium yang dikerjakan anak-anak Indonesia di Tanjunguncang. Seperti apa kisah di balik suksesnya pembuatan kapal perang tersebut?

Membuat kapal perang (KRI) berbahan dasar aluminium yang sukses dilakukan di Batam bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah. Selain dikejar waktu, KRI itu haruslah sesuai dengan standar sekelas kapal patroli TNI AL.

Bukan hanya persoalan waktu dan biaya yang diploting dari Mabes TNI-AL, proses awalnya pun banyak menemukan kendala. Buktinya, dalam proses pembuatan design sudah tiga kali gambar kapal tersebut diganti, hanya untuk suatu alasan yang lumrah, yakni anggaran tak mencukupi.

Desain awal, seharusnya kapal perang itu berkecepatan 32 knot. Itu berarti mesin yang dibutuhkan haruslah mesin 2.700 HP (horse power) x 2. Namun, harga mesin sebesar itu kurang lebih mencapai 8 hingga 10 miliar Rupiah untuk satu buah mesinnya.

Desain yang telah susah payah dibuat, kemudian diganti dengan merancang kapal berkecepatan di bawahnya, yakni ukuran 1,250 HP x 3 dengan kecepatan 28 knot. Lagi-lagi tersandung pendanaan. Karena selisih harganya tak sedemikian signifikan. Rancangan kapal kembali dirubah terutama pada hull (bawah air) kapal tersebut. ”Dengan perubahan itu, para desainer kapal harus bekerja ekstra berhati-hati,” kata perwira pengawas (pawas) pembangunan Fasharkan Mentigi Kapten Gatot Arijanto ketika ditemui Batam Pos, belum lama ini.
Akibat terkendala dana tersebut, ia bersama jajarannya kembali mengajukan proposal ulang dengan desain berkapasitas lebih kecil, yakni kecepatan kapal mencapai 20 knot, dengan desain mesin 1250 HP x 2, yakni mesin MAN buatan Jerman berstandar marine class. Setelah mendapat persetujuan Mabes TNI-AL dengan rancangan yang ada, kendala lain terus muncul, yakni mencari shipyard (galangan kapal) berpengalaman yang mampu menyelesaikan pengerjaan kapal tersebut.

Dilakukanlah survei keliling di seluruh shipyard yang ada di Batam. Dari keseluruhan yang dikunjungi, hanya sekitar empat hingga enam shipyard yang sanggup mengerjakan kapal tersebut, namun tak semunya memiliki lisensi seperti yang diharapkan. Alumni teknik perkapalan Universitas Hang Tuah Surabaya itu, mengaku nekat menggandeng PT Batam Express Shipyard (BES) yang nota bene perusahaan galangan milik anak bangsa.

Bersama pimpinan tertinggi Fasharkan Mentigi Uban, yakni Kolonel Sugeng dan dua anak buahnya masing-masing Lettu Syahrul dan Agus Santoso, memutuskan untuk tetap menyelesaikan pekerjaan tersebut. ”Ditetapkannya PT BES sebagai pelaksana pekerjaan itu bukanlah tanpa kendala,” kata dia. Pasalnya, PT BES belum pernah membuat kapal perang (KRI) terutama kapal yang memiliki linggi (haluan) yang agak ekstrim serta memiliki spesifikasi khusus.

Sumber daya manusia (SDM) lokal yakni putra-putri Indonesia yang berada di shipyard PT BES yang diawasi Fasharkan Mentigi selama 14 bulan secara bahu-membahu melaksanakan proyek itu. KRI made in Indonesia berbahan aluminium itu adalah kapal pertama yang mampu dikerjakan anak bangsa. Walau buatan dalam negeri, material pembuat kapal itu umumnya didatangkan dari luar negeri. ”Untuk plat aluminium ukuran 4 milimeter sampai 30 milimeter harus dibeli dari Italia, Yunani, bahkan Afrika Selatan. Sedangkan jaringan elektrikal (Schendier) dari Prancis,” ujar Gatot.

KRI Krait sendiri memiliki sistem pendukung pengamanan untuk peluncuran rudal ke permukaan (SSM), radar marking (penandaan) yang bisa membaca nama kapal musuh.

Program alih teknologi antara PT BES dan Fasharkan Mentigi untuk menyelesaikan KRI tersebut akhirnya tercapai. ”Hanya satu tujuan, yakni menunjukkan pada negara lain bahwa Indonesia juga mampu mendesain, membuat, dan memiliki kapal perang berbahan aluminium,” imbuh Djuhairi.

Gerindra tidak Percaya Lembaga Survei

JAKARTA--MI: Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyatakan, tidak memercayai hasil jajak pendapat yang dilakukan banyak lembaga survei, terutama lembaga survei yang jelas-jelas dibayar.

"Jangan terlalu percaya dengan hasil lembaga survei yang menyatakan Gerindra begini, Gerindra begitu. Kita tidak pernah takut dengan ramalan yang bisa dibeli. Kalau mau Pak Hasyim (Hasyim Djojohadikusumo, kakak kandung Prabowo) bisa membayar lembaga survei untuk membesarkan nama Gerindra. Tetapi kami tidak mau," katanya, dalam pidato politiknya pada Perayaan Natal 2008 dan Tahun Baru 2009 Partai Gerindra di Jakarta, Jumat (16/1) malam.

Prabowo menegaskan, Gerindra ingin menjadi garda terdepan perubahan bagi bangsa Indonesia yang masih dihadapkan pada tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan berbagai persoalan sosial ekonomi lainnya.

Mantan Komandan Danjen Kopassus itu mengatakan, Indonesia saat ini

masih menghadapi tingginya angka kemiskinan, pengangguran, meningkatnya kasus gizi buruk, banyak anak usia sekolah tidak dapat menempuh pendidikan dan puluhan ribu orang akan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak lesunya ekonomi nasional akibat krisis finansial global.

"Padahal, Indonesia sebagai negara besar yang dikarunia kekayaan alam melimpah tidak seharusnya mengalami itu semua. Karena itu, kita harus mengadakan perubahan, dan Gerindra ingin menjadi pemimpin dalam proses perubahan itu," ujar Prabowo menegaskan.

Pada kesempatan itu pula, mantan Panglima Kostrad itu mengatakan, demokrasi yang telah disepakati bersama harus dapat dijalankan secara bijaksana dan arif. Demokratisasi merupakan sistem yang berat dan penuh risiko dalam menjalaninya, apalagi bagi Indonesia dengan beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan bahasa.

"Karena itu, kita harus bersatu padu. Tanpa melihat latar belakang agama, ras, suku bangsa, budaya dan bahasa kita maju bersama mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya lantang.

Gerindra, lanjut Prabowo, merupakan partai 'wong cilik', partai orang miskin dan partai bagi orang-orang yang tidak terwakili, namun akan memimpin perubahan bagi bangsa ini menjadi lebih baik di masa datang. (Ant/OL-03)

Kopaska & US Navy Seal Latihan Menembak Bersama


SURABAYA - Dua Satuan Pasukan Khusus masing-masing Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan US Navy Seal saling mengasah kemampuan menembaknya baik dalam penggunaan senjata laras pendek maupun senjata laras panjang di Lapangan Tembak Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Ujung, Surabaya, Jumat (16/1).

Dalam latihan dengan sandi “Flash Iron 09-01” itu, senjata yang digunakan adalah pistol jenis Sig Sauer 226 serta SMG jenis MP-5. Kedua senjata tersebut merupakan salah satu senjata standar yang digunakan oleh satuan pasukan elite TNI AL tersebut.

Sedangkan jarak tembak yang dilakukan cukup berpariasi, seperti 5 meter, 10 meter dan 15 meter serta beberapa kombinasinya.

Dalam latihan kali ini Pasukan Katak TNI AL mengerahkan 4 tim (masing-masing tim 7 orang), atau 28 personel pada latihan ini sedangkan dari US Navy Seal menyertakan 15 personelnya. Selain sniper, mereka juga akan berlatih tentang Maritime Interdiction Operation (peperangan ruang tertutup), Jungle Welfare (perang hutan) berikut Jungle Survival, Fast Roping, Over the Beach serta Tactical Combat Casualty Care.

Koarmatim mengerahkan satu unit kapal perang, sebuah helikopter Bell, 2 Sea Rider, serta 5 perahu karet untuk latihan yang berlangsung mulai 12 Januari hingga 06 Februari 2009 dengan lokasi di Markas Koarmatim, selat Madura, Pantai Banongan serta Selogiri Banyuwangi ini.

Menurut Komandan Satuan Katak Koarmatim Kolonel Laut (T) Yulius Bustami, latihan ini selain dapat meningkatkan kemampuan taktis dan teknis perorangan maupun satuan prajuritnya juga dapat menciptakan hubungan emosional yang harmonis dan saling pengertian antara prajurit Pasukan Katak Indonesia dan Amerika Serikat.

Ribuan Penduduk Gaza Makamkan Said Siam


GAZA--MI: Ribuan warga Gaza memadati jalan untuk mengikuti pemakaman Said Siam, menteri dalam negeri Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Jumat (16/1).

Said Siam menjadi korban tewas akibat serangan udara Israel. Siam tewas bersama saudara laki-lakinya, serta seorang anaknya. Tewasnya Siam membuat sayap militer Hamas menyerukan pembalasan terhadap Israel.

Said Siam dikenal sebagai tokoh garis keras dan menjadi pembentuk milisi Executive Force semenjak Hamas menguasai Gaza pada Juni 2007.

Said Siam menjadi pemimpin tertinggi Hamas yang terbunuh semenjak Israel membombardir Jalur Gaza, wilayah otoritas Palestina, sejak 27 Desember lalu.