Selasa, 21 Desember 2010

Inilah Alasan Pria Sulit Meminta Maaf

PRIA dikenal sulit meminta maaf, ternyata hal itu memang benar adanya. Para ilmuwan Kanada mencoba membuktikannya pada sebuah penelitian.

Menurut informasi yang dilansir CyberNews dari geniusbeauty, dari penelitian tersebut diketahui perbedaan kemampuan pengakuan rasa bersalah antara wanita dengan pria yang cukup signifikan. Hal ini dikuatkan juga penemuan jurnal science, bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan yang signifikan saat meminta maaf.

Penelitian melibatkan 66 sukarelawan (33 pria dan 33 wanita). Selama dua minggu, para peneliti mencatat emosi sukarelawan yang terkait dengan hubungan mereka dengan orang lain.

Cukup mengagetkan, dari penelitian tersebut terungkap juga saat berargumen, 30 persen wanita cenderung menggunakan kata kasar dibandingkan pria. Dan pria justru lebih tenang saat bereaksi dan kebal terhadap penghinaan.

Dalam hasil penelitian, ditemukan kecenderungan pria meminta maaf dan mengakui kesalahannya ketika terlibat konflik sangat kecil. Sedang 35 persen wanita lebih bersifat terbuka dan mengakui kesalahannya dibanding pria.

Perbedaan utama dalam pengakuan kesalahan antara pria dan wanita bisa terlihat dalam hubungan yang mereka jalani. Wanita cenderung berpikir secara emosional, takut menyakiti perasaan pasangannya, dan segera meminta maaf jika melakukan kesalahan. Sedangkan pria jauh lebih rasional dan butuh penjelasan logis atas alasan kenapa mereka harus meminta maaf.

Nuryati: Mantan TKW yang Sekarang Jadi Dosen

Jakarta - Kepergiannya menjadi tenaga kerja wanita (TKW) pada 1998 lalu hanya untuk satu tujuan: dapat uang banyak guna meneruskan kuliah. Kini, ia tidak hanya berhasil menggondol gelar sarjana, namun menjadi dosen hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.

Nuryati Salopari tampak sumringah sore itu. Mengenakan kebaya warna kuning emas, ia dianugerahi piagam penghargaan Purna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Motivator di depan Wakil Presiden Boediono. Nuryati dinilai sebagai sosok TKI yang mampu menjadi motivasi bagi TKI-TKI lainnya.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menakretrans Muhaimin Iskandar di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/12/2010). Selain Nuryati, ada lagi 4 mantan TKI lainnya yang memenangkan penghargaan dengan berbagai kategori.

Kisah sukses ibu 3 anak itu berawal ketika ia menamatkan pendidikan SMA tahun 1998. Akibat kesulitan ekonomi, Nuryati tidak bisa meneruskan pendidikannya ke tingkat S1. Ia pun akhirnya memutuskan menjadi TKW ke Arab Saudi.

"Alasan saya untuk ke sana (Arab Saudi) saat itu untuk mencari modal kuliah," kata Nuryati saat ditemui detikcom usai acara.

Nuryati mengatakan, di Arab Saudi, ia bekerja sebagai baby sitter pada satu keluarga. Beruntung, ia mendapatkan majikan yang cukup baik. Sang majikan bahkan mau mengontraknya untuk bekerja selama 10 tahun.

"Majikan saya mau langsung kontrak 10 tahun, tapi saya bilang mau kuliah untuk kepuasan batin saya. Sebab kalau sudah tua dan tidak kuliah, pasti saya akan menyesal," kisah Nur, yang belum lama melahirkan putra ketiganya ini.

Memang, kata Nur, dirinya saat itu menghadapi dilema. Ia harus menyisihkan remitannya (pendapatan) untuk membantu kehidupan orangtua dan adik-adiknya di Indonesia. Namun, tekad untuk kuliah tidak bisa ditahan-tahan lagi.

"Suatu ketika saya melihat prosesi wisuda Universitas Al Ahzar, Mesir, yang ditayangkan melalui televisi. Keinginan saya semakin kuat. Alhamdulillah akhirnya majikan saya juga mengizinkan," ungkap Nuryati.

Sepulang dari Arab Saudi, Nuryati langsung mendaftar ke univeritas tempatnya kini mengajar. Keberuntungan kembali diraih, ia bisa meneruskan studinya ke jenjang S2 di Universitas Jaya Baya, Pulomas, Jakarta Timur.

Nurhayati pun punya pesan kepada rekan-rekannya yang kini masih berjuang mencari penghidupan lebih baik di negeri orang. Ia menyarankan agar uang yang didapat dari hasil bekerja di luar negeri dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang produktif. Selama ini, para TKI biasa langsung menghabiskan uang tersebut untuk membeli sesuatu, lalu kembali lagi merantau.

"Kedua, investasikan uang itu untuk pendidikan. Ilmu itu sangat berguna dan tidak akan pernah habis," tutup Nurhayati, yang juga bersuamikan seorang dosen itu.

Intip Gaya Bercinta Pria Lewat Kebiasaannya

VIVAnews - Kebiasaan buruk pria ternyata juga menggambarkan gaya bercintanya. Mungkin terdengar aneh, tetapi tidak ada salahnya Anda mulai memperhatikan kebiasaan pasangan, lalu lihat bagaimana gaya bercintanya. Berikut beberapa kebiasaan pasangan yang bisa Anda perhatikan, seperti dikutip dari Times of India.

- Kecanduan ponsel
Apakah pria Anda terus-menerus sibuk dengan ponselnya? Jika jawabannya "Iya", bisa jadi pertanda buruk. Itu karena Anda dan dia cenderung tidak memiliki koneksi yang intens. Begitu pun saat bercinta, pasangan akan sangat mudah terganggu konsentrasinya sehingga menjadi kurang memuaskan. Akan lebih baik, jika minta ia mematikan ponselnya saat sedang bercinta.

- Suka berdandan
Pria yang suka berdandan memang selalu bersih dan wangi. Tetapi jika ia cenderung metroseksual dan sangat 'mencintai' dirinya sendiri, kemungkinan ia egois saat bercinta. Ia akan cenderung hanya akan memikirkan keinginannya daripada keinginan Anda.

- Cara makan
Akan sangat menyenangkan jika bisa berbagi makanan dengan pasangan. Tetapi jika pasangan merasa kesal atau tidak suka untuk berbagi makanan dengan Anda, ini bisa jadi pertanda kalau ia cenderung keras kepala saat bercinta. Anda butuh kesabaran ekstra menghadapinya dan temukan cara yang agar ia bisa "takluk"

- Si pelit
Tiap orang memang memiliki cara pandang berbeda soal uang. Tetapi jika pasangan jarang sekali atau cenderung pelit untuk memberikan tips pada pelayan misalnya, ia juga bisa jadi jarang memberikan kecupan atau pelukan hangat pada Anda.

- Tidak suka memperlihatkan kemesraan
Beberapa pria tidak suka memperlihatkan kemesraan dengan pasangannya di depan umum, meskipun itu sekadar berpegangan tangan. Ini bisa jadi pertanda kalau ia bermasalah dalam hal kepercayaan diri dan kenyamanan. Hal ini membuatnya cenderung kaku saat bercinta.

Garuda Bakal Ofensif


RMOL. Meng­hadapi Timnas Malaysia, pelatih Alfred Riedl memberi satu penegasan: ­tidak akan main bertahan.

“Mung­kin kami hanya sedikit bertahan di awal pertandingan karena me­reka bisa mencari celah di awal,” jelas Riedl.

Bekas pelatih Vietnam, Laos dan Palestina ini mengingatkan para pemainnya harus berhati-hati di laga pertama, terutama yang su­dah mengantongi kartu kuning.Mereka adalah; Ahmad Bustomi, Muhammad Rid­wan, Hamka Hamzah yang diterima pada leg kedua se­mi­final dan Oktovianus Maniani, dan Cristian Gonzales pada leg per­tama.

Paling yang mengesalkan Riedl yakni kartu kuning yang di­terima Bustomi dari wasit Mo­radi Masoud Hasanalo. Ketika itu, Bustomi diganjar kartu aki­bat provokasi bek Filipina Anton del Rosario. “Ketika itu saya sa­ngat marah, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Riedl.

Siap Membalas

Dari kubu Malaysia, semangat pasukan berseragam Kuning Hitam untuk membalas keka­lah­an 1-5 di babak penyisihan grup sa­ngat tinggi. Mereka tak ingin tam­pil seperti ayam sayur meng­hadapi laga final, terutama di leg pertama di depan pub­lik­nya sen­diri.

Ambisi ini terucap dari bek Muslim Ahmad yang me­nga­takan timnya akan berusaha me­nak­lukkan kekuatan “Pasukan Ga­ruda”.

“Tak ada yang tahu apa yang menimpa kami saat ber­temu per­tama dengan Indonesia. Kami se­perti ayam tanpa kepala, ber­lari kesana kemari tanpa tahu arah,” ujar Ahmad.

Kendati berusaha menga­lah­kan Indonesia, Ahmad belum ta­hu strategi apa yang akan di­tu­runkan timnya. Di antara para pemain Indonesia, dua pemain yang paling ditakuti yakni Chris­tian Gonzales dan Ok­tovianus Maniani.

“Gonzales memiliki ketang­guh­an fisik luar biasa begitu juga Okto yang memiliki kecepatan saat berlari, mereka akan men­jadi masalah besar. Kami harus mewaspadai keduanya,” ujar bek Young Tigers itu.

Sedangkan pelatih Rajagopal mengatakan timnya saat ini su­dah siap untuk revans. “Tim ka­mi se­karang bukan tim se­be­lumnya ke­tika Malaysia kalah 1-5. Kami akan tampil beda,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah mengetahui kekuatan tim Indo­nesia.

“Indonesia adalah tim bagus saya sudah mempelajari kekuatan mereka. Dua wing back Indonesia perlu diwaspadai, apalagi mereka mampu membuat gol juga. Selain itu striker Indonesia juga bagus-bagus,” ulasnya. [RM]

Memaknai Pergantian Tahun


MEMAKNAI PERGANTIAN TAHUN MELALUI HUBUNGAN MANUSIA DENGAN WAKTU

Atho B. Smith

Pergantian tahun dalam sistem penanggalan berlangsung secara periodik dan konstan. Penanggalan menurut kalender Hijriyah (lunar system)baru saja memasuki tahun baru dari 1431 ke 1432. Dalam hitungan hari kedepan, kita juga akan melewati pergantian tahun Masehi (solar system) dari 2010 ke 2011. Banyak hal yang dapat ditandai dengan fenomena ini, terutama soal hubungan manusia dengan perjalanan waktu tersebut.

Jika dilihat dari aspek ini, barangkali hanya sedikit orang yang menyadari bahwa hubungan kita dengan waktu, la’sana meletakkan manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya keatas ‘ban berjalan’*. Setiap orang yang berada diatasnya secara fisik bebas melakukan apa saja yang dikehendaki, kecuali satu, yaitu MEROBAH MEKANISME KERJA ban berjalan itu, baik mempercepat, memperlambat, menghentikan, apalagi memutarnya mundur.

Akan tetapi, pertanyaan essensiilnya bukanlah pada soal mekanisme kerja itu, melainkan pada pertanyaan; KEMANA ban berjalan ini akan membawa seluruh “penumpang”nya’ itu? Kenyataan telah membuktikan bahwa para penumpang selalu dihantar menuju ke muaranya, yakni “tempat pembuangan akhir” (TPA)** yang biasa dikenal dengan istilah KEMATIAN. Tentang berapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing ‘penumpang’ hingga sampai ke tempat tujuan, tidak seorangpun yang mampu memastikannya, karena “lokasi” TPA itu sendiri sangat “gelap” dan tidak bisa dilihat dengan alat apapun, apalagi dengan kasat mata. Yang bisa diketahui hanyalah bahwa soal itu bergantung pada 2 hal, yakni : Dari mana ia mulai “menumpang”, dan bagaimana kondisi terkini-nya. Itupun hanya perkiraan semata. Yang pasti, semakin lama ia berada diatasnya, semakin dekat pula ia ke TPA.

Pertanyaan penting lainnya adalah : ADA APA DIBALIK TPA ITU, SEDANGKAN SEMUA MAKHLUK HIDUP HARUS MENUJU KESANA? Untuk menjawab pertanyaan ini, manusia hingga sekarang tidak mampu membuka ‘tabir’ supaya ia bisa melihat apa yang sesungguhnya ada di TPA itu. Dengan menggunakan teknologi secanggih apapun yang dimilikinya, manusia tidak mampu menguak rahasia itu. Melalui ilmu-ilmu metafisika sekalipun, ternyata juga tidak ditemukan jawaban yang pasti, semuanya “mengambang”. Lalu, dari mana bisa ditemukan jawabannya, ataukah tinggallah ia sebagai suatu misteri yang abadi? Disinilah letak keunikannya karena sifat dasar curiosity yang dimiliki manusia selalu menjadi semacam ‘stimulus’ untuk mengungkap misteri tersebut.

Suatu hal yang harus diakui manusia yaitu bahwa ia mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, termasuk juga dalam hal “berpikir” dan “berusaha”. Artinya, diluar kekuasaan manusia ternyata juga ada kekuasaan lain yang jauh melampaui kekuasaan manusia. Kekuasaan atau kekuatan jenis ini oleh para ilmuwan disebut sebagai TRANSENDEN.

Menyadari akan kekurangannya, manusia perlu menelusuri bagaimana memahami sifat transenden itu, dan SIAPA PEMILIKNYA. Sejauh ini sifat transenden itu hanya bisa dipahami lebih detail melalui jalur AGAMA. Mengapa demikian? Karena di dalam agama manusia DIAJARKAN melalui wahyu antara lain bahwa segala yang ada di alam semesta ini ADA PENCIPTANYA, sekalipun mungkin tanpa wahyu manusia juga bisa menyadari (setelah menggunakan akal sehatnya) bahwa tidak mungkin sesuatu yang mekanisme kerjanya sangat teratur seperti yang terlihat di alam semesta ini, lalu tidak ada yang merancangnya. Pasti ada yang medesainnya, dan DIA itu adalah MAHA PENCIPTA, yang dikenal sebagai TUHAN.

Banyak informasi yang diterima manusia melalui jalur ini yang sebelumnya tidak pernah diketahui karena memang hal itu sengaja diberitahukan oleh Sang Pencipta, walaupun hanya dalam skala yang kecil saja. Nah, salah satu informasi penting yang diperoleh dari agama yaitu bahwa dibalik TPA itu (post mortem), ADA KEHIDUPAN LAIN, yang merupakan kelanjutan dari kehidupan sebelumnya (kehidupan duniawi), yang dikenal sebagai KEHIDUPAN UKHRAWI (HEREAFTER). Pertanyaan selanjutnya adalah : “Bagaimana suasana “kehidupan” manusia di tempat itu”? Untuk menjawabnya, tentu saja manusia harus merujuk pada prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin sebagaimana yang diajarkan oleh agama, karena disitu sebagian sudah dijelaskan bagaimana suasana dan kondisi manusia di tempat tersebut.

Agama sejauh ini mengajarkan bahwa manusia sesudah mati akan mengalami suasana kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Dua hal saja yang mungkin ditemuinya, yakni ia akan SENANG selamanya, atau kemungkinan lain ia akan TERSIKSA selamanya juga. Hal itu bergantung pada ‘posisi’ dimana nantinya ia berada. Setelah ditentukan posisinya, maka tempat itu akan dihuninya secara permanen/abadi. Lantas, bagaimana memastikannya? Atas persoalan ini, agama juga sudah memberikan ‘resep dan rambu-rambunya’. Tinggal bagaimana manusia meyakini hal itu sebagai suatu kebenaran dan bagaimana pula ia mematuhinya sebagai suatu keharusan. Yang pasti, kita semua yang masih berada diatas ban berjalan ini, sedang dihantar menuju kesana. Sementara pergantian tahun hanya merupakan isyarat atau pertanda saja akan jarak yang sudah kita lewati selama dalam perjalanan ini. Demikianlah, semoga ada manfaatnya, wallahu a’lam bissawab / Allah jualah yang lebih mengetahui / God knows the truth.

Senin, 15 November 2010

Tujuh Hal Yang Dicari Wanita Pada Pria


Anda yang sedang mencari jodoh, terutama para pria, bisa membaca artikel ini. Sebelum masuk jenjang pernikahan ada hal-hal yang dicari seorang wanita dari sosok pria. Apa saja? Berikut kami kutip dari situs Shine, Rabu (10/11):

1. Memiliki wajah yang mirip atau sekilas mirip

"Wah muka kalian mirip, jodoh tuh," mungkin Anda pernah mendengar celetukan seperti itu. Menurut hasil studi di AS, wanita ternyata tertarik kepada pria yang memiliki wajah mirip dengannya. Atau minimal jika dilihat sekilas ada kemiripan. Mengapa? Wanita dipercaya bisa merasa aman dan nyaman jika berpasangan dengan pria yang wajahnya mirip dengannya.

2. Mengerti akan keinginan

Jangan menjadi pria yang egois! Yah kebanyakan wanita tak suka pria yang egois. Jadilah pria yang mampu memahami keinginan dan perasaan wanita. Caranya: menjadi pendengar yang baik.

3. Gaya berbicara dan berjalan

Wanita juga melirik bagaimana pria di seberang sana berbicara dan ketika berjalan. Pria yang jalannya gagah, tegap dan cepat, diyakini memiliki sifat yang berwibawa, mengayomi dan mapan. Demikian pendapat David Lieberman, ahli perilaku manusia. Lalu pria yang mampu menghormati dan menyimak lawan bicaranya dengan baik juga disukai wanita.

4. Luka di tubuh

Ternyata wanita menyukai pria yang memiliki luka di tubuhnya. Luka di tubuh diidentikkan dengan sifat macho dan pemberani. Namun luka yang disukai wanita bukan luka cacat permanen, terbakar atau karena bahan kimia. Luka akibat kecelakaan ketika berolahraga atau bekas jahitan kecil di alis dan kening menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita.

5. Wajah ketika tersenyum dan bete

Yang ini sulit dijelaskan secara ilmiah. Namun faktanya, wanita suka dengan pria yang senyumnya sumringah. Pria yang senyumnya 'manis' dinilai memiliki sikap yang optimis. Pria optimis didambakan wanita karena diyakini bisa membuat masa depan lebih cerah. Begitupula saat seorang pria bete atau mengalami kebosanan, wanita pun bisa dibuat tertarik. Menurut sejumlah ahli, wajah manusia ketika bete atau bosan mencerminkan sifat aslinya.

6. Berpenampilan menarik dan kariernya sukses

Pria dengan busana rapih biasanya dilirik banyak wanita. Apalagi jika wajahnya tampan. Tapi ada juga kaum hawa yang kepincut dengan pria dengan berbuasana cuek, santai bahkan urakan. Karier dan penghasilan juga menjadi daya tarik yang penting. Makanya jadilah pria pekerja keras.

7. Pria dengan wajah mirip simpanse

Wah, yang ini bisa jadi perdebatan. Di Inggris, penelitian membuktikan pria yang bentuk proporsi wajahnya mirip dengan simpanse adalah yang paling aduhai. Cowok yang keningnya tidak lebar, alisnya tebal tapi tidak lebat dan bibirnya tipis disukai para wanita. Entah lah, mungkin cewek Inggris yang suka pria seperti itu.

Obama Pulang, Dubes AS Ditinggali Segudang PR Rangkul Indonesia


RMOL. Setelah kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan First Lady Michelle Obama ke Indonesia (9-10 November), Kedutaan AS di Jakarta ditinggali seabrek pekerjaan rumah.

Kemarin, Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Scot A Mar­ciel menyambut lima wartawan di kediamannya. Yaitu, Rakyat Mer­deka, Kompas, Republika, Sepu­tar Indonesia dan Tempo. Selama satu jam, di­dis­kusikan tentang isu-isu politik luar negeri, ter­masuk soal kunjungan Presiden Oba­ma ke Indonesia, pekan lalu. Dalam per­te­muan itu, Dubes Marciel di­temani Atase Pers Kedubes AS Paul Belmont dan Asisten In­formasi Lukman N Sukarsono.

Menurut Dubes Marciel, ba­nyak pe­kerjaan yang harus dia kerjakan bersama awak keduta­an untuk me­nindaklanjuti kerja sama kom­pre­hensif dengan In­donesia, se­perti yang ditekankan Obama da­lam pidatonya di Uni­versitas In­do­ne­sia (UI), Depok (10/11).

Dubes Marciel meng­ung­kap­kan beberapa poin penting dalam pidato Obama. Yaitu, Obama me­­nekankan betapa pentingnya pe­ranan Indonesia sebagai ne­gara demokrasi terbesar serta me­ne­kankan besarnya kepen­tingan AS atas kemajuan dan kese­jah­teraan Indonesia.

“Presiden Obama juga mene­kan­kan ingin meningkatkan kerja sama komprehensif yang positif, setara dan saling menghormati satu sama lain,” kenang Marciel.

“Bagi saya selaku duta besar dan kedutaan, poin-poin itu me­nunjukkan banyak hal yang harus dikerjakan untuk me­lan­jutkan membangun kerja sama,” te­rangnya.

Kerja sama itu menurut Mar­ciel di­fokuskan di bidang pendi­di­kan, bisnis, dan perubahan iklim.

“Yang sangat penting adalah mencari jalan bagaimana me­ningkatkan saling pengertian satu sama lain. Juga kerja sama diplo­matik di kawasan,” imbuh pria kelahiran Fremont, negara bagian California, AS, itu.

Diplomat berkacamata itu men­contohkan kerja sama yang telah dirajut dengan Indonesia. Yai­tu Peace Corp yang diluncur­kan pada 2009. Ada juga kerja sama di bidang ilmu pe­ngetahuan dan pendidikan, dan banyak lagi.

Dubes mengatakan, keda­ta­ngan seorang presiden meru­pa­kan hal yang baik. Tidak hanya ba­gi duta besar, tapi juga bagi ke­du­taan dan hubungan dengan negara yang di­datangi.

“Walaupun artinya banyak yang akan dikerjakan tapi itu sangat berarti. Memang tugas kami membangun hubungan baik de­ngan rakyat dan peme­rintah Indonesia, se­bagaimana yang di­harapkan pre­siden de­ngan ke­datangannya,” kata be­kas Deputi Asisten Men­teri Luar Negeri AS untuk Biro Asia Ti­mur dan Asia Pasifik itu.

Pada kesempatan itu, Dubes Marciel juga menceritakan ting­gi­nya res­pons masyarakat AS ter­hadap kunjungan Obama ke ta­nah air. “Kalau dari rak­yat, saya kurang tahu, tapi di media banyak diekspos media AS. Seperti di Washington Post menjadi head­line,” terangnya.

Namun terkait salaman kon­tro­versial Menteri Te­le­ko­mu­ni­ka­si dan informatika Tifatul Sem­­bi­ring dengan Ibu Negara Michelle dengan sewaktu di Is­tana Mer­deka yang bikin he­boh itu, sambil tersenyum Mar­ciel me­nyatakan, “Itu bukanlah hal pa­tut diperma­salahkan.”

Dubes yang baru bertugas Agustus 2010 itu meng­gam­barkan situasi politik Indonesia yang luar biasa. Orang-orang de­ngan bebasnya berekspresi, meng­kritisi. “Sama halnya de­ngan di Amerika. Ini adalah po­litik yang sehat,” tandasnya.

Pengungsi Merapi Diajak Berpikir Optimis Sikapi Cobaan


Yogyakarta (ANTARA) - Masyarakat yang menjadi korban dari letusan Gunung Merapi diajak berpikir positif terkait cobaan yang tengah dihadapi dan selalu optimistis menghadapi musibah tersebut.

"Semua orang pasti tidak ingin ditimpa musibah, tetapi kejadian letusan Gunung Merapi adalah bagian dari proses alam yang telah ditentukan oleh Allah SWT sehingga perlu disikapi dengan selalu berpikir positif dan optimistis," kata Wakil Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Tasman Hamami saat mengisi khutbah shalat Idul Adha 1431 Hijriah di Jogja Expo Center (JEC) yang juga dijadikan lokasi pengungsian korban letusan Gunung Merapi, Selasa pagi.

Menurut dia, musibah adalah suatu bentuk dan cara Allah SWT untuk memberikan ujian kepada umat manusia dan mengetahui tingkat keimanan seorang umat.

Ia mengatakan, musibah justru dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

"Semoga musibah ini justru menjadi satu cara bagi Allah SWT untuk mengampuni dosa-dosa umatnya dan menggantinya dengan ampunan dan pahala," kata Tasman yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY itu.

Ia mengatakan, dalam menyikapi musibah meletusnya Gunung Merapi tersebut umat Islam dapat meneladani sikap Nabi Ibrahim saat diuji oleh Allah SWT dengan harus mengorbankan anaknya Nabi Ismail.

"Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk berserah dan mengikuti perintah Allah SWT. Kecintaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah SWT mengalahkan segalanya. Inilah yang harus ditiru," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, secara sosial kemasyarakatan, berkurban mengandung makna sebagai sebuah sikap kepedulian terhadap sesama dan saling tolong-menolong, dalam hal ini adalah kepedulian kepada korban letusan Gunung Merapi.

"Ketaatan berkurban, hendaknya tidak terbatas ketika terjadi suatu musibah, tetapi rela berkorban adalah bagian dari kepribadian," katanya.

Di JEC, pelaksanaan shalat Idul Adha tersebut diikuti oleh ribuan umat Islam dan juga pengungsi yang sedang berada di lokasi pengungsian serta aparat TNI yang sedang bertugas di lokasi pengungsian tersebut.

Panitia pelaksana shalat Idul Adha di JEC kemudian menyumbangkan seluruh infak yang diperoleh selama pelaksanaan shalat tersebut kepada korban letusan Gunung Merapi.

Din: Kasus Gayus Tanggung Jawab Presiden


Surabaya - Kasus Gayus Tambunan, termasuk pelesiran hingga ke Bali, merupakan tanggung jawab presiden. Sebagai pemimpin tertinggi, presiden harus turun tangan menuntaskan kasus Gayus yang terus merembet dan menyeret instansi lain.

"Harus ada ledakan dahsyat, big bang untuk kasus Gayus. Dan itu harus dari pemimpin tertinggi," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, kepada wartawan seusai melaksanakan salat Id di Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (16/11/2010).

SBY, kata Din, harus konsisten dengan pernyataannya dahulu saat mencalonkan diri menjadi presiden. Saat itu SBY berjanji akan memberantas segala macam bentuk korupsi. Janji itu yang sedang rakyat tunggu.

"Jangan berhenti pada retorika atau kata-kata saja tanpa perbuatan. Dan jangan hanya kroco-kroco saja yang dihukum, tetapi yang di atas juga," tambah Din.

Menurut Din, keluarnya Gayus dari rutan bagaikan fenomena puncak gunung es, kecil di atas tetapi besar di bawah. Kasus Gayus ini merupakan hal yang menyedihkan, memalukan dan membuktikan bahwa penegakan hukum masih amburadul. Lembaga dan aparat hukum masih korup. Dan pemberantasan korupsi masih sebatas retorika.

"Kasus Gayus adalah bentuk syirik sosial, syirik yang timbul karena mendewakan materi (uang)," tandas Din.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan meminta penjelasan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Plt Jaksa Agung Darmono siang nanti terkait keluar masuknya Gayus Tambunan dari Rutan Brimob. Pihak Istana juga menyebutkan, kasus Gayus telah mencoreng Indonesia lantaran sebelumnya Presiden sempat menyampaikan masalah pemberantasan korupsi di forum G20.

Memahami Perbedaan Idul Adha 1431 H


KOMPAS.com - Potensi adanya perbedaan Idul Adha 1431 Hijriah sudah diprediksi para ahli hisab rukyat dan astronom sejak beberapa tahun lalu. Perbedaan itu terwujud saat ini dengan adanya sebagian umat Islam Indonesia yang memperingati Idul Adha pada Selasa ini, sama seperti di Arab Saudi, dan sebagian lagi Rabu esok.

Melalui sidang isbat atau penetapan yang dilakukan Kementerian Agama dan dihadiri wakil berbagai organisasi massa Islam, pemerintah menetapkan Idul Adha 10 Zulhijah 1431 H jatuh pada 17 November 2010.

Anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama yang juga Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin di Jakarta, Senin (15/11), mengatakan, secara teoretis atau hisab, bulan sabit tipis atau hilal tidak mungkin diamati pada 6 November karena ketinggiannya di atas ufuk masih di bawah dua derajat. Hal itu juga didukung dengan data pengamatan yang menunjukkan hilal belum bisa dilihat atau dirukyat di seluruh Indonesia.

Dengan demikian, bulan Dzulqa’dah atau bulan ke-11 dalam kalender Islam dibulatkan menjadi 30 hari sehingga 1 Zulhijah bertepatan dengan 8 November.

Di Indonesia, lanjut Djamaluddin, jika ada yang menetapkan Idul Adha pada 16 November, hal itu karena menggunakan kriteria wujudul hilal atau terbentuknya hilal (tanpa perlu diamati) sehingga bulan Dzulqa’dah hanya 29 hari.

Perbedaan lain muncul dengan ketetapan Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan Idul Adha juga pada 16 November sehingga puncak ibadah haji berupa wukuf di Arafah dilakukan pada 9 November kemarin.

Menurut Djamaluddin, keputusan Pemerintah Arab Saudi menentukan Idul Adha tahun ini tergolong kontroversial. Secara teoretis, hilal tidak bisa dirukyat pada 6 November di Mekah. Namun, ternyata otoritas setempat menentukan berbeda.

Sebagai catatan, dalam keputusan penentuan hari raya, Pemerintah Arab Saudi sering kali digugat oleh para astronom di Timur Tengah dan kawasan lain. Meskipun Arab Saudi menggunakan metode melihat hilal untuk menentukan awal bulan, tapi sering kali hilal yang diklaim bisa dilihat itu secara teoretis astronomi tidak mungkin bisa dilihat.

Garis penanggalan bulan

Anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama lainnya yang juga ahli kalender di Program Studi Astronomi, Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, mengatakan, garis penanggalan pada kalender Hijriah berbeda dengan garis penanggalan kalender Masehi.

Garis penanggalan Masehi didasarkan pada patokan garis bujur timur atau garis bujur barat 180 derajat. Dalam penanggalan ini, daerah yang memiliki garis bujur sama atau berdekatan mulai dari kutub utara hingga kutub selatan akan selalu memiliki hari yang sama. Perubahan hari dimulai pada pukul 00.00.

Daerah yang lebih timur juga dipastikan akan lebih dahulu waktunya dibandingkan daerah di baratnya. Karena itu, dalam sistem penanggalan Masehi, waktu di Jakarta atau waktu Indonesia barat (WIB) selalu empat jam lebih dulu dibandingkan waktu Mekkah.

Namun, garis penanggalan bulan berbeda. Garis penanggalan bulan memiliki 235 variasi. Setiap bulannya, garis penanggalan bulan berbeda-beda. Garis penanggalan bulan akan kembali di dekat tempat yang sama sekitar 19 tahun kemudian.

Banyaknya variasi garis penanggalan bulan ini ditentukan oleh posisi Bulan terhadap Bumi, dan posisi sistem Bumi-Bulan terhadap Matahari.

Daerah yang pertama kali melihat hilal akan mengawali hari lebih dulu. Hal ini berarti, daerah yang terletak pada garis bujur yang sama atau berdekatan, hari atau awal bulan Hijriahnya bisa berbeda. Hari dimulai setelah Matahari terbenam atau magrib, bukan pukul 00.00.

Kondisi ini, lanjut Moedji, yang membuat waktu di Jakarta tidak selalu lebih dahulu dibanding Mekkah. Jika diasumsikan, hilal pada Zulhijah kali ini pertama kali dilihat di Mekkah, maka sesudah magrib atau sekitar pukul 18.00 di Mekkah sudah masuk bulan baru.

Saat itu, di Jakarta sudah pukul 22.00 WIB. Baru pada magrib keesokan harinya, Jakarta memasuki Zulhijah. Artinya, pada bulan Zulhijah kali ini waktu di Jakarta tertinggal 20 jam dibandingkan waktu Mekkah.

”Dalam penanggalan Hijriah, waktu di Indonesia bisa jadi lebih dulu dibandingkan waktu di Arab Saudi. Namun, bisa jadi pula Arab Saudi lebih dulu dibanding Indonesia,” tambahnya.

Menurut Moedji, perbedaan awal hari dalam kalender Hijriah inilah yang sering dipahami secara salah. Mereka beranggapan, karena waktu di Indonesia lebih cepat dibanding Mekkah, maka saat di Mekkah berhari raya, di Indonesia juga harus berhari raya. Padahal, konsep ini didasarkan atas pencampuradukkan konsepsi kalender Hijriah dan Masehi sehingga menimbulkan kerancuan.

”Umat Islam Indonesia harus memahami bahwa mereka menggunakan dua sistem kalender. Kalender Masehi untuk keperluan sehari-hari dan kalender Hijriah untuk keperluan ibadah. Setiap kalender memiliki konsep dan konsekuensi masing-masing yang berbeda,” ungkapnya.

Meskipun berbeda, baik Moedji maupun Djamaluddin mengajak umat Islam menghormati perbedaan yang ada. Kejadian ini harus kembali memacu umat Islam Indonesia untuk segera membuat kriteria penentuan awal bulan Hijriah secara bersama yang berlaku nasional.

Jika sudah ada, maka konsepsi ini bisa disosialisasikan secara regional dan internasional sehingga diperoleh sistem penanggalan Hijriah yang bisa berlaku secara global.

”Sistem penanggalan Hijriah memang lebih kompleks dibandingkan penanggalan Masehi, tapi itu bukan berarti tidak bisa distandardisasi,” ujar Moedji.

Rabu, 27 Oktober 2010

Remunerasi, Menghapus Korupsi?


Istilah Remunerasi saat ini sering disebut seiring dengan terungkapnya kasus Gayus, terus terang saya baru tahu bahwa remunerasi ternyata semacam imbalan/tunjangan khusus bagi PNS di lingkungan Kementrian Keuangan khususnya di Ditjen Pajak lebih besar tunjangannya. Seorang Gayus yang cuma golongan 3a dengan masa kerja lima tahun bisa menerima gaji hampir Rp. 12,1 Juta sebulan karena ada remunerasi sebesar Rp. 8,2 Juta. Padahal dalam PP terbaru No. 25 tahun 2010 PNS gol. 3a dengan masa kerja 5 tahun gaji bulanannya hanya sebesar Rp. 1.830.100,- saya sendiri PNS golongan 4b dgn masa kerja 22 tahun cuma mendapat gaji pokok tak lebih dari Rp. 4,2 juta.

Kebijakan Remunerasi sudah digulirkan pemerintah sejak 2004 sebagai bagian dari reformasi birokrasi dengan harapan mewujudkan birokrasi yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme–memang baru sebatas tiga lembaga yaitu Kementrian Keuangan, BPK dan MA –dan saat ini menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, EE . MANGINDAAN sedang disusun grand design reformasi birokrasi dengan remunerasi untuk Komenko Perekonomian, Bappenas dan BPKP direncanakan selesai akhir April 2010, disusul di pemerintah pusat akan tuntas 2011, sedangkan di daerah secara bertahap pada 2014 hingga 2025.

Maksud baik pemerintah mengeluarkan kebijakan remunerasi agar PNS benar-benar melayani masyarakat lebih optimal sekaligus solusi untuk menghapus budaya Korupsi ternyata sia-sia bahkan penghamburan belaka Gayus yang PNS Ditjen Pajak adalah buktinya tidak mustahil banyak Gayus-Gayus lain bahkan lebih fenomenal hanya tidak terungkap saja. Rizal Ramli mantan Menko Perekonomian mengatakan “lebih baik di moratorium saja kebijakan remunerasi ini, untuk memberikan kesempatan kepada Kementrian Keuangan mengkaji lagi pemberian remunerasi apalagi anggaran yang digunakan adalah hasil pinjaman luar negeri..katanya transparansi tapi kita juga tidak tahu bagaimana sistem/mekanismenya..”

Sebesar apapun gaji ditambah tunjangan khusus atau imbalan-imbalan yang diterima seseorang, sepanjang masih memiliki mental maling dan rakus, korupsi tetap ada. Sifat manusia semacam itu selalu ada karena sudah dikuasai nafsu dunia, tidak akan ada kenyangnya sebelum mulutnya dijejali tanah merah, hal ini tersirat dalam QS. At Takatsur. Bappenas saat ini sedang menyusun road map Strategi Nasional pemberantasan korupsi 2010 - 2025 dengan visi Terbangunnya tata Pemerintahan yang bebas dari praktek korupsi dengan daya dukung kapasitas pencegahan dan penindakan serta sistem integritas terkonsolidasi secara nasional. Semangat ini perlu kita dukung, tapi perlu dicamkan juga kata-kata Maqdir Ismail seorang praktisi hukum yang menilai bahwa upaya pemberantasan korupsi tidak akan pernah berhasil apabila aparat penegak hukum yang menangani kasus korupsi justru melakukan korupsi.

Cara pintas yang mujarab sebagai upaya pemberantasan korupsi saya kira melalui tindakan hukum yang keras kalau perlu hukuman mati seperti di cina, tentu saja berlakukan bagi koruptor kelas kakap, itu pun dengan catatan semua aparat penegak hukum harus benar-benar steril dari korupsi, gaji aparat yang memadai dan jauhkan dari kepentingan-kepentingan politik..semoga.

Gubernur Sumbar: Korban Tewas di Mentawai 311 Orang, 378 Orang Masih Hilang


Jakarta - Korban tewas akibat gelombang tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat terus bertambah. Hingga Kamis (28/10/2010) pukul 07.15 WIB korban meninggal mencapai 311 jiwa.

"Korban meninggal 311 orang, hilang 378 orang," ujar Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, kepada detikcom, Kamis (28/10/2010).

Irwan Menambahkan, seluruh korban meninggal saat ini masih berada di Puskesmas Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selain korban tewas juga masih ada korban yang mengalami luka berat yaitu 264 orang dan yang luka ringan 140 orang.

Saat ini, para warga masih berada di tempa tenda-tenda pengungsian. "Pengungsi ada 4 ribu jiwa mereka ada di wilayah Pagai Selatan dan Pagai Utara," jelas politisi PKS ini.

Lebih lanjut Irwan mengatakan, sejumlah bantuan telah masuk sejak kemarin. Irwan memprediksi bantuan-bantuan yang masuk akan bertambah hari ini karena kondisi cuaca saat ini mendukung untuk kapal sampai ke Mentawai. Hingga kini, selain obat-obatan dan peralatan sehari-hari yang dibutuhkan pengungsi adalah tenaga medis dan relawan.

"Selain obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari kita juga membutuhkan dokter dan relawan agar dapat segera melakukan evakuasi," tutup Irwan.

Gempa 7,2 SR mengguncang Kepulauan Mentawai, lusa kemarin. 509 orang dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Sikakap, Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Sipora Selatan, dilaporkan hilang.

Guna memperlancar pencarian korban yang terseret gelombang tsunami, Rabu (27/10) kemarin tim pencari menyiapkan 4 helikopter karena pertimbangan ombak tinggi yang tidak memungkinkan untuk pencarian dengan menggunakan speed boat.
(ddt/anw)

Surono: Merapi Tidur Nyenyak Malam Ini


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Surono, yang malam ini berada di sekitar Merapi mengatakan, kondisi gunung Merapi malam ini relatif lebih tenang ketimbang kemarin.
Merapi tidur nyenyak malam ini. Meski masih ada gejolak-gejolak sedikit, tapi relatif lebih tenang ketimbang kemarin.
-- Surono

Ia menjelaskan, meski masih ada sedikit gejolak-gejolak dan letupan batuk-batuk kecil, namun secara keseluruhan kondisi Merapi tidak seaktif kemarin.

"Merapi tidur nyenyak malam ini. Meski masih ada gejolak-gejolak sedikit, tapi relatif lebih tenang ketimbang kemarin," ujar Surono, kepada Tribunnews.com melalui telepon, Selasa (26/10/2010) malam.

Meski demikian, Surono menilai, tidurnya Merapi malam ini bukan menjadi acuan bagi standarisasi keamanan bagi warga.

Menurut Surono, aktivitas Merapi malam ini bisa saja sebagai jeda untuk selanjutnya beraktivitas kembali. Dikatakannya, Merapi bisa setiap saat beraktivitas tanpa bisa diduga siapa pun.

Surono mengatakan, kemungkinan untuk meledak lagi masih sangat terbuka lebar.

"Ini bisa saja jeda sebentar. Kemungkinan adanya hal itu sangat besar lantaran kita tidak tahu alam seperti apa. Tidur nyenyak disini bisa diartikan dari status awasnya tidak ada. Meski begitu, warga jangan sampai merasa sudah aman lalu bebas semaunya," ujar Surono. (Tribunnews/Alie Usman)

Maaf Kolonel, Anda Indisipliner!


Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.

(Butir kelima Sapta Marga TNI)

KOLONEL Adjie Suradjie mendadak populer di media massa. Pasalnya ia melakukan hal yang jarang sekali dilakukan oleh kawan-kawan sejawatnya, dan ditabukan di institusi TNI, yaitu menulis opini publik di salah satu media cetak ibukota. Ia mengkritik kebijakan pemerintah dan Presiden SBY yang dianggap tidak cekatan dalam memberantas korupsi.

Publikpun mengelu-elukannya. Dia dianggap tentara pemberani dan kritis, menyimpang dari mainstream yang ada. Dukunganpun berduyun-duyun, dari beberapa pengamat militer, aktivis sipil juga kalangan DPR. Jadilah sang kolonel tampil bak demokrat sejati di media massa. Lazimkah ini dilakukan seorang perwira aktif?

Jawabannya: tidak. Bahkan untuk tindakannya ia terancam sanksi indisipliner. Saya mendukung tindakan institusi TNI AU dalam hal ini.

Dua belas tahun lalu, ketika perpindahan rezim terjadi dan reformasi sektor keamanan digulirkan, agenda terpenting saat itu adalah membangun TNI yang profesional yang bebas dari kegiatan politik praktis. Bahkan gagasan tentang jangan mengutip pendapat politik kepada militer disosialisasikan terhadap media massa. Membangun tentara profesional menjadi sebuah keharusan saat itu.

Hal tersebut itu terkait secara langsung dengan pertimbangan berikutnya, yakni dari sudut kepentingan pertahanan dimana keterlibatan militer ke area politik, yang bukan merupakan area kompetensinya, akan berakibat pada kemerosotan profesionalisme baik institusi maupun prajurit militer.

Jika ditilik dari sudut manejemen modern, prinsip spesialisasi fungsi dan pembagian tugas diterima sebagai syarat-syarat yang diperlukan guna membangun profesionalisme, termasuk dalam bidang kemiliteran. Satu institusi menjalankan satu fungsi merupakan prinsip menejemen modern yang diterima sangat luas.

Dari sudut ini, profesionalisme militer diperlukan agar badan ini dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, melindungi dan menjauhkan TNI dari ranah politik diperlukan sebagai instrumen penting untuk mewujudkan profesionalitas TNI sebagai badan yang menjalankan fungsi pokok dalam bidang pertahanan. Di samping, untuk menegakan prinsip ketersebaran kekuasaan dalam demokrasi.

Tetapi euforia demokrasi mengaburkan batas-batas tersebut. Partisipasi dan kebebasan sebagai ruh demokrasi ditafsirkan secara membabi buta disetiap ruang publik, mengabaikan prinsip spesialisasi fungsi dan diferensiasi tugas masing-masing institusi. Garis tegas antara tugas pokok sipil dan militer mulai bercampur baur dalam wacana publik melalui pembenaran demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Karenanya tidak mengherankan apabila tindakan anggota militer aktif yang sebenarnya bertentangan dengan disiplin dan etika institusi tempat ia berada, karena melanggar UU TNI No 34/2004, UU Pertahanan No 3/2002, Sapta Marga TNI, dan Sumpah Prajurit, malah mendapatkan pembenaran dan apresiasi publik yang berlebihan. Padahal jika kita cermati, di kemudian hari ini menjadi preseden buruk bagi prajurit-prajurit lainnya.

Mengapa TNI aktif dilarang mengekpresikan pendapatnya dimuka umum? Bagaimana demokrasi mewadahi ini? Kita perlu dingin dan meletakkan persoalan ini secara proporsional. Kita harus ingat bahwa perbedaan-perbedaan kultur antara dunia militer dengan dunia politik sedemikian kontrasnya.

Militer memiliki kultur hubungan yang dibangun di atas kesetiaan (pada negara) dan sistem komando, yang tercermin dengan jelas dalam sapta marga TNI, sebuah kode kehormatan setiap prajurit yang mempunyai ciri khas disiplin dan beretika. Termasuk didalamnya memuat tentang memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit. Tindakan sang kolonel dianggap tidak mematuhi kode kehormatan tersebut.

Sementara dunia politik memiliki kultur hubungan yang fungsional-kontraktual. Kedua kultur hubungan ini tidak bisa diperdamaikan dengan mudahnya. Karenanya, intervensi salah satu kultur hubungan ke dalam kultur hubungan lainnya – militer ke politik atau sebaliknya politik ke dalam militer – akan berakibat buruk bagi salah satunya.

Keterlibatan institusi militer ke dalam dunia politik bisa dipastikan akan mendistorsi secara serius bekerjanya mekanisme politik karena inkompatibilitas kultur hubungan di antara keduanya. Apakah sebuah opini politik termasuk kategori politik praktis? Ya, karena didalamnya memuat gagasan, pemikiran, ide tentang bagaimana praktik-praktik politik dilakukan. Sebuah abstraksi faktual yang diformulasikan dalam bentuk ide/gagasan.

Tindakan indisipliner sang kolonel mengembalikan ingatan kita kepada sistem politik demokratis yang didalamnya mensyaratkan adanya kontrol demokratik dan sekaligus pengawasan oleh pemerintahan sipil atas badan yang diberi monopoli untuk menggunakan kekerasan secara sah oleh negara, yakni militer dan polisi.

Jadi, tindakan indisipliner Kolonel Adjie Suradji seharusnya justru mendapat teguran dari kalangan institusi sipil seperti pemerintah dan DPR, selain sangsi yang telah diberikan oleh internal TNI AU. Ketidategasan kalangan sipil dalam menyikapi tindakan ini sekaligus menunjukkan kelemahan kontrol demokratik yang ada.

Yang cukup disesalkan adalah media massa tidak berimbang dalam meliput dan menyajikan berita ini secara proporsional, yang mengakibatkan kebingungan dikalangan publik. Padahal di awal reformasi media begitu bersemangat menyosialisasikan gagasan membangun tentara profesional yang menjauhkan TNI dari ranah politik.

Jaleswari Pramodhawardani, Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI dan The Indonesian Institute.

Makhluk-makhluk Baru dari Amazon


VIVAnews - Laporan terbaru dari World Wildlife Fund (WWF) menunjukkan bahwa antara tahun 1999 dan 2009 sudah lebih dari 1.200 spesies baru atau yang dipercaya telah punah ditemukan kembali di hutan Amazon. Ini berarti 1 spesies tumbuhan atau binatang ditemukan setiap tiga hari, sehingga menjadikan Amazon salah satu tempat paling beragam di dunia.

“Laporan ini menunjukkan keragaman kehidupan yang luar biasa di Amazon,” ujar presiden WWF, Fransisco Ruiz, seperti dilansir dari laman resmi WWF pada 26 Oktober 2010.

Dia menjelaskan penemuan baru yang disebut-sebut penemuan terbesar selama satu dekade ini terdiri dari 637 tanaman, 257 jenis ikan, 216 jenis ampibi, 55 jenis reptil, 16 jenis burung dan 39 jenis mamalia.

Di antara yang ditemukan adalah:
- Anaconda yang dikategorikan dalam nama Latin, Eunectes beniensis, yang pernah ditemukan pada tahun 1936. Ditemukan di hutan Amazon Bolivia pada 2002, pertama kali disangka sebagai hasil gabungan anaconda hijau dan kuning, namun ternyata adalah jenis baru.

- Ranitomeya amazonica, kodok luar biasa dengan motif api berwarna merah di kepalanya dan warna biru di sekujur tubuhnya. Ditemukan di Amazon Peru.

- Kakaktua Pyrilia aurantiocephala, yang memiliki kepala botak dan warna yang beragam, ditemukan di Amazon Brazil. Spesies ini masuk ke dalam kategori hampir punah.

- Pesut pink Amazon atau bernama Latin Inia boliviensis yang pertama kali ditemukan pada tahun 1830. Dulu dikira subspesies dari Inia geoffrensis namun ternyata berbeda.

Inia bolivienses dari Amazon

- Ikan lele berwarna merah, buta dan berukuran kecil ditemukan di Rondonia, Brazil. Ditemukan pada penggalian sumur di desa Rio Pardo, ikan ini tidak sengaja terangkut ke dalam ember.

Walaupun kebanyakan spesies ini hidup tenang di hutan Amazon yang lebat, namun ancaman kepunahan masih mengintai mereka. Pada 50 tahun terakhir, berdasarkan data WWF, manusia telah menyebabkan kerusakan sedikitnya 17 persen hutan hujan Amazon. Angka ini lebih besar dari Venezuela, atau dua kali lebih besar dari Spanyol.

WWF mendesak setiap organisasi lingkungan dan pemerintah untuk menaruh perhatian pada hutan ini, karena 90-140 miliar karbon dihasilkan disini. Jika karbon ini dilepaskan ke udara akibat kerusakan hutan, maka akan semakin memperparah pemanasan global.

“Tindakan secepatnya diperlukan untuk menghindari skenario menakutkan ini,” ujar Ruiz seraya mengatakan bahwa kelangsungan Amazon bergantung pada kerja sama negara-negara Amerika Latin yang dilaluinya. (hs)

Kamis, 30 September 2010

Kinerja DPR Memprihatinkan


JAKARTA, KOMPAS.com — Kerja anggota DPR 2009-2014 memasuki usia satu tahun pada 1 Oktober 2010. Setahun terakhir, DPR yang didominasi "wajah baru" dan berdarah muda banyak menuai kritik. Lontaran pedas juga kerap dilayangkan. Secara keseluruhan, bagaimana kinerja DPR, khususnya di bidang legislasi?

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Kamis (30/9/2010), memaparkan, kinerja DPR dalam fungsi legislasi sangat memprihatinkan. Dari target 70 RUU dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2010, hingga September ini hanya 8 RUU yang diselesaikan.

Peneliti Formappi, Yulistinus, mengatakan, dari 8 RUU yang diselesaikan, hanya 6 RUU yang direkomendasikan sebagai UU oleh DPR. "Dua RUU lainnya hanya persetujuan, bukan direkomendasikan menjadi UU," kata Yulistinus dalam jumpa pers di Kantor Formappi, Jakarta.

Dengan kinerja ini, apa yang telah dilakukan DPR dinilai jauh dari target Prolegnas. Sebanyak 21 RUU masih dalam proses pembahasan. Selebihnya, terdapat 24 RUU inisiatif DPR yang belum disiapkan naskah akademik dan drafnya. Sementara 26 RUU usulan pemerintah belum disampaikan ke DPR.

"Kami pesimistis dengan hasil ini. Target Prolegnas 2010 tampaknya mustahil dicapai. Mereka menetapkan prioritas, tapi belum menyiapkan bahan dasarnya," ujar Koordinator Formappi Sebastian Salang.

Jika dibandingkan dengan produk legislasi DPR periode sebelumnya, yang berhasil menyelesaikan 14 RUU pada kurun waktu yang sama, kinerja legislasi DPR periode sekarang lebih rendah. "Pimpinan DPR perlu tegas mengingatkan setiap komisi atau pansus untuk segera menyelesaikan agenda-agenda pembahasan RUU," kata Sebastian.

Gadis Langganan Para Pejabat Buka Mulut


MINAHASA SELATAN , KOMPAS.com — Jumlah korban Stevan M alias Vidi, tersangka penyewaan gadis-gadis belia kepada para hidung belang, tak terhitung dengan jari lagi.
Kami bawa si korban ini, lalu putar-putar Minahasa Selatan untuk tunjukkan mana-mana saja kantor tempat si hidung belang, lalu dia tunjukan, makanya kami tahu.
-- Ajun Komisaris Mohamad Kamidin, Kapolsek Amurang

Itu pun baru terungkap di salah satu sekolah kejuruan ternama di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, yang Rabu (29/9/2010) kemarin didatangi personel Kepolisian Sektor Amurang.

"Kami baru turun di satu sekolah untuk mengambil keterangan korban. Korban ini kami ketahui dari keterangan korban AR dan Vidi sendiri, hasilnya baru satu sekolah itu saja sudah terdapat 12 atau belasan oranglah, dan semuanya jaringan si Vidi," ujar Ajun Komisaris Mohamad Kamidin, Kapolsek Amurang, kepada Tribun Manado.

Ia menambahkan, mereka besok akan kembali melacak korban di sekolah lain, seperti yang dibeberkan korban AR ini.

"Besok kami akan turun lagi di sekolah-sekolah untuk mencari keterangan korban lainnya agar jaringan ini bisa terbongkar dan siapa lagi tersangka yang dapat diketahui," ujar Kamidin.

Menurut dia, korban disewakan Vidi dari beberapa lapisan masyarakat, ada yang pegawai negeri sipil (PNS), pekerja swasta, bahkan ada yang anggota polisi.

"Kalau di Minahasa Selatan, berdasarkan pengakuan korban, rata-rata penyewanya adalah PNS dari berbagai golongan. Yang kami sudah ketahui pasti nama Rino T, seseorang di dinas kehutanan, dan seorang lagi mantan camat di Minsel," ujarnya.

Korban AR pun buka mulut bahwa ia tak sempat bersetubuh dengan seorang mantan camat karena dia berlaku kasar sehingga AR pun lari. Meski demikian, dirinya sempat dipegang karena sudah disewakan oleh Vidi.

"Kami bawa si korban ini, lalu putar-putar Minahasa Selatan untuk tunjukkan mana-mana saja kantor tempat si hidung belang, lalu dia tunjukkan, makanya kami tahu," ucap Kamidin lagi.

Bukan hanya itu. Berdasarkan pengakuan AR, ada dua atau tiga orang di antaranya anggota polisi di Polres Minsel dan menurut AR ada seorang yang sangat dikenalnya bertugas di bagian buru dan sergap. AR mengaku "dipakai" di Desa Poigar, Kecamatan Sinonsayang.

Menurut Kapolsek Amurang, pekerja swasta pun ada. Sewaktu mengantar korban untuk menunjukkan hidung belang yang disewakan Vidi, seorang pekerja swasta tersebut adalah kepala unit di sebuah kantor badan usaha milik negara (BUMN) di Minahasa Selatan.

"Keterangan korban kepada kami, dia ini kepala unit di sebuah BUMN di Minahasa Selatan," ungkap Kamidin.

Pengakuan para korban kepada polisi, terdapat enam lokasi yang sering dipakai, yakni penginapan Transit di Sinonsayang, Hotel Minahasa Indah (MI) di Amurang, penginapan samping Pegadaian Amurang, Penginapan MCM jalan Menuju Pinaling, rumah Vidi, dan rumah penyewa itu sendiri.

Khusus untuk pesanan spesial ke Manado dan Bitung, korban memang tak mengetahui banyak siapa dan apa pekerjaan dari mereka, tetapi setahu mereka memakai seragam aparat negara.

Vidi dan Ari memang sudah seperti membisniskan penyewaan ini sebab, menurut Kapolsek Amurang, mereka berteman, tetapi terlibat persaingan gadis untuk disewakan.

"Kalau Vidi kebanyakan anak sekolahan, tetapi Ari anak-anak yang putus sekolah. Kalau ada jaringan Vidi yang direbut Ari tanpa izin, kadang Vidi dongkol sama si Ari," ungkapnya.

Sementara beberapa warga Desa Lopana mulai resah terhadap adanya jaringan ini. Rolly Makauli, tokoh masyarakat di desa tersebut, mengatakan kepada wartawan Tribun Manado, warga di sekitar lingkungan Vidi mulai ramai membicarakan kejadian ini.

"Saya datang ke sebuah acara, mereka ramai membicarakan gonjang-ganjing mengenai si Vidi dan mereka sangat menginginkan Vidi dapat ganjaran sesuai hukum dan setimpal dengan perbuatannya," ujarnya.

Beberapa orangtua pun mulai gelisah. "Saya takut anak saya nanti jadi korban, kalau ada yang ngajak-ngajak main ke sini-situ, tahu-tahunya nanti keterusan," ujar seorang ibu warga Pondang. (David Perdana Kusuma)

Bentrok di Depan PN Jakarta Selatan, Tiga Tewas


JAKARTA - Suasana di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, kemarin (29/9), berubah bak medan pertempuran. Dua kelompok massa terlibat saling bentrok. Di antara mereka ada yang bersenjata tajam. Bahkan ada yang sampai memuntahkan peluru dari senjata api.

Pertemuan dua kelompok yang saling bertikai tersebut terkait dengan sidang kasus Blowfish yang hari itu disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Gedung pengadilan tersebut terletak di Jalan Ampera Raya.

Awalnya, di PN Jaksel sedang dilangsungkan sidang kasus yang melibatkan mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji. Itu merupakan sidang perdana bagi jenderal berbintang tiga tersebut. Sidang Susno berakhir pukul 12.30.

Menurut agenda, setelah sidang kasus Susno, dilangsungkan sidang kasus Blowfish. Yakni, kasus perkelahian antara petugas keamanan Diskotek Blowfish di Jalan Gatot Subroto dan kelompok pengunjung (selengkapnya tentang kasus ini baca berita Karena Tak Bisa Masuk Diskotek).

Menjelang dimulainya sidang kasus Blowfish, puluhan orang terlihat bergerombol di halaman depan PN Jaksel. Namun, tiba-tiba, dari arah Cilandak, datang sekelompok orang yang menyerang kelompok yang berada di depan gedung pengadilan tersebut.

Mereka yang datang menyerang itu menumpang tiga Kopaja 608 (bus) jurusan Blok M-Tanah Abang. Mereka menyerang dengan senjata api (pistol), ketapel, serta panah.

Kejadian tiba-tiba tersebut membuat suasana di depan pengadilan menjadi ramai. Kelompok massa yang berada di PN membalas serangan itu dengan parang dan senjata tajam lainnya. Petugas kepolisian yang sebelumnya menjaga sidang Susno langsung mensterilkan Jalan Ampera.

Kendaraan yang datang dari arah Kemang dan hendak menuju Cilandak atau Ragunan dipaksa untuk balik arah. Sementara itu, kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang sudah berada di Jalan Ampera berusaha segera keluar dari jalan tersebut.

Jalanan yang sudah lengang membuat perang terbuka tak terelakkan. Kelompok yang berada di pengadilan berusaha berlindung dari tembakan kelompok yang menumpang Kopaja. Saat suara tembakan tak terdengar lagi, mereka balas bergerak. ''Peluru mereka habis. Peluru habis,'' ujar salah seorang anggota kelompok mengajak rekannya untuk balik menyerang sembari mengacungkan parang.

Tembakan peringatan yang sempat dikeluarkan polisi tak serta-merta menghentikan keributan. Upaya petugas untuk melerai pun tak banyak membuahkan hasil. Bentrokan mulai reda setelah personel tambahan dari Polda Metro Jaya datang dan membuat barikade untuk memisahkan dua kelompok.

Nus Key, seorang pemuda yang mengaku dari Maluku Utara, mengungkapkan, dirinya bersama teman-temanya sedang menunggu sidang kasus Blowfish. ''Tiba-tiba, mereka datang. Diduga dari kelompok Flores. Begitu turun, langsung menyerang, cabut pistol, dan parang. Anak-anak ditembakin,'' tuturnya kepada wartawan.

Dia tidak bisa memastikan dari mana kelompok yang telah menyerang kelompoknya tersebut. ''Yang pasti, mereka yang bermasalah dengan saya di Blowfish,'' imbuhnya.

Menurut Key, kekuatan kelompok penyerang lebih banyak dibanding pihaknya. Dia menyebut jumlah 50 orang yang berada di pengadilan. ''Polisi seharusnya bertindak. Mereka punya senjata api. Jadi, harus ditangkap. Kami bereaksi karena ada anak-anak yang mati. Artinya, kami beraksi untuk membela diri,'' terangnya.

Dalam peristiwa tersebut, menurut polisi, tiga orang tewas. Mereka adalah Fredy Merkuri, Syaifudin, dan Agustinus Tomazoa. Syaifudin ditemukan tewas di depan kantor Medco dalam kondisi tangan kanan putus dan wajah nyaris sulit dikenali. Dia diduga sebagai sopir Kopaja yang membawa rombongan penyerang.

Agustinus ditemukan tewas di dalam kantor Law Office Ray Tofik Chandra. Sementara itu, lokasi tewasnya Fredy tidak diketahui. Seorang korban lainnya berkondisi kritis karena terkena tembakan. Dia adalah Jaya Kusuma Madang yang dirawat di RS Pondok Indah.

Bukan hanya pihak yang bertikai, tiga polisi juga menjadi korban. Termasuk, Kapolres Jaksel Kombes Pol Gatot Eddy Pramono. Dia terserempet peluru di lutut kirinya. Dua polisi lainnya adalah Briptu Gerhana (luka tembak di kaki) dan AKP Lambua (luka tembak di telapak tangan).

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar yang ikut terjun di lokasi bentrokan menuturkan, pihaknya masih menyelidiki motif di balik penyerangan itu. Dia mengungkapkan, petugas memperoleh barang bukti berupa delapan selongsong proyektil dari senjata api yang ditembakkan. "Kami masih terus mendata guna menyelidiki kejadian ini," katanya.

"Kami juga perlu memastikan kelompok-kelompok ini dari mana. Akan kami dalami," tambah Kapolres Jaksel Gatot Eddy Pramono.

Informasi yang diperoleh koran ini, peristiwa bentrok kemarin terkait dengan insiden dalam persidangan kasus Blowfish yang digelar pekan lalu (22/9). Ketika itu, terdakwa diserang kelompok pendukung korban. Terdakwa Bernadus Malela saat keluar dari ruang tahanan menuju ruang sidang mendapat pukulan dari massa pendukung korban. Terdakwa lainnya, Karnoslolo, juga sempat diincar. Namun, massa dapat dibubarkan petugas dengan tembakan peringatan.

Bentrokan di Jalan Ampera kemarin mendapat perhatian dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo. Dia ikut turun meninjau lokasi bentrokan. Dia membantah kecolongan dengan terjadinya insiden tersebut. "Kejadiannya di jalan, sementara kami konsentrasi di sidang pengadilan," ujarnya.

Namun, Timur mengatakan, aparatnya berhasil melokalisasi area bentrokan. Kemudian, petugas menyisir dan menolong korban.

Jenderal bintang dua itu mengungkapkan, pihaknya tetap melakukan pengamanan seperti biasa pada persidangan-persidangan mendatang. Namun, pihaknya juga memberikan pengamanan lebih di luar area sidang. "Kami akan terus lakukan sidang lanjutan, artinya di tempat yang sama, dan kami tidak ragu-ragu untuk segera menye­lesaikan kasus ini," paparnya.

Sementara itu, Humas PN Jaksel Ida Bagus Dwiyantara menga­takan, pihaknya tengah mempertimbangkan memindahkan lokasi persidangan kasus Blowfish. "Tapi, baru wacana dan akan dikonsultasikan. Sebaiknya memang di kantor polisi," kata Ida Bagus. Gara-gara kerusuhan itu, sidang kasus Blowfish kemarin ditunda.

Pihaknya, lanjut Ida Bagus, juga akan membuat laporan ke ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sekaligus meminta persetujuan pemindahan lokasi sidang kasus Blowfish. "Kami akan koordinasikan juga dengan pihak keamanan." (fal/ibl/jpnn/c5/c2/kum)

Selasa, 28 September 2010

DPR Sahkan Laksamana Agus Suhartono sebagai Panglima TNI Selesai Sidang Paripurna, Agus Beri Hormat Militer


JAKARTA - Nakhoda baru TNI melenggang mulus di DPR. Laksamana Agus Suhartono kemarin (27/9) disahkan dalam sidang paripurna DPR sebagai panglima TNI. Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 25 Agustus 1955, itu menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso yang akan pensiun.

''Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa, proses ini akhirnya bisa dilalui,'' ucap Agus setelah sidang paripurna di gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Komisi I DPR melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap Agus pada 23 September lalu.

Pria yang sebelumnya menjabat kepala staf TNI-AL (KSAL) tersebut kemarin datang ke DPR tanpa didampingi wakil pemerintah seperti menteri pertahanan. Sesaat setelah disahkan paripurna, Agus berinisiatif menyalami Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang menjadi pimpinan sidang.

Tidak berhenti di situ, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1978 itu langsung mengambil sikap sempurna dan memberikan hormat militer kepada Priyo. Ketua DPP Partai Golkar itu pun langsung membalas.

Kejadian tersebut sempat mengundang tawa riuh sejumlah anggota dewan. Priyo juga tersenyum simpul. ''Saya tadi agak ragu. Soalnya sipil. Kalau hormat, agak kurang tegap,'' seloroh ketua umum DPP MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong), ormas di bawah naungan Partai Golkar, tersebut.

Menanggapi isu netralitas TNI dalam pemilu dan pilkada, Agus menegaskan bahwa dirinya pasrah pada tujuan politik pemerintah. ''Kalau memang TNI harus memilih, ya kami akan memilih,'' katanya.

Menurut dia, bila itu menjadi keputusan politik bersama, berbagai aspek harus disiapkan. ''Secara internal, TNI harus mempunyai kedewasaan berpolitik agar tetap netral. Di sisi lain, partai politik juga agar tidak mendekati TNI,'' ujar suami Tetty Sugiarti itu.

Agus menyebutkan, prioritasnya adalah melaksanakan doktrin trimatra terpadu untuk mengamankan dan melindungi daerah perbatasan. ''Sesuai kegiatan operasi yang kami lakukan sekarang,'' ucapnya.

Menanggapi kemungkinan optimalisasi peran TNI dalam pemberantasan terorisme, Agus menyatakan kesiapan institusi yang dipimpinnya. Termasuk, memperkuat Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) yang telah dibentuk presiden. ''TNI punya kemampuan untuk itu,'' tegasnya lantas tersenyum.

Bagaimana dengan persoalan perbatasan dengan Malaysia? ''Akan kami cermati terus dan tentu kami akan melakukan tindakan yang terukur. Misalnya, permasalahannya A, terapinya A. Jika masalahnya B, terapinya B,'' jawabnya diplomatis.

Dalam sambutannya, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menilai, Jenderal TNI Djoko Santoso telah melaksanakan tugas dengan baik selama memimpin TNI. ''Kami sampaikan terima kasih, penghargaan yang tinggi, dan selamat kepada beliau,'' kata politikus PKS itu.

Terhadap Laksamana Agus Suhartono, Mahfudz mengingatkan sejumlah komitmen yang harus menjadi fokus panglima baru TNI. Di antaranya, menuntaskan reformasi di lingkungan TNI. ''Juga, memperkuat perspektif terhadap HAM, mempercepat penyelesaian penyerahan seluruh bisnis TNI berikut asetnya kepada pemerintah, serta penguatan netralitas TNI dalam pemilu dan pemilukada,'' bebernya.

Selain itu, mengembangkan postur anggaran TNI dengan terus meningkatkan kesejahteraan prajurit. ''Termasuk, memenuhi kebutuhan sarana perumahan dan kesehatan serta penguatan akuntabilitas anggaran,'' tegasnya. (pri/c5/dwi)

Keperawanan Bukan Isu Moralitas


KOMPAS.com - Keperawanan sifatnya sangat personal dan bukan isu moralitas. Jika ingin bicara moralitas, yang perlu dipersoalkan adalah moralitas publik yang menyangkut kepentingan masyarakat. Korupsi contoh paling nyatanya.

"Keperawanan seharusnya tidak boleh menjadi isu, apalagi dikaitkan moralitas dan politisasi tubuh perempuan," papar Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan, saat dihubungi Kompas Female untuk merespons wacana tes keperawanan yang berkembang di DPRD Jambi.

Persoalan keperawanan yang masih saja dibincangkan, bahkan menjadi isu, adalah cermin masyarakat yang konservatif dan berwajah patriarki, jelas Neng Dara. Tubuh perempuan dipersoalkan dengan dalih keperawanan. Bahkan menjadi politisasi tubuh dan organ reproduksi perempuan, ketika isu ini digulirkan untuk kepentingan kekuasaan.

Neng Dara menilai, isu tes keperawanan yang dikemukakan anggota DPRD Provinsi Jambi adalah bentuk politisasi tubuh perempuan. Dikatakan politisasi karena ada kecenderungan mencari perhatian masyarakat, terutama masyarakat pemilih untuk kepentingan kekuasaan.

"Harapannya isu yang digulirkan ini memperoleh dukungan, meskipun sangat merugikan perempuan," jelasnya.

Seseorang dalam kondisi perawan atau tidak adalah area privat. Status perawan juga tak menjamin baik-buruknya perilaku.

"Tidak ada jaminan seorang yang tidak perawan memiliki perilaku buruk. Seorang yang perawan juga tidak menjamin perilakunya tidak buruk," katanya, sambil menambahkan bahwa kita tidak bisa menghakimi seseorang karena ia perawan atau tidak.

Hanya akan menimbulkan trauma berkepanjangan
Psikolog klinis Lita Gading juga mempertanyakan urgensi tes keperawanan yang menjadi wacana kontroversial ini.

"Kenapa harus memikirkan hal pribadi dan internal rumah tangga semacam ini? Seharusnya hal ini tak usah dipikirkan. Isu moralitas yang lebih merusak bangsa seperti korupsi yang seharusnya dipermasalahkan," kata Lita kepada Kompas Female.

Menurut Lita, tes keperawanan seperti ini justru menimbulkan trauma baru jika benar akan diterapkan kepada anak usia sekolah.

Ini masalah stigmatis, katanya, bahwa keperawanan berhubungan dengan aktivitas seksual. Padahal, keperawanan bukan hanya terkait seks. Kecelakaan saat berolahraga bisa saja menyebabkan selaput dara robek, jelas Lita.

Wacana tes keperawanan ini lebih banyak mengarah kepada hal negatif, kata Lita. Jiwa anak akan tergoncang dan malu dalam jangka panjang, jika ternyata hasil tes menunjukkan ia tak lagi perawan. Kepercayaan dirinya akan runtuh dalam waktu lama. Remaja kemudian bisa mengalami traumatis mendalam.

"Lagipula tak mudah melakukan tes keperawanan. Seksolog yang lebih ahli memeriksanya," kata Lita, menilai wacana ini terlalu mengada-ada.

Usulan tes keperawanan sebenarnya berniat baik. Agar remaja lebih mawas diri, tidak bergaul bebas, berhati-hati melakukan aktivitas yang membahayakan keperawanan. Namun masih lebih banyak pengaruhnya negatifnya, tegas Lita.

Jika cara ini dipilih untuk mengontrol perilaku remaja, orangtua menunjukkan kegoisan dirinya.

"Ini hanya akan menjadi pembenaran orangtua supaya tidak disalahkan. Padahal tanggung jawab mendidik anak ada pada orangtua dan guru. Orangtua dengan pembenaran seperti ini adalah orangtua yang malas, dengan alasan bekerja, tak punya waktu melakukan pendekatan dengan anaknya," kritik Lita.

Jika maksud di balik ini adalah untuk mengawasi perilaku remaja, seharusnya orangtua mau lebih menyelami dunia anak remaja.

"Orangtua jangan merasa selalu benar dan menang. Orangtua jangan diktator. Cobalah untuk menganggap dari sisi terbalik. Bagaimana seandainya jika menjadi remaja dalam era kekinian. Jangan hidup di jamannya orangtua," tegas Lita.

Isu keperawanan memang sudah tak layak digulirkan. Karenanya penolakan yang lebih kuat dari kaum perempuan perlu dilakukan. Dengan melihat isu keperawanan bukan sebagai isu moralitas, kata Neng Dara.

"Perempuan harus lebih bersuara soal ini," tandasnya.

Kamis, 12 Agustus 2010

144 Prajurit TNI di Papua Idap HIV/AIDS

KOMPAS.com - Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura, Papua, mencatat hingga Mei 2010 ada 144 prajurit Kodam XVII/Cenderawasih yang positif mengidap virus HIV/AIDS.

Kepala rumah sakit tersebut Dr Yenny Purnama mengemukakan di Jayapura, Kamis (12/8/2010) dari 144 prajurit TNI yang positif mengidap HIV/AIDS itu empat diantaranya telah meninggal sedangkan yang lainnya masih menjalani perawatan dan sudah diserahkan ke Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Papua.

"Bagi prajurit yang positif mengidap HIV/AIDS mendapat perawatan intensif dari Kodam dengan memberikan obat secara rutin," jelasnya.

Ketika disinggung mengenai perlakuan terhadap prajurit yang positif terjangkit HIV/AIDS, Yenny Purnama mengemukakan, saat ini mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasanya dan pihak Kodam tidak pernah membatasi ruang lingkup mereka.

"Mereka tetap menjalankan tugas sebagai prajurit karena kami tidak ingin ada stigma terhadap mereka," ujarnya.

Ia mengatakan, selama ini selalu melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran TNI terutama di tempat-tempat yang paling rentan terkena HIV.

"Kita selalu memberitahu dan mengimbauan kepada prajurit TNI dengan cara turun langsung ke lapangan," tandasnya. Ia menghimbau kepada semua prajurit untuk mencegah hal-hal yang dapat mengakibatkan dirinya terinfeksi HIV/AIDS.

Politisi Bermental Bandit dan Artis


Jakarta - Ketika Mahkamah Konstitusi memutuskan formula calon terpilih dengan suara terbanyak untuk Pemilu 2009, akhir Desember 2008, dalam kolom ini saya menyambutnya dengan judul: Selamat Datang Bandit dan Artis. Dengan judul itu, saya hendak menegaskan, sistem pemilu baru hanya akan menghasilkan DPR yang diisi oleh para bandit dan artis.

Bandit adalah orang-orang yang merasa terhormat, namun sesungguhnya memiliki karakter jahat. Mereka kaya harta dan atau punya kuasa, sehingga ditakuti. Sangat mungkin mereka sering melakukan tindakan kriminal, tapi tidak ketahuan. Mereka tokoh, yang dengan harta dan kuasa, mudah meraup suara dalam pemilu.

Sedang artis adalah orang-orang terkenal karena aktif di panggung hiburan. Meskipun kemampuan seninya kadang terbatas, mereka cukup dikenal oleh masyarakat. Popularitasnya lebih banyak ditopang oleh televisi. Sama dengan bandit, di antara para artis memang ada yang punya minat politik, namun sebagian besar hanya memanfaatkan peluang pemilu saja.

Perkiraan saya tidak terlalu salah. Tidak semua anggota DPR terpilih hasil Pemilu 1999 berkarakter bandit dan artis. Namun kita menyaksikan, dari 70-an persen muka baru, kita menemui nama-nama asing; tak dikenal secara nasional, tapi sangat berpengaruh di lokal. Atau sebaliknya, namanya populer di seantero Nusantara, tetapi kita tidak tahu apa aktivitas sosial politiknya selama ini.

Dengan karakter anggota Dewan seperti itu, maka sebetulnya kita tidak perlu heran apabila pada tahun pertama keanggotaannya sudah kelihatan betapa buruk kinerjanya. Bayangkan saja, untuk rapat paripurna yang dilakukan pada awal dan akhir masa persidangan (rata-rata tiga bulan sekali) saja, mereka banyak membolos, apalagi untuk rapat-rapat lain yang jarang terpublikasi.

Beberapa pembolos berkoar, meskipun dirinya sering membolos dalam rapat peripurna, tapi mereka mengaku aktif dalam rapat komisi, rapat pansus, rapat panja atau rapat-rapat Dewan yang lain. Tetapi percayalah, jika data-data kehadiran rapat-rapat khusus itu dibuka, mereka akan kecele. Pada rapat-rapat khusus tersebut, pembolosnya justru lebih banyak.

Karena aktivitas pokok anggota Dewan adalah rapat, maka ketika banyak anggota yang membolos dalam rapat, dengan sendirinya fungsi-fungsi dewan tidak berjalan. Lihatlah, fungsi legislasi sangat rendah. Nyaris tidak ada undang-undang penting yang disahkan. Jika pun ada, itu lebih merupakan melanjutkan pekerjaan DPR sebelumnya.

Fungsi anggaran DPR periode ini melihatkan dua fenomena menggelikan: pertama, menyetujui apa saja yang dikehendaki pemerintah, dan; kedua, sebagai imbal baliknya, mereka meningkatkan anggaran internal, mulai dari membangun gedung megah, meningkatkan studi banding ke luar negeri, hingga menambah tetek bengek kebutuhan lain.

Fungsi pengawasan tampak hebat, ketika mereka mengusut skandal Bank Century. Namun dalam prosesnya kemudian, rapat-rapat Pansus Bank Century tampak sebagai sandiwara belaka. Sikap kritis dan daya dobrak anggota Dewan tidak berbuah apa-apa, karena tujuan mereka bukan mengungkap skandal, melainkan menaikkan daya tawar untuk menambah harta dan kuasa.

Adakah jalan atau cara agar anggota Dewan lebih bertanggung jawab atas fungsinya sebagai wakil rakyat? Beberapa usulan disampaikan, mulai dari menerapkan presensi dengan mesin pemindai, mengurangi gaji atau honor, hingga melaporkan ke Badan Kehormatan.

Tetapi percayalah, usulan-usulan tersebut jika diterapkan tidak akan berarti apa-apa bagi kinerja Dewan. Sebab ini bukan soal teknis administratif, bukan juga soal keuangan, tetapi soal mental.

Lihatlah, sudah jelas MA memvonis bersalah, tetap saja anggota Dewan itu merasa tidak bersalah, sehingga lebih suka lari ke sana ke mari menjadi buron. Lihat juga, sudah tahu pekerjaan Dewan itu seabrek-abrek, tapi masih ada anggota Dewan yang sibuk show ke sana ke mari.

Didik Supriyanto adalah wartawan detikcom. Tulisan ini tidak mewakili kebijakan perusahaan/redaksi.

TNI AL Kerjasama dengan AL Singapura, Luncurkan Radar Surpic


JAKARTA, (PRLM).- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut Republik Singapura Rear Admiral Chew Men Leong, Selasa (10/8) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur. Kunjungan kehormatan tersebut untuk meningkatkan hubungan kerja sama Angkatan Laut kedua negara sekaligus menyaksikan demo radar Surveillance Picture (Surpic) 2 Initial Launching.

Dalam demo yang mendapat sambutan meriah dari segenap undangan itu, diskenariokan dengan dua insiden yang terjadi di dua tempat yang berbeda. Insiden pertama, kapal kargo Singapura MV Sanuki kejadian pada 10 Agustus 2010 pukul 08.00 waktu setempat pada posisi 01 14.36N – 104 09.20E, bahwa sebuah perahu kecil mendekat dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan laporan tersebut, kemudian Information Fusion Centre (IFC) melaporkan melalui Surpic 2 dan diterima oleh Puskodal Batam yang juga dimonitor oleh Mabes TNI AL. Selanjutnya informasi tambahan tentang MV Sanuki melalui Acces 2 diteruskan ke unsur TNI AL yang tengah berpatroli, yakni KRI Boa-807 untuk melakukan penyelidikan.

Beberapa waktu kemudian terjadi insiden kedua, di mana kapal tanker MV Laut Adriatik berbendera Liberia melaporkan telah mendeteksi sebuah perahu mencurigakan mendekati kapal pada tanggal 10 Agustus 2010 pukul 08.30 waktu setempat pada posisi 01 09.27N 103 42.38E. IFC kemudian juga melaporkan melalui Surpic II yang diterima oleh Puskodal Batam dan diteruskan ke Maritime Security Task Force (MSTF) sehingga dapat menggerakkan unsur Angkatan Laut Singapura RSS Dauntless.

Di sela-sela demo dan peluncuran radar tersebut, Kadispenal mengatakan, Surpic 2 ini dapat difungsikan secara maksimal operasionalnya oleh TNI AL dan RSN pada medio Desember 2010. Surpic merupakan instrumen atau instalasi elektronika radar modern yang dapat memonitor perkembangan situasi di perairan Selat Malaka secara real time.

Acara ditandai dengan penekanan tombol Launching oleh Asops Kasal Laksda TNI Ignatius D.Surarto bersama Commander of Maritime Security Task Force Rear Admiral Jackson Chia, Irjenal Mayjen TNI Junaidi Jahri, Pangarmabar Laksda TNI Marsetio, M.M. serta sejumlah pejabat teras TNI Angkatan Laut lainnya. (Mun/das)***

Hanya Jawab Satu Pertanyaan, Ba'asyir Ceramahi Penyidik


JAKARTA - Selain jaringan Abu Bakar Ba'asyir, Densus 88 Mabes Polri terus menelusuri sel-sel teroris Jawa Barat (Jabar). Berdasar hasil pemeriksaan awal terhadap lima tersangka yang ditangkap di Jawa Barat akhir pekan lalu, ditemukan koneksi dengan jaringan teroris luar negeri.

"Ada keterlibatan warga asing, kini didalami penyidik. Tapi, untuk sementara bisa disimpulkan jaringan itu punya hubungan dengan luar," ujar Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komjen Ito Sumardi kemarin (11/8). Secara hierarkis, Densus 88 bertanggung jawab langsung kepada Ito selaku Kabareskrim.

Ada dua koneksi luar negeri yang didalami polisi. "Pertama, kaitan dengan mobil untuk rencana pengeboman yang dibeli dari warga Prancis," papar dia. Pria bernama Andrew itu hingga kini belum tertangkap. Polri sudah mengajukan pencegahan ke luar negeri untuk Andrew kepada pihak imigrasi.

Jika tidak bersalah dan tanpa sengaja menjual mobil itu, Andrew diminta segera melapor ke kepolisian terdekat. "Kami sudah kontak Interpol," kata mantan Kapolwiltabes Surabaya tersebut.

Mobil Mitsubishi Gallant milik Fahrur Rozi Tanjung itu diduga akan digunakan sebagai casing (sarana) bom berbahan dasar nitrogliserin. Bom tersebut, menurut polisi, sudah diuji coba di perbukitan Sumedang, Jabar.

Teknik yang memanfaatkan mobil tersebut meniru peledakan bom Bali I pada 2002, JW Marriott I (2003), dan Kedubes Australia (2004). Rangkaian yang ditemukan di Cibiru adalah buatan Soghir (tertangkap 23 Juni 2010), residivis perakit bom Kedubes Australia yang satu guru satu ilmu dengan Dr Azhari.

Untuk memuluskan aksi itu, mereka merekrut Kurnia Widodo. Lulusan teknik kimia ITB tersebut membantu peracikan bahan bom. Mereka juga memilih safe house di Cibogo, Subang, Jabar, untuk menyimpan bahan-bahan cair bom.

Polri selama ini juga yakin bahwa peledakan bom JW Marriott 2009 hingga pelatihan militer di Aceh selalu berhubungan dengan koneksi luar negeri (selengkapnya lihat grafis). Termasuk, dugaan keterlibatan Ba'asyir di pelatihan militer Aceh.

Kemarin Ito memastikan Ba'asyir mulai resmi ditahan. Polri yakin 100 persen bahwa Ba'asyir terlibat dalam kelompok yang berlatih ala militer di Jalin, Jantho, Aceh Besar.

Bahkan, menurut mantan koordinator staf ahli Kapolri itu, bukti-bukti aliran dana dari Ba'asyir sudah ada di tangan penyidik. "Ada aliran lewat rekening, ada juga yang langsung (tunai, Red). Detailnya akan jelas di sidang," ungkap dia. Bagaimana sikap bungkam Ba'asyir? Ito tersenyum. "Tidak ada masalah. Itu haknya. Yang jelas, kami punya bukti permulaan yang cukup. Jadi, jangan dibilang rekayasa," ucap dia.

Ba'asyir dikenai pasal 14 jo pasal 7, 9, 11, dan atau pasal 11 dan atau pasal 15 jo pasal 7, 9, 11 dan atau pasal 13 huruf a, b, dan c UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Ancaman maksimalnya adalah hukuman mati dan atau penjara seumur hidup.

Polri juga mengklaim memiliki bukti rekaman saat Ba'asyir melihat video latihan militer di Aceh. Berdasar rekaman itu plus keterangan para tersangka yang sudah ditahan, Ba'asyir ditangkap.

Pengacara Ba'asyir, Mahendradatta, dengan santai menanggapi klaim-klaim polisi. "Bagi kami, itu semua memang sudah ada skenarionya. Dirangkai-rangkaikan supaya ustad kelihatann terlibat," katanya.

Ba'asyir, kata Mahendra, sangat tenang dengan tudingan-tudingan itu. "Beliau siap menjelaskan semuanya di sidang nanti. Bahkan, kalau berani, buka saja video yang diakui polisi itu," ujarnya.

Mahendra menyebut Ba'asyir berpesan agar tak terlalu mengumbar energi untuk berdebat dengan polisi pada Ramadan. "Insya Allah kita gerak lagi setelah puasa," katanya.

Anggota Tim Pengacara Muslim lainnya, Achmad Michdan, menjelaskan, kemarin Ba'asyir disodori 51 pertanyaan. Tapi, hanya dijawab satu, yakni lokasi Ba'asyir diciduk Densus 88. "Yang lain, beliau akan menjelaskan di depan hakim," katanya.

Michdan yang mendampingi Ba'asyir sejak 2002 itu menjelaskan, polisi sempat memutarkan video berdurasi satu jam. "Mereka tanya apakah ustad kenal orang-orang yang ada di sana. Dijawab memang ada yang tahu satu orang, tapi nanti dijelaskan di sidang," ucapnya.

Aktivitas puasa Ba'asyir di tahanan juga lancar. Pendiri Ponpes Ngruki, Sukoharjo, itu berbuka puasa bubur dan sebelumnya menikmati sahur sop kambing. Ba'asyir berada di sel khusus yang dipisahkan dengan tahanan Bareskrim lain.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos menjelaskan, Ba'asyir justru rajin menasihati penyidik. Hal itu dilakukan mulai dia ditangkap hingga di sela-sela pemeriksaan. ''Para penyidik yang mendampingi Ba'asyir selalu dapat ceramah," kata salah satu penyidik. Bahkan, menurut Ba'asyir, seorang muslim yang menjadi anggota Densus 88 batal syahadatnya dan bisa dikategorikan murtad.

Mereka dianggap membantu kepentingan Amerika Serikat dan Yahudi dengan agenda kampanye antiterorisme untuk memberangus semangat jihad Islam. ''Ba'asyir selalu menyebut anggota Densus yang muslim mestinya tidak memerangi umat Islam," jelasnya.

Sumber itu juga mengakui Ba'asyir sangat kukuh dengan aksi diamnya. ''Kata Ba'asyir, jangankan berbicara, meminjam alat tulis polisi saja tidak mau karena dianggap haram. Alat itu dipakai untuk membantu memerangi Islam," katanya.

Selain itu, penyidik mempunyai rekaman video ceramah-ceramah Ba'asyir yang selalu mengecam Densus 88 Mabes Polri. Dia lantas menunjukkan salah satu rekaman video dalam ponsel.

Dalam video itu, Ba'asyir berada di atas mimbar dan mengisi pengajian dengan latar bendera hitam. "Hati-hati, jangan hanya karena dolar kalian masuk neraka. Densus 88 yang muslim harus tobat, sebab sudah murtad kalau membantu Amerika dan Yahudi. Batal syahadatnya," kata Ba'asyir dalam video itu.

Di bagian lain, tadi malam situs berita The Star Malaysia melansir laporan penangkapan seorang WNI dan dua warga negara Malaysia. Kepala Polisi Malaysia Tan Sri Musa Hassan mengatakan, ketiganya ditangkap kemarin di Temerloh, Pahang, dan Ampang, Selangor. Ketiga orang itu berusia antara 34-70 tahun. Ketiganya dijerat internal security act karena tercatat bahwa semuanya terlibat aktivitas yang merusak keamanan negara Malaysia.

Menurut The Star, salah satu dari mereka adalah managing director suatu perusahaan dan dua lainnya adalah kontraktor dan marketing executive. Hingga tadi malam pukul 22.30, Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengaku belum memiliki data lengkap tentang penangkapan WNI yang diduga bagian dari sel teroris itu. Faiza berjanji mengecek dan menjelaskannya hari ini. (rdl/zul/c2/iro)

RUU Komponen Cadangan RUU Ini Bisa Menjadi Pintu Masuk Teroris


KOMPAS.com — Rancangan Undang-Undang (RUU) Komponen Cadangan yang tengah direalisasikan Kementerian Pertahanan bisa memberi peluang besar legalisasi bagi milisi dan kaum fundamentalis yang masuk secara individu. Bahkan, bisa dikatakan RUU ini menjadi pintu masuk teroris mendapatkan pelatihan gratis yang dilegalkan pemerintah.

"Dengan RUU ini, terorisme dapat pelatihan gratis setelah itu keluar dan membuat jejaring," ujar Direktur Program Imparsial, Al-Araf, Kamis (12/8/2010), pada jumpa pers yang diadakan di Kantor Imparsial, Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta.

Selain itu, menurut Managing Director Imparsial, Poengky Indarti, 85 persen ancaman pertahanan Indonesia sebenarnya berasal dari dalam negeri, seperti teroris dan separatis. Dengan demikian, bisa dibayangkan jika RUU ini direalisasikan, kelompok-kelompok tersebut bisa masuk ke dalam sistem pertahanan Indonesia.

"Anggota-anggotanya secara individu akan masuk di sini. Ini bisa jadi bungkus legal untuk bersembunyi di balik komponen cadangan," ujarnya kepada para pewarta.

Dengan demikian, RUU Komponen Cadangan ini justru menjadi wadah bagi berkembangnya ancaman di dalam tubuh pertahanan Indonesia sendiri. Karena itu, Imparsial meminta RUU Komponen Cadangan jangan dibuat terburu-buru karena masih banyak persoalan di dalamnya, seperti mekanisme penolakan mengikuti komponen cadangan yang dikabarkan bersifat sukarela, tetapi nyatanya mencantumkan sanksi pidana.

Disunat, Uang Lauk TNI Penjaga Pulau Terluar


VIVAnews - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat akan memanggil Markas Besar Tentara Nasional Indonesia mempertanyakan temuan indikasi penyimpangan uang lauk-pauk (ULP) prajurit penjaga pulau-pulau terdepan. Para prajurit ini seharusnya menerima Rp40 ribu per hari, namun kenyataannya mereka hanya mendapat Rp23 ribu.

Temuan ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi I Hayono Isman usai melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Utara pada Kamis, 5 Agustus 2010. Tim Kunjungan Kerja Komisi I mengunjungi Kodam I/Bukit Barisan, Lantamal I Belawan, Lanud dan Pangkosek III Medan.

Saat berdiskusi dengan Komandan Lantamal di Belawan, Hayono menemukan ULP yang diterima prajurit marinir di pulau-pulau terdepan hanya Rp23.000, padahal semestinya Rp40.000. “Ini akan mejadi masukan yang akan kami tanyakan kepada Mabes TNI," kata Hayono seperti dilansir laman DPR, Rabu, 11 Agustus 2010.

Komisi I menyatakan akan memperjuangkan tunjangan prajurit di daerah perbatasan ini. Menurut Hayono, ada penyimpangan dalam kasus ini dan perlu ada klarifikasi dari Mabes TNI.

Komisi I DPR RI mengharapkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) lebih meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya menjaga keamanan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia dengan Konsep Minimum Essential Force Kementerian Pertahanan.

Menurut Hayono Isman, konsep ini dibuat dikarenakan keterbatasan anggaran. Meski demikian, kecendrungan perekonomian Indonesia yang semakin meningkat harus diikuti dengan peningkatan anggaran TNI.

Sabtu, 17 Juli 2010

Beban Hidup makin Berat


KEKAYAAN alam yang melimpah masih saja berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan. Jumlah yang menikmati kemakmuran sangat kecil jika dibandingkan dengan sebagian besar warga yang hidup dalam kemiskinan dengan beban hidup yang kian berat.

Lihat misalnya, kenaikan harga komoditas pertanian terutama sayur-sayuran dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya seperti telur dan daging 10% hingga 20%.

Kenaikan harga kebutuhan pokok itu antara lain akibat pasokan yang berkurang dan terganggunya distribusi pasokan karena perubahan iklim.

Dan, hampir dipastikan harga-harga kebutuhan pokok itu akan kembali mengalami kenaikan memasuki bulan puasa yang tinggal satu bulan lagi.

Kenaikan harga kebutuhan pokok itu jelas memukul kalangan marginal. Sebab pada saat bersamaan mereka juga sudah harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pendidikan anak-anak mereka memasuki tahun ajaran baru ini.

Tapi, pukulan tak berhenti sampai di situ. Beban hidup yang paling dirasakan kalangan marginal jelas akibat penaikan tarif listrik, yang mulai diberlakukan 1 Juli lalu.

Kalangan dunia usaha, yang juga terkena penaikan tarif listrik, sudah pasti tidak mau memikul beban sendirian sehingga mereka, seperti biasanya, juga menaikkan harga jual produk mereka.

Bahkan, sektor-sektor tertentu seperti industri sepatu dan tekstil sedang bersiap-siap melakukan pemutusan hubungan kerja hingga ratusan ribu orang.

Fakta itu memperlihatkan lagi-lagi pemerintah kerap mengeluarkan kebijakan yang tidak propublik, apalagi prokalangan marginal.

Penaikan tarif listrik hanyalah cermin jalan pintas dan jalan termudah yang dilakukan PLN tanpa perlu melakukan upaya keras dan serius.

Kemampuan negara untuk mengurangi beban hidup masyarakat yang kian berat itu, celakanya, terlemahkan justru oleh perilaku koruptif negara yang tidak berkurang secara signifikan.

Tengok, misalnya, tingkat korupsi yang kian masif. Begitu juga dengan tingkat kebocoran pembangunan yang kian besar, yang boleh jadi lebih dari 30% seperti pernah dikemukakan begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo.

Jelas ada yang salah dalam proses pembangunan selama ini. Keyakinan pemerintah akan trickledown effect tidaklah menjadi kenyataan. Pertumbuhan tidak otomatis melahirkan pemerataan.

Apalagi, pemerintah sangat buruk dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Itu sebabnya terjadi pelambatan dalam penurunan tingkat kemiskinan. Hanya turun sekitar 1,5 juta orang ketimbang tahun lalu.

Bila beban hidup kian berat, di tengah perilaku koruptif negara yang kian masif, amat tidaklah pantas mengklaim sukses mengelola bangsa dan negara. Bila beban hidup tidak semakin ringan dari waktu ke waktu sementara negara memamerkan perilaku korup dan manipulatif, mana tahan...!!!