Sabtu, 10 Mei 2008

Saatnya Kebangkitan Beruang Merah


Presiden Vladimir Putin telah memukul gong kebangkitan militer Beruang Merah. Penerbangan patroli pembom strategis jarak jauh kembali dihidupkan. Latihan perang dengan negara sekutu dikobarkan. Ibukota Moskwa dijaga rudal pertahanan udara terbaru. Anggaran militer pun didongkrak 30%. Adakah ini pertanda kebangkitan sang penguasa Blok Timur?

Ada dua hal yang menjadi prioritas dalam pembangunan militer Rusia saat ini. Pertama, Angkatan Bersenjata (AB) Rusia ditujukan guna mencegah semua agresor yang berniat menyerang tanah Rusia. Langkah yang diambil pemerintah Rusia dalam hal ini adalah membina dan mendayagunakan kekuatan nuklir strategisnya untuk melakukan first strike sebelum negara itu diserang musuh.

Ini sungguh sesuatu yang baru, kata Piotr Butowski dalam artikel AirForces Monthly (Juli, 2007). Karena, semasa Perang Dingin, USSR telah menjamin tidak akan melakukan first strike, apalagi dengan menggunakan kekuatan nuklirnya.

Prioritas kedua, adalah menindak segala bentuk agresi lokal yang datang dari dalam negeri dengan tujuan mengacaukan stabilitas negara. Cara yang diambil untuk hal ini adalah meningkatkan kesiapan tempur (combat readiness) dari semua unsur angkatan perang Rusia. Ini berarti, pemerintah Rusia tidak akan mengambil jalan kompromi bagi segala bentuk ancaman yang bisa merutuhkan negara federasi Rusia.

Program 2006-2015
Guna menopang kebutuhan pembangunan militer yang besar tersebut, Rusia telah menaikkan anggaran militernya 25-30%. Tahun 2004 anggaran militer Rusia mencapai 138 miliar rubel (£2,68 billion), tahun 2005 naik menjadi 184 miliar rubel (£3,56 billion), dan tahun 2006 menjadi 236 miliar rubel (£4,57 billion). Terakhir, pada 2007 anggaran naik lagi menjadi 300,5 miliar rubel (£5,9 billion). Padahal, perlu dicatat, angka inflasi tahunan di Rusia mencapai 9-11%.

Untuk anggaran 2007, hampir setengahnya digunakan bagi pembelian dan modernisasi peralatan. Kemudian 60 miliar rubel untuk perawatan dan 97 miliar rubel untuk riset dan pengembangan.

Daftar belanja senjata 2006-2015 telah dituangkan dalam GVP-2015 yang ditandatangani Presiden Putin pada November 2006. Di situ antara lain disebut, sebanyak £96 billion dianggarkan untuk biaya pemodalan program 10 tahun ke depan. Sebagian besar dana akan digunakan untuk pembangunan kekuatan nuklir strategis termasuk pembelian 66 rudal balistik antarbenua (ICBM) Topol-M, pembangunan 34 Komando Pusat Peluncur ICBM dan pembuatan lima kapal selam bersenjata rudal balistik.

Tahun 2015, Komando Penerbangan Strategis akan mengkaji 50 pesawat pembom jarak jauh dan meng-upgrade hampir separuhnya dengan sistem avionik terbaru dilengkapi rudal jelajah. Termasuk dalam armada ini adalah Tu-95MS dan Tu-160.

Dalam sepuluh tahun ke depan AU Rusia (VVS) akan menerima sedikitnya 250 pesawat baru dan helikopter. Sementara 770 unit dari yang operasional saat ini akan masuk bengkel peningkatan kemampuan sehingga setara lagi dengan pesawat baru. (World Defence Almanac mencatat, pada 2003 AU Rusia memiliki 3.416 pesawat).

Pejabat Rusia memberikan info, sebagian dari pesawat baru tersebut di antaranya 58 pembom taktis Su-34 Fullback, 67 heli tempur Mi-28, 12 heli tempur Ka-52, 60 pesawat latih Yak-130 dan 18 pesawat angkut ringan Il-112V.

Untuk pertahanan udara, VVS juga akan membangun 18 Skadron Rudal Antipesawat dengan rudal terbaru S-400 Triumf (SA-21 Growler). Rudal yang sama digunakan juga oleh Batalion Pertahanan Udara Angkatan Darat di sekitar ibukota Moskwa.

Penguatan VVS
VVS yang telah digabung dengan Komando Pertahanan Udara (PVO) tahun 1998 saat ini diawaki oleh sekitar 180.000 personel (setengah dari jumlah personel AU AS). Menaungi 80 Resimen Udara dan kurang lebih 30 Resimen Rudal Antipesawat. Markas Komandonya berlokasi di Balashika, dekat Moskwa, yang tidak lain adalah bekas Markas Komando Pertahanan Udara. Saat ini Kepala Staf VVS dijabat Colonel General Alexander Zelin (dilantik 10 Mei 2007), menggantikan Army General Vladimir Mikhailov yang menjabat sejak 21 Januari 2001.

Modernisasi pesawat juga menyentuh jet pencegat MiG-31BM Foxhound. Uji prototipe pesawat dilaksanakan di wilayah Akhtubinsk. Selain itu uji jet-jet tempur upgraded juga dilakukan di Lipetks. Misalnya modernisasi jet tempur Su-27SM dan pembom taktis Su-24M2 Fencer serta pesawat penyerang Su-25SM.

Uji beragam helikopter dilaksanakan di Torzhok. Di antaranya upgraded heli tempur Mi-24PN Hind, Ka-50/52 dan lainnya. VVS juga memiliki sub-divisi di delapan Air Army. Enam di antaranya menginduk ke Unit Stasiun Udara milik Distrik Militer setempat. Sementara dua Air Army yang lain dibangun lebih mandiri dengan tujuan fungsional (functional purpose). Yaitu 37th Air Army berkekuatan pembom strategis jarak jauh dan 61st Air Army berkekuatan pesawat angkut An-26 dan An-12.

Saat ini AB Rusia juga tengah mengkaji kemungkinan konsolidasi antara Resimen Rudal Antipesawat VVS dengan unit Space-Missile Defence (RKO). Setelah direalisasikan, namanya akan menjadi Air and Space Defence (VKO). Presiden Putin diberitakan sudah menyetujui rencana peleburan dua komando strategis ini.

Akibat diabaikan?
Keputusan Presiden Rusia mengaktifkan kembali penerbangan patroli pembom jarak jauh (17/8) didasari kekecewaan karena "negara lain" tidak mengikuti jejak yang dilakukan Rusia. "Saya harap negara-negara lain memaklumi langkah kami," ujar Putin di sela pembukaan latihan militer besar-besaran dengan Cina tanpa merinci negara mana yang dimaksudnya.

Sebagaimana diketahui, sejak 1992 mengakhiri era Perang Dingin, Rusia telah menghentikan program patroli pembom jarak jauhnya. Namun, langkah yang bersifat unilateral dan telah dilaksanakan Rusia selama 15 tahun ini menurut Putin nyatanya tidak diikuti negara lain.

Kantor berita AFP melaporkan, sekurangnya 20 pembom strategis dilengkapi rudal dan pesawat pendukung pengisi bahan bakar di udara, diterbangkan Rusia guna melakukan patroli rutin 20 jam sehari. Mereka terbang dari tujuh pangkalan udara dan meng-cover wilayah strategis di Lautan Pasifik serta Lautan Atlantik. "Kami harap mitra kami memahami langkah ini. Pilot kami terlalu lama menganggur, kini mereka gembira karena bisa beraktifitas lagi," tambah Putin berdiplomasi.

Dalam artikel di Christian Science Monitor, Fred Weir melihat langkah baru Rusia sebagai buntut terjadinya military gestures (gerak isyarat militer) dalam hubungan diplomatik Rusia-Barat (AS). Ia mengutip pernyataan Sergei Stroklan, ahli hubungan luar negeri Rusia yang mengatakan, "Sangat jelas bahwa Kremlin kini lebih banyak mendengar dan memberi lebih kepada para jenderal."

Dengan langkah mengaktifkan lagi penerbangan patroli pembom jarak jauh tersebut, mau tidak mau Rusia akan "memaksa" AS dan NATO melakukan scramble pesawat pencegatnya. Dan hal ini terjadi lagi sejak era Perang Dingin berakhir.

Kedok SCO
Bulan lalu Rusia dan calon adidaya baru China melakukan latihan militer bersama melibatkan enam negara yang tergabung dalam Shanghai Cooperation Organization (SCO). Latihan militer dipusatkan di wilayah Chelyabinsk. Sebanyak 6.500 personel serta lebih 100 pesawat terlibat dalam latihan ini.

Memang Putin memberi penegasan kalau latihan tersebut tidak ada kaitannya dengan isu mendirikan Cold War-style Military Bloc. Sesuai tujuan SCO yang didirikan tahun 2001, kerjasama lebih ditujukan untuk pembangunan ekonomi bersama di mana pada akhirnya anggaran militer masing-masing negara akan terdongkrak olehnya.

Meski demikian, beberapa kalangan Barat tetap nyinyir dan menilai SCO dengan anggota China, Rusia, Uzbekistan, Kyrgyztan, Kazakhstan dan Tajikistan itu sebagai "Club of Dictators". Tanggapan dari Rusia sendiri beragam. Umumnya mereka tidak terlalu ambil peduli. Lihat misalnya komentar Ivan Safranchuk, Direktur World Security Institute di Moskwa. Ia mengatakan, "SCO jelas sekali menginginkan agar Amerika Serikat meninggalkan Asia Tengah. Itu memang politik utamanya."

Terlepas dari kontroversi di atas, Rusia sepertinya memang berkeinginan mengembalikan nama besar Soviet zaman dulu. Ahli militer Alexander Goltz yang dikutip CBSNews (19/8) memberikan kritikan pedas. "Sekarang para pemimpin militer kami sudah punya uang yang cukup untuk membuat karikatur kedidayaan militer Soviet. Mereka ingin mengembalikan adidaya itu. Tetapi, rencana itu masih bercampur-aduk. Harusnya mereka lebih realistik mana yang bisa diraih dan mana yang tidak. Mengembalikan simbol-simbol kedigdayaan Soviet tentu tidak akan semudah itu," ujarnya. (*)

Beberapa Armada Militer Rusia
Antonov: An-12, An-26, An-30, An-72, An-124
Ilyushin: Il-18, Il-22, Il-76/K/MD, Il-78/M, Il-80, Il-82
Kamov: Ka-50, Ka-52, Ka-60
MiG: MiG-23, MiG-25U/RB, MiG-29, MiG-31, MiG-35
Mil: Mi-2, Mi-8/MT, Mi-17, Mi-24/PN, Mi-26
Sukhoi: Su-24/MR/SM, Su-25, Su-27, Su-30, Su-33, Su-34, Su-35
Tupolev: Tu-22MR/M3, Tu-95MS, Tu-134UBL/Sh, Tu-154, Tu-160
Yakovlev: Yak-18, Yak-130

4.500 Pesawat Hingga 2025
Rusia menyanangkan pembuatan 4.500 pesawat hingga 2025. Biaya yang dibutuhkan mencapai 250 miliar dollar AS. Alexei Fyodorov, Direktur MiG Corporation yang juga Direktur Umum United Aircraft Corporation (UAC) bulan lalu mengatakan, setiap bulan Rusia akan membuat 100 pesawat militer, 100 pesawat angkut dan 300 pesawat sipil. UAC didirikan tahun 2006 sebagai perusahaan mega-holding pengoordinir semua pembuatan pesawat di Rusia. Sebagian besar saham UAC dimiliki pemerintah Rusia. (ron)

Tameng Baru Moskwa
Ibukota Moskwa diperkuat Batalion Pertahanan Udara bersenjatakan rudal darat ke udara terbaru S-400 Triumf (SA-21 Growler) sejak 6 Agustus 2007. S-400 dibuat oleh pabrik Almaz Central Design Bureau. Mempunyai kemampuan menghancurkan pesawat siluman, jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik sampai jarak jangkau 400 km. Kemampuan S-400 dua kali lipat rudal MIM-104 Patriot produksi AS. (ron)

Pechora pun Disiagakan
Kalau rudal S-400 disiagakan untuk menghancurkan target jarak jauh, maka rudal antipesawat terbaru Pechora-2M disiagakan untuk melumat target dibawah jarak 35 km. Jet tempur seukuran F-16 dapat dilumat hingga jarak 30 km, sementara pesawat yang lebih besar bisa digasak hingga jarak 35 km. Pechora-2M punya kemampuan lebih dari pendahulunya S-125 Pechora (SA-3 Goa). Baterai rudal ini pun tidak akan terdeteksi oleh rudal udara ke darat antiradiasi AGM-88 Harm. Pechora-2M bersifat mobile dan dapat dipasang dalam 25 menit (S-125 butuh tiga jam). Tidak salah, 10 mentri pertahanan negara CIS sangat kesengsem membeli rudal ini. (ron)

Reaksi Inggris
Inggris termasuk negara yang kebakaran jenggot akibat patroli rutin yang dijalankan Rusia. Kejadian pertengahan bulan lalu buktinya. AU Inggris (RAF) segera menerbangkan jet pencegat Eurofighter Typhoon untuk mengintersep pembom strategis Tu-95MS Bear dan Tu-160 Blackjack yang nyelonong mendekati wilayah udara Inggris di kawasan Atlantik Utara. Apa kata Rusia? "Sudah kami bilang, itu kan patroli rutin pembom kami di wilayah Lautan Atlantik, Pasifik sampai ke Laut Hitam dan Kutub Utara," tangkis juru bicara AU Rusia Kolonel Alexander Drobyshevsky.

Tidak ada komentar: