Sabtu, 18 Oktober 2008

Survei NLC: SBY Melesat Salip Megawati

JAKARTA, KAMIS - Pamor calon presiden Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah menyalip capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

SBY bergerak naik tujuh poin, dari 27 persen pada bulan Juli menjadi 34 persen menjadi bulan September. Sebaliknya, posisi Mega anjlok dari 28 persen pada bulan Juli menjadi 22 persen di bulan September. Sementara itu, pamor capres Partai Gerindra Prabowo Subiakto naik 4 persen, dari 11 persen pada bulan Juli menjadi 15 persen pada bulan September.

Demikian hasil survei yang dilakukan oleh National Leadership Center (NLC) bekerja sama dengan lembaga survey dunia Taylor Nelson Sofress. Survey komprehensif ini dilakukan mulai dari 15-26 September 2008 di 30 provinsi, dari tingkat pedesaan hingga perkotaan.

Survei ini menggunakan metode systematic random sampling dengan sampling error kurang lebih 2,5 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.Sementara itu, pamor-pamor tokoh lainnya, seperti Sri Sultan Hamengkubowono IX, Wiranto, Abdurrahman Wahid, Jusuf Kalla, Sutiyoso, Soetrisno Bachir, Akbar Tandjung, Surya Paloh, dan Amien Rais juga mengalami penurunan.

Sri Sultan turun 2 persen, dari 6 persen menjadi 4 persen, Wiranto turun 1 persen, dari 5 persen menjadi 4 persen, Gus Dur turun 1 persen, dari 4 persen menjadi 3 persen.Selanjutnya, Jusuf Kalla turun 1 persen, dari 2 persen menjadi 1 persen, Sutiyoso tetap satu persen, sedangkan calon lainnya NLC tidak memiliki data yang lengkap.

Menurut Presiden Direktur NLC Taufik Bahaudin, pihaknya tidak meneliti penyebab turunnya pamor para tokoh tersebut. Namun, Taufik mengatakan, survey tersebut setidaknya menunjukkan ada yang salah dengan strategi kampanye.

"Seperti PDIP, apakah semboyan partai wong cilik yang diusung Megawati itu masih sesuai? Apakah strategi memasang gambar Bung Karno di belakang Megawati ketika berpidato masih efektif?" kata Taufik kepada Kompas.com, Kamis (9/10) di Jakarta

Tidak ada komentar: