Sabtu, 08 Agustus 2009

Diawali Penangkapan Mozahri

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Penggerebekan yang berujung kematian Noordin M Top ternyata diawali dari penangkapan terhadap Mozahri dan dua keponakannya, yakni Arif (38) dan Hendra (34). Dengan demikian, saat penggerebekan hanya ada Noordin seorang diri di rumah Mozahri di Kampung Beji, Desa dan Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Informasi yang didapat dari petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror di lokasi penggerebekan menyebutkan, kecurigaan terhadap Mozahri sebenarnya sudah lama. Hari Selasa (4/8) lalu, ia diketahui pulang bersama seseorang yang diduga kuat sebagai Noordin M Top. Mozahri menjemput Noordin dari Jepara.

Sejak itu, Noordin tinggal di rumah Mozahri, dan tidak keluar-keluar lagi. Petugas Densus pun mencari celah untuk bisa melakukan penyergapan. Diperoleh informasi, Mozahri mengenal Noordin lewat anaknya yang bernama Tatak, yang saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Jumat (7/8) sore kemarin, polisi menangkap Arif dan Hendra, dua keponakan Mozahri di luar rumah. Penangkapan dilanjutkan terhadap Mozahri. Ketika itu, Mozahri baru pulang dari sawah.

Jumat petang hingga malam dan berlanjut pada Sabtu pagi inilah polisi terus mengepung dan berkali-kali meledakkan bom serta menghujani rumah Mozahri dengan rentetan tembakan, sampai akhirnya buronan kakap itu benar-benar tewas.

Saat penggerebekan, Arif dan Hendra diamankan dalam sebuah Toyota Innova yang diparkir sekitar 50 meter dari rumah Mozahri. Di dalam mobil, Arif sempat berteriak-teriak tidak takut mati dan bom. Karena itu, polisi kemudian membekap mulut Arif menggunakan plakban.

Tidak ada komentar: