Kamis, 26 Juli 2012

Jalan Kaki Porong-Jakarta, Korban Lumpur Lapindo Klaim Diprovokasi

Jakarta Penyesalan disampaikan Hari Suwandi yang dahulu dikenal sebagai korban Lapindo. Dalam tayangan di TvOne dia mengaku menyesal atas aksi jalan kaki Porong-Jakarta. Dia juga meminta maaf selama aksinya mencemarkan nama baik keluarga Bakrie. Hari menyampaikan itu dalam wawancara di TvOne dengan Indiarto Priadi pada Selasa (24/7) malam. Tayangan wawancara itu bisa dilihat di website TVOne hingga Kamis (26/7/2012). Hari tampil dengan membawa tongkat yang setia menemaninya, baju lurik, serta istri dan anaknya. Dalam wawancara dengan Indiarto, Hari dengan lancar menuturkan penyesalannya. Dia juga mengaku ada pihak-pihak tertentu yang membuatnya melakukan aksi jalan kaki. "Aksi ini kami lakukan karena dorongan dari kawan-kawan yang tidak bertanggung jawab, yang intinya saya sebagai tameng," jelas Hari. "Anda mengatakan Anda didorong orang lain? Makanya anda berjalan dan Anda menyesali itu? Anda juga di beberapa tempat menyatakan meminta keluarga Aburizal Bakrie bertanggung jawab dan sebagainya? Anda menyesal mengatakan itu? Apakah Anda mengatakan ini dari dasar hati Anda?" tanya Indiarto. "Saya betul-betul sangat-sangat menyesal sekali. Pada dasarnya keluarga Bakrie masih mampu menyelesaikan semua permasalahan di korban lumpur Sidoarjo tepat pada waktunya, dan kami sebagai manusia tak luput dari kesalahan kami. Saya Hari Suwandi sekeluarga memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga besar Aburizal Bakrie, khususnya Bapak Aburizal Bakrie, yang mana dalam perjalanan saya dari Porong sampai ke Jakarta, saya banyak mencemarkan nama baik Aburizal Bakrie," jawab Hari. Dalam wawancara itu juga dia menyebutkan bahwa aksinya ini dilakukan dengan reflek dan tiba-tiba. Dia mempunyai inisiatif sendiri kemudian diprovokasi oleh kawan-kawannya, sehingga melakukan aksi seperti itu. "Karena dorongan warga saya, setiap hari menangis dan meminta tolong kepada saya, tetapi ternyata mereka hanya menjadikan saya sebagai sebuah alat," tutur Hari. "Anda sebelumnya ngomong bahwa Anda didorong-dorong orang tertentu?" terang Indiarto. "Yang jelas, hanya sebagian kecil satu dua orang saja. Itu pun mereka tidak ada komitmen, untuk memberi penyemangat saya, pada waktu saya jalan kaki. Telepon atau SMS saja, mereka tidak pernah. Jadi saya hanya jadi alat permainan mereka. Sekali lagi saya tidak ada ganjalan dalam hati saya, walaupun perjuangan saya ke Jakarta ini tidak berhasil," ungkap Hari.

Tidak ada komentar: