Minggu, 28 Agustus 2011

Idul Fitri dan Manusia Baru


Besok, kita merayakan Hari Raya Idul Fitri.Di hari Lebaran ini, semua manusia merasa gembira dan senang karena telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.


Dan,Allah berjanji, jika puasa dilakukan dengan penuh keimanan dan perhitungan,maka dosa-dosa kita yang lalu akan diampuni. Kita seperti bayi baru lahir yang tidak punya dosa. Bak kertas putih bersih tanpa coretan.Kita menjadi “manusia baru”. Kata Idul Fitri sering diterjemahkan sebagai “kembali kepada fitrah”.

Secara bahasa (lughah), fithrah berarti al-khilqaf (naluri, pembawaan) dan ath-thabi’ah (tabiat, karakter) yang diciptakan Allah SWT untuk manusia. Namun, Idul Fitri juga bisa diterjemahkan sebagai kembali kepada naluri/pembawaan “asli”. Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian).

Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali pada fitrah. Pada awal kejadian, semua manusia dalam keadaan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan (Rabb).

Dalam istilah sekarang ini dikenal dengan “perjanjian primordial” sebuah perjanjian manusia dengan Allah yang berisi pengakuan ketuhanan sebagaimana difirmankan dalam surat al-A’raf 7:172, “(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ’Bukankah Aku ini Tuhan-mu?’ Mereka menjawab: ’Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi’. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ’Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)’.

Seiring perkembangan, banyak manusia melupakan Allah serta melakukan dosa dan salah kepada Allah dan kepada sesama manusia. Untuk itu, memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan membangun kembali pengabdian hanya kepada Allah adalah sebuah keharusan sehingga kita semua dapat menjadi hambahamba muttaqin dan hamba yang tidak punya dosa.

Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertobat dan dosa kepada sesama manusia dapat terhapus dengan silaturahmi. Paling tidak,ada beberapa kriteria orang yang kembali kepada fitrah. Pertama, memiliki kesalehan sosial.Yakni, seperti disebutkan Allah dalam surat al-Ma’un. Orang yang memiliki kesalehan sosial, dia akan bersikap baik kepada anak yatim piatu dan fakir miskin, serta memberi pertolongan kepada yang membutuhkan.

Kedua, memiliki kesalehan rohani. Dia akan senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah kapan pun dan di mana pun.Ketiga,memiliki kekuatan doa. Dia akan menjaga kedekatan dan pengharapannya kepada Allah dengan doa-doanya. Keempat, memiliki kebutuhan untuk bergabung dengan lingkungan yang saleh.

Kelima, merasa mudah dalam beramal saleh atau melakukan kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.” (QS al-An’am:125).

Keenam, memiliki kecerdasan diri, selalu introspeksi diri, dan memperbaiki diri. Allah SWT berfirman, ”Innamal mu’minuunalladziina idzaa dzukirallaaha wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat ‘alaihim ayaatuhu zaadat’ hum iimaanan wa ‘alaa rabbihim yatawakkaluuna. Alladziina yuqiimuunashshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquun. Ulaaika humul mu’minuuna haqqan lahum darajaatun ‘inda robbihim wa maghfiratun wa rizqun kariim. Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allahgemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”( QS Al Anfal: 2-4).

Semoga keenam ciri itu ada pada diri kita dan kita menjadi “manusia baru”. Seperti bayi baru dilahirkan karena semua dosa kita telah diampuni. Akhirnya, saya sampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431. Kullu ’aamin wa antum bikhair. Mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan dan kekhilafan saya.SURYADHARMA ALI Menteri Agama Republik Indonesia

Tidak ada komentar: