Sabtu, 08 November 2008

Kubu McCain dan Palin Ribut


BOSTON, KOMPAS - Ribut merebak antara kubu John McCain dan Sarah Palin. Media AS, termasuk televisi Fox dan CNN, hari Kamis (6/11) memberitakan, penyebab pertikaian antara kubu calon presiden dan wakil presiden dari Partai Republik ini antara lain Palin tidak paham bahwa Afrika adalah sebuah benua.

Palin bereaksi atas semua itu. ”Saya kecewa dengan media-media besar AS. Begitu gampang memunculkan berita, yang seharusnya dikonfirmasikan lebih dulu,” kata Palin saat mendarat di Anchorage, Alaska, Rabu malam.

Menurut The Canadian Press, Palin tidak tahu bahwa Afrika itu sebuah benua. Palin bahkan mengira Afrika adalah sebuah negara dan Afrika Selatan adalah bagian dari satu negara Afrika. Isu ini beredar di televisi Fox.

”Itu benar-benar merupakan ulah dari orang yang berpikiran sempit. Saya tidak mau berkomentar soal itu, hingga saya tahu siapa yang membocorkannya,” kata Palin kepada Fox.

Juga disebutkan, Palin tidak tahu negara mana saja yang menjadi anggota Area Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). NAFTA adalah area perdagangan bebas yang beranggotakan Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

Kubu McCain menuduh The New York Times sebagai sumber dari semua informasi itu.

Setelah kalah dalam pemilu 4 November, tak satu pun pihak McCain yang mau berhubungan lagi dengan kubu Palin. Ketika sudah mengetahui kekalahan, muncul ketegangan antara kubu McCain dan Palin. Palin ingin berpidato sebelum giliran McCain mengaku kalah sekaligus menghibur para pendukung. Namun itu ditolak oleh kubu McCain, dengan alasan tidak tepat.

Hari-hari terakhir kampanye, hubungan kubu McCain dan Palin makin tegang. Kejengkelan makin memuncak ketika Palin tertipu dan menerima telepon dari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Minggu. Ternyata si penelepon adalah Sarkozy palsu alias pelawak Kanada bernama Sebastian Trudel Audette. ”Istri saya (Carla Bruni) mengagumi Anda,” kata Audette, yang dijawab Sarah Palin dengan mengatakan, ”Kirim peluk cium saya untuknya.”

Steve Schmidt, ahli strategi McCain, langsung mengadakan pertemuan dan menegaskan, ”Tidak boleh ada yang menyetujui percakapan telepon dari pihak luar dengan Palin tanpa sepengetahuan kubu McCain.”

Orang kepercayaan Palin, Steve Biegun, menyatakan sangat bersalah karena dia menyetujui percakapan itu tanpa memeriksa lebih dalam siapa si penelepon.

Kubu McCain juga jengkel setelah wawancara yang menghebohkan antara Palin dan Katie Couric dari televisi CBS pada 24 September. Pada wawancara itu, Palin mengatakan paham soal kebijakan luar negeri. Alasannya, dia bertetangga dengan Kanada, bahkan Rusia bisa dia lihat dari rumahnya di Alaska. Wawancara ini membuat pamor McCain-Palin hancur.

Setelah wawancara itu, kubu McCain mengatakan jengkel karena Palin tidak mau diberi saran sebelum wawancara dengan CBS berlangsung. Padahal, pemberian saran itu penting karena kubu McCain sudah kecewa karena Palin tidak tahu Afrika. Setelah terpukul dengan wawancara itu, Palin dikabarkan malah melempar kesalahan dengan menuduh kubu McCain tidak memberi masukan yang memadai.

Tuduhan boros

Tuduhan lain yang menyebar adalah Palin sangat boros menghabiskan uang milik Komite Kampanye Partai Republik. Di sebuah toko terkenal di AS, Palin pernah menghabiskan 150.000 dollar AS dalam sehari untuk membeli baju. Padahal, untuk urusan pakaian dan penampilan, kubu McCain sudah mempersiapkan segalanya. Namun, Palin dikabarkan tidak suka diatur soal pakaian dan penampilan.

The Los Angeles Times memberitakan, suami dan anak-anak Palin juga memanfaatkan uang Republik untuk membeli tas merek Louis Vuitton dan sepatu bermerek serta berharga mahal untuk suaminya. Kepada Newsweek, kubu McCain mengatakan barang-barang keperluan pribadi untuk keluarga Palin itu dibelikan donor pengagum Palin.

Atas ulahnya itu, Palin dijadikan kambing hitam sebagai salah satu penyebab kekalahan Republik. ”Saya mengagumi McCain, hubungan kami tetap baik. Namun, jika saya telah menyebabkan kekalahan, saya meminta maaf,” kata Palin.

Dia mengatakan, ”Saya baik- baik saja. Tidak ada rasa sakit hati dan kecewa. Ini politik, ada hal- hal sulit sekaligus menyenangkan, tetapi semuanya baik-baik saja,” kata Palin kepada wartawan di Anchorage.

Tidak ada komentar: