Minggu, 09 Mei 2010

Mencari Perempuan Vokal di DPR


Pada saat Komisi III DPR RI memanggil pihak-pihak yang terkait dalam kasus Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah, yang tampak vokal adalah para anggota dewan yang kebetulan berjenis kelamin pria. Seperti Fachri Hamzah, Benny K Harman, atau T Gayus Lumbuun.

Padahal kalau melihat daftar anggota komisi III banyak juga anggota-anggota perempuan seperti Peggi Patricia Pattipi (PKB),Susaningtyas Nefo Handayani K (Hanura), Hj Himmatul Alyah Setyawaty (Demokrat), atau Hj Dewi Asmara SH (Partai Golkar).

Harus diakui wacana di parlemen memang dikuasai oleh para legislator pria yang memang mayoritas menguasai kursi parlemen tampaknya ’’lebih siap’’ sebagai wakil rakyat. Hanya beberapa anggota dewan perempuan yang mampu ’’mencuri’’ perhatian dengan berbagai pernyataan yang menggelitik.

Di antaranya adalah dr Ribka Tjiptaning Ploretariyati, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) yang menjadi Ketua Komisi IX DPR RI periode 2009-2014 yang membidangi masalah kependudukan, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi ini dikenal sebagai anggota dewan yang sering jadi incaran wartawan karena berbagai pernyataan-pernyataan yang memang layak untuk dikutip.

Seperti sikap kritisnya terhadap menteri kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Bagi Ribka, memimpin komisi IX merupakan kesempatan kedua karena pada masa bhakti periode 2004-2009, Ribka juga mempimpin Komisi IX.

Ribka memang tidak hanya bisa mengkritisi soal-soal yang berkaitan dengan kesehatan, tapi juga cukup mampu bicara tentang masalah perburuhan maupun kependudukan yang memang jadi bagian kerja komisinya.

Memang kalau melihat masa kerja DPR RI periode 2009-2014 yang baru dilantik bulan lalu ini belum bisa jadi ukuran kalau para perempuan yang menjadi wakil rakyat di Senayan periode ini yang vokal hanya Ribka Tjiptaning. Kemungkinan para perempuan parlemen lain juga akan mampu menarik perhatian dengan berbagai pernyataan yang menarik.

Dengan begitu suara-suara yang muncul dari gedung DPR RI di Senayan tidak hanya suara-suara para anggota parlemen laki-laki saja.

Harapan anggota DPR RI perempuan bersuara masih ada. Kita lihat masih ada Rieke Diah Pitaloka, artis dan aktivis perempuan yang juga dari FPDIP dan oleh fraksinya juga ditempatkan di Komisi IX.

Harapan sebagai vokalis perempuan juga tertuju pada Nova Riyanti Yusuf, aktivis perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili Partai Demokrat dan oleh partainya ditempatkan di Komisi IX.

Dari Partai Demokrat para perempuan yang mengisi kursi DPR RI, seperti Hj Vera Febyanty, Dr Indrawati Sukadis, Inggrid Maria Palupi Kansil, Hj Meilani Leimena Suharli dan sejumlah kader perempuan Partai Demokrat tentu diharapkan tidak hanya sekadar duduk tapi juga mampu menyuarakan suara rakyat yang diwakilinya.
Artis Artis Nurul Arifin yang menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan ditempatkan di Komisi II tentu diharapkan mampu menjadi penyambung lidah rakyat di Senayan.

Untuk jadi vokalis Senayan, tampaknya Nurul memang punya banyak modal, selain banyak tampil berbicara di berbagai seminar-seminar, juga aktif dalam berbagai kegiatan untuk kesetaraan gender dan penanggulangan HIV /AIDS.

Dari Partai Keadilan Sejahtera ada Dra Yoyoh Yusroh yang oleh partainya ditempatkan di Komisi 8. Politisi yang dikenal sebagai ustadzah ini pada periode lalu dikenal cukup mewarnai parlemen.

Bahkan ada salah satu stasiun televisi swasta yang menempatkan Dra Yoyoh Yusroh sebagai salah satu Kartini Politik, selain Yoyoh dari PKS ada Hj Ledia Hanifa Amalia.

Di Partai Amanat Nasional (PAN) ada Hj Nidalia Djohansyah Makki, yang selain dikenal sebagai pengusaha juga merupakan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Dra Mardiana Indraswati, Ratu Munawarah Zulkifli dan Wa Ode Nurhayati.

Di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada Dra Hj Okky Asokawati yang sebelumnya aktif sebagai peragawati, foto model dan penulis. Ia oleh partainya ditempatkan di Komisi IX, kemudian Irna Narulita, Dra Hj Wardatul Asriah, Reni Marlinawati, dan Hj Norhasanah, MSi.

Untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada Hj Lili Chodidjah Wachid, adik kandung KH Abdurachman Wachid, tokoh perempuan NU yang dikenal kenyang pengalaman berorganisasi.

Di DPR RI, Hj Lili Chodidjah Wachid ditempatkan di Komisi I, komisi yang di antaranya pertahanan, politik keamanan dan hubungan luar negeri.

Srikandi PKB di DPR yang lain adalah Hj Masitah SAg, Hj Ida Fauziah,Hj Anna Muawanah dan Peggy Patricia Patipi.

Untuk Partai Gerakan Indonesia Raya(Gerindra) harapan vokalis perempuan bisa muncul dari Rachel Maryam Sayidina.

Rachel sebelumnya dikenal sebagai artis ini oleh partainya ditempatkan di Komisi I, Putih Sari SKG, Noura Dian Hartarony yang berada di Komisi X dan Hj Mestariani Habie yang ditempatkan di Komisi II.

Untuk Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) harapan vokalis tertumpu pada Dra Hj Soemintarsih Muntoro yang berada di Komisi I, Miryam S Haryani yang berada di Komisi II dan Susdaningtyas Nefo Handayani di Komisi III.

Memang kevokalan seorang anggota dewan tidak hanya ditentukan oleh seringnya mengeluarkan pernyataan dan pernyataan itu dikutip media.

Tapi berbagai statemen yang muncul dari anggota dewan yang sering muncul itu juga bisa menunjukkan kualitas sang anggota dewan, termasuk juga memperlihatkan keberpihakannya pada rakyat yang diwakili.

Sebagai rakyat kita berharap memang dari para perempuan yang duduk di dewan itu bisa lahir SK Trimurti baru, Aisyah Amini baru atau vokalis macam Roekmini Koesoma Astoeti, yang sempat tercatat sebagai vokalis perempuan yang disegani pada zamannya. (Hamid Nuri, pemerhati masalah sosial, tinggal di Yogyakarta-80)

Tidak ada komentar: