Selasa, 21 Desember 2010

Inilah Alasan Pria Sulit Meminta Maaf

PRIA dikenal sulit meminta maaf, ternyata hal itu memang benar adanya. Para ilmuwan Kanada mencoba membuktikannya pada sebuah penelitian.

Menurut informasi yang dilansir CyberNews dari geniusbeauty, dari penelitian tersebut diketahui perbedaan kemampuan pengakuan rasa bersalah antara wanita dengan pria yang cukup signifikan. Hal ini dikuatkan juga penemuan jurnal science, bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan yang signifikan saat meminta maaf.

Penelitian melibatkan 66 sukarelawan (33 pria dan 33 wanita). Selama dua minggu, para peneliti mencatat emosi sukarelawan yang terkait dengan hubungan mereka dengan orang lain.

Cukup mengagetkan, dari penelitian tersebut terungkap juga saat berargumen, 30 persen wanita cenderung menggunakan kata kasar dibandingkan pria. Dan pria justru lebih tenang saat bereaksi dan kebal terhadap penghinaan.

Dalam hasil penelitian, ditemukan kecenderungan pria meminta maaf dan mengakui kesalahannya ketika terlibat konflik sangat kecil. Sedang 35 persen wanita lebih bersifat terbuka dan mengakui kesalahannya dibanding pria.

Perbedaan utama dalam pengakuan kesalahan antara pria dan wanita bisa terlihat dalam hubungan yang mereka jalani. Wanita cenderung berpikir secara emosional, takut menyakiti perasaan pasangannya, dan segera meminta maaf jika melakukan kesalahan. Sedangkan pria jauh lebih rasional dan butuh penjelasan logis atas alasan kenapa mereka harus meminta maaf.

Nuryati: Mantan TKW yang Sekarang Jadi Dosen

Jakarta - Kepergiannya menjadi tenaga kerja wanita (TKW) pada 1998 lalu hanya untuk satu tujuan: dapat uang banyak guna meneruskan kuliah. Kini, ia tidak hanya berhasil menggondol gelar sarjana, namun menjadi dosen hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.

Nuryati Salopari tampak sumringah sore itu. Mengenakan kebaya warna kuning emas, ia dianugerahi piagam penghargaan Purna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Motivator di depan Wakil Presiden Boediono. Nuryati dinilai sebagai sosok TKI yang mampu menjadi motivasi bagi TKI-TKI lainnya.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menakretrans Muhaimin Iskandar di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/12/2010). Selain Nuryati, ada lagi 4 mantan TKI lainnya yang memenangkan penghargaan dengan berbagai kategori.

Kisah sukses ibu 3 anak itu berawal ketika ia menamatkan pendidikan SMA tahun 1998. Akibat kesulitan ekonomi, Nuryati tidak bisa meneruskan pendidikannya ke tingkat S1. Ia pun akhirnya memutuskan menjadi TKW ke Arab Saudi.

"Alasan saya untuk ke sana (Arab Saudi) saat itu untuk mencari modal kuliah," kata Nuryati saat ditemui detikcom usai acara.

Nuryati mengatakan, di Arab Saudi, ia bekerja sebagai baby sitter pada satu keluarga. Beruntung, ia mendapatkan majikan yang cukup baik. Sang majikan bahkan mau mengontraknya untuk bekerja selama 10 tahun.

"Majikan saya mau langsung kontrak 10 tahun, tapi saya bilang mau kuliah untuk kepuasan batin saya. Sebab kalau sudah tua dan tidak kuliah, pasti saya akan menyesal," kisah Nur, yang belum lama melahirkan putra ketiganya ini.

Memang, kata Nur, dirinya saat itu menghadapi dilema. Ia harus menyisihkan remitannya (pendapatan) untuk membantu kehidupan orangtua dan adik-adiknya di Indonesia. Namun, tekad untuk kuliah tidak bisa ditahan-tahan lagi.

"Suatu ketika saya melihat prosesi wisuda Universitas Al Ahzar, Mesir, yang ditayangkan melalui televisi. Keinginan saya semakin kuat. Alhamdulillah akhirnya majikan saya juga mengizinkan," ungkap Nuryati.

Sepulang dari Arab Saudi, Nuryati langsung mendaftar ke univeritas tempatnya kini mengajar. Keberuntungan kembali diraih, ia bisa meneruskan studinya ke jenjang S2 di Universitas Jaya Baya, Pulomas, Jakarta Timur.

Nurhayati pun punya pesan kepada rekan-rekannya yang kini masih berjuang mencari penghidupan lebih baik di negeri orang. Ia menyarankan agar uang yang didapat dari hasil bekerja di luar negeri dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang produktif. Selama ini, para TKI biasa langsung menghabiskan uang tersebut untuk membeli sesuatu, lalu kembali lagi merantau.

"Kedua, investasikan uang itu untuk pendidikan. Ilmu itu sangat berguna dan tidak akan pernah habis," tutup Nurhayati, yang juga bersuamikan seorang dosen itu.

Intip Gaya Bercinta Pria Lewat Kebiasaannya

VIVAnews - Kebiasaan buruk pria ternyata juga menggambarkan gaya bercintanya. Mungkin terdengar aneh, tetapi tidak ada salahnya Anda mulai memperhatikan kebiasaan pasangan, lalu lihat bagaimana gaya bercintanya. Berikut beberapa kebiasaan pasangan yang bisa Anda perhatikan, seperti dikutip dari Times of India.

- Kecanduan ponsel
Apakah pria Anda terus-menerus sibuk dengan ponselnya? Jika jawabannya "Iya", bisa jadi pertanda buruk. Itu karena Anda dan dia cenderung tidak memiliki koneksi yang intens. Begitu pun saat bercinta, pasangan akan sangat mudah terganggu konsentrasinya sehingga menjadi kurang memuaskan. Akan lebih baik, jika minta ia mematikan ponselnya saat sedang bercinta.

- Suka berdandan
Pria yang suka berdandan memang selalu bersih dan wangi. Tetapi jika ia cenderung metroseksual dan sangat 'mencintai' dirinya sendiri, kemungkinan ia egois saat bercinta. Ia akan cenderung hanya akan memikirkan keinginannya daripada keinginan Anda.

- Cara makan
Akan sangat menyenangkan jika bisa berbagi makanan dengan pasangan. Tetapi jika pasangan merasa kesal atau tidak suka untuk berbagi makanan dengan Anda, ini bisa jadi pertanda kalau ia cenderung keras kepala saat bercinta. Anda butuh kesabaran ekstra menghadapinya dan temukan cara yang agar ia bisa "takluk"

- Si pelit
Tiap orang memang memiliki cara pandang berbeda soal uang. Tetapi jika pasangan jarang sekali atau cenderung pelit untuk memberikan tips pada pelayan misalnya, ia juga bisa jadi jarang memberikan kecupan atau pelukan hangat pada Anda.

- Tidak suka memperlihatkan kemesraan
Beberapa pria tidak suka memperlihatkan kemesraan dengan pasangannya di depan umum, meskipun itu sekadar berpegangan tangan. Ini bisa jadi pertanda kalau ia bermasalah dalam hal kepercayaan diri dan kenyamanan. Hal ini membuatnya cenderung kaku saat bercinta.

Garuda Bakal Ofensif


RMOL. Meng­hadapi Timnas Malaysia, pelatih Alfred Riedl memberi satu penegasan: ­tidak akan main bertahan.

“Mung­kin kami hanya sedikit bertahan di awal pertandingan karena me­reka bisa mencari celah di awal,” jelas Riedl.

Bekas pelatih Vietnam, Laos dan Palestina ini mengingatkan para pemainnya harus berhati-hati di laga pertama, terutama yang su­dah mengantongi kartu kuning.Mereka adalah; Ahmad Bustomi, Muhammad Rid­wan, Hamka Hamzah yang diterima pada leg kedua se­mi­final dan Oktovianus Maniani, dan Cristian Gonzales pada leg per­tama.

Paling yang mengesalkan Riedl yakni kartu kuning yang di­terima Bustomi dari wasit Mo­radi Masoud Hasanalo. Ketika itu, Bustomi diganjar kartu aki­bat provokasi bek Filipina Anton del Rosario. “Ketika itu saya sa­ngat marah, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Riedl.

Siap Membalas

Dari kubu Malaysia, semangat pasukan berseragam Kuning Hitam untuk membalas keka­lah­an 1-5 di babak penyisihan grup sa­ngat tinggi. Mereka tak ingin tam­pil seperti ayam sayur meng­hadapi laga final, terutama di leg pertama di depan pub­lik­nya sen­diri.

Ambisi ini terucap dari bek Muslim Ahmad yang me­nga­takan timnya akan berusaha me­nak­lukkan kekuatan “Pasukan Ga­ruda”.

“Tak ada yang tahu apa yang menimpa kami saat ber­temu per­tama dengan Indonesia. Kami se­perti ayam tanpa kepala, ber­lari kesana kemari tanpa tahu arah,” ujar Ahmad.

Kendati berusaha menga­lah­kan Indonesia, Ahmad belum ta­hu strategi apa yang akan di­tu­runkan timnya. Di antara para pemain Indonesia, dua pemain yang paling ditakuti yakni Chris­tian Gonzales dan Ok­tovianus Maniani.

“Gonzales memiliki ketang­guh­an fisik luar biasa begitu juga Okto yang memiliki kecepatan saat berlari, mereka akan men­jadi masalah besar. Kami harus mewaspadai keduanya,” ujar bek Young Tigers itu.

Sedangkan pelatih Rajagopal mengatakan timnya saat ini su­dah siap untuk revans. “Tim ka­mi se­karang bukan tim se­be­lumnya ke­tika Malaysia kalah 1-5. Kami akan tampil beda,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah mengetahui kekuatan tim Indo­nesia.

“Indonesia adalah tim bagus saya sudah mempelajari kekuatan mereka. Dua wing back Indonesia perlu diwaspadai, apalagi mereka mampu membuat gol juga. Selain itu striker Indonesia juga bagus-bagus,” ulasnya. [RM]

Memaknai Pergantian Tahun


MEMAKNAI PERGANTIAN TAHUN MELALUI HUBUNGAN MANUSIA DENGAN WAKTU

Atho B. Smith

Pergantian tahun dalam sistem penanggalan berlangsung secara periodik dan konstan. Penanggalan menurut kalender Hijriyah (lunar system)baru saja memasuki tahun baru dari 1431 ke 1432. Dalam hitungan hari kedepan, kita juga akan melewati pergantian tahun Masehi (solar system) dari 2010 ke 2011. Banyak hal yang dapat ditandai dengan fenomena ini, terutama soal hubungan manusia dengan perjalanan waktu tersebut.

Jika dilihat dari aspek ini, barangkali hanya sedikit orang yang menyadari bahwa hubungan kita dengan waktu, la’sana meletakkan manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya keatas ‘ban berjalan’*. Setiap orang yang berada diatasnya secara fisik bebas melakukan apa saja yang dikehendaki, kecuali satu, yaitu MEROBAH MEKANISME KERJA ban berjalan itu, baik mempercepat, memperlambat, menghentikan, apalagi memutarnya mundur.

Akan tetapi, pertanyaan essensiilnya bukanlah pada soal mekanisme kerja itu, melainkan pada pertanyaan; KEMANA ban berjalan ini akan membawa seluruh “penumpang”nya’ itu? Kenyataan telah membuktikan bahwa para penumpang selalu dihantar menuju ke muaranya, yakni “tempat pembuangan akhir” (TPA)** yang biasa dikenal dengan istilah KEMATIAN. Tentang berapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing ‘penumpang’ hingga sampai ke tempat tujuan, tidak seorangpun yang mampu memastikannya, karena “lokasi” TPA itu sendiri sangat “gelap” dan tidak bisa dilihat dengan alat apapun, apalagi dengan kasat mata. Yang bisa diketahui hanyalah bahwa soal itu bergantung pada 2 hal, yakni : Dari mana ia mulai “menumpang”, dan bagaimana kondisi terkini-nya. Itupun hanya perkiraan semata. Yang pasti, semakin lama ia berada diatasnya, semakin dekat pula ia ke TPA.

Pertanyaan penting lainnya adalah : ADA APA DIBALIK TPA ITU, SEDANGKAN SEMUA MAKHLUK HIDUP HARUS MENUJU KESANA? Untuk menjawab pertanyaan ini, manusia hingga sekarang tidak mampu membuka ‘tabir’ supaya ia bisa melihat apa yang sesungguhnya ada di TPA itu. Dengan menggunakan teknologi secanggih apapun yang dimilikinya, manusia tidak mampu menguak rahasia itu. Melalui ilmu-ilmu metafisika sekalipun, ternyata juga tidak ditemukan jawaban yang pasti, semuanya “mengambang”. Lalu, dari mana bisa ditemukan jawabannya, ataukah tinggallah ia sebagai suatu misteri yang abadi? Disinilah letak keunikannya karena sifat dasar curiosity yang dimiliki manusia selalu menjadi semacam ‘stimulus’ untuk mengungkap misteri tersebut.

Suatu hal yang harus diakui manusia yaitu bahwa ia mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, termasuk juga dalam hal “berpikir” dan “berusaha”. Artinya, diluar kekuasaan manusia ternyata juga ada kekuasaan lain yang jauh melampaui kekuasaan manusia. Kekuasaan atau kekuatan jenis ini oleh para ilmuwan disebut sebagai TRANSENDEN.

Menyadari akan kekurangannya, manusia perlu menelusuri bagaimana memahami sifat transenden itu, dan SIAPA PEMILIKNYA. Sejauh ini sifat transenden itu hanya bisa dipahami lebih detail melalui jalur AGAMA. Mengapa demikian? Karena di dalam agama manusia DIAJARKAN melalui wahyu antara lain bahwa segala yang ada di alam semesta ini ADA PENCIPTANYA, sekalipun mungkin tanpa wahyu manusia juga bisa menyadari (setelah menggunakan akal sehatnya) bahwa tidak mungkin sesuatu yang mekanisme kerjanya sangat teratur seperti yang terlihat di alam semesta ini, lalu tidak ada yang merancangnya. Pasti ada yang medesainnya, dan DIA itu adalah MAHA PENCIPTA, yang dikenal sebagai TUHAN.

Banyak informasi yang diterima manusia melalui jalur ini yang sebelumnya tidak pernah diketahui karena memang hal itu sengaja diberitahukan oleh Sang Pencipta, walaupun hanya dalam skala yang kecil saja. Nah, salah satu informasi penting yang diperoleh dari agama yaitu bahwa dibalik TPA itu (post mortem), ADA KEHIDUPAN LAIN, yang merupakan kelanjutan dari kehidupan sebelumnya (kehidupan duniawi), yang dikenal sebagai KEHIDUPAN UKHRAWI (HEREAFTER). Pertanyaan selanjutnya adalah : “Bagaimana suasana “kehidupan” manusia di tempat itu”? Untuk menjawabnya, tentu saja manusia harus merujuk pada prinsip-prinsip dan doktrin-doktrin sebagaimana yang diajarkan oleh agama, karena disitu sebagian sudah dijelaskan bagaimana suasana dan kondisi manusia di tempat tersebut.

Agama sejauh ini mengajarkan bahwa manusia sesudah mati akan mengalami suasana kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Dua hal saja yang mungkin ditemuinya, yakni ia akan SENANG selamanya, atau kemungkinan lain ia akan TERSIKSA selamanya juga. Hal itu bergantung pada ‘posisi’ dimana nantinya ia berada. Setelah ditentukan posisinya, maka tempat itu akan dihuninya secara permanen/abadi. Lantas, bagaimana memastikannya? Atas persoalan ini, agama juga sudah memberikan ‘resep dan rambu-rambunya’. Tinggal bagaimana manusia meyakini hal itu sebagai suatu kebenaran dan bagaimana pula ia mematuhinya sebagai suatu keharusan. Yang pasti, kita semua yang masih berada diatas ban berjalan ini, sedang dihantar menuju kesana. Sementara pergantian tahun hanya merupakan isyarat atau pertanda saja akan jarak yang sudah kita lewati selama dalam perjalanan ini. Demikianlah, semoga ada manfaatnya, wallahu a’lam bissawab / Allah jualah yang lebih mengetahui / God knows the truth.